Medan, bah!

Dari Berastagi, kami tancap gas menuju Medan mengejar makan siang di restoran Jemadi, di kawasan kota yang terkenal dengan gulai kepala ikan. Namun apa daya restoran itu hari Minggu tutup.

Kami pun menemukan di sekitar itu restoran Padang-Melayu bernama Goyang Lidah di Jl. Krakatau yang mirip dengan restoran Jemadi, tetapi tidak ada menu gulai kepala ikan. Kami bertiga makan dengan lahap dan menghabiskan Rp. 113.000.

Setelah makan siang kami langsung cek in di hotel JW Marriott Medan. Jl. Putri Hijau no. 10. Telp (62-61) 455 3333 / 451 7333 dan fax. (62-61) 452 3333. E-mail: jwmarriott.medan@marriott.com


Hotel JW Marriott Medan

Tidak dapat disangkal, it's the real first five star in Medan. Hampir setiap malam coffee shop penuh. Karena masyarakat Medan mendambakan service F&B yang berkualitas internasional, tidak tanggung-tanggung dikerahkan dua orang chef dari India dan Amerika, mereka masih menawarkan tarif promo US$ 79.


Bersama adik ipar Eli Hafild

Pada sore harinya kami mengunjungi adik ipar Eli Hafild di kawasan Johar Permai dalam rangka silaturrahmi dan mencari informasi soal ulos.

Setelahnya, karena kami kelelahan saat itu, kami pulang ke hotel dan hanya mencicipi vegetable soup dan sandwich di coffee shop lalu langsung menuju kamar dan tidur lelap.

Keesokan paginya setelah ngopi dengan adik kelas di ITB, Andoko Alimin, yang sekarang menjadi Area Manager Carrefour Sumatra, kami berburu oleh-oleh ke Pasar Sentral, sebuah pasar tertua di kota Medan, dengan becak motor yang bertarif Rp 10 ribu.


Becak motor

Objek pertama adalah pasar ulos, berada di lantai dasar bagian belakang. Kami terkejut melihat variasi ulos yang sangat beragam dari berbagai daerah Batak, antara lain Tapanuli Selatan, Karo, Berastagi dan lain-lain. Harganya berkisar dari Rp 50 ribu sampai Rp 1 juta. Kami sedih melihat stok ulos yang sudah bertahun-tahun tidak terjual dan sebagian sudah berlubang, dijual dengan harga hanya puluhan ribu rupiah.


Pusat Ulos di Pasar Sentral

Yang pasti setelah melihat beragam ulos terasa adat istiadat yang tinggi dimiliki oleh warga Batak.


Ikan Asin & Terasi


Membeli ikan asin

Kemudian istri saya memburu ikan pari asin dan teri yang merupakan khas Medan, tempatnya tidak jauh dari pasar ulos. Harga ikan pari Rp 75 ribu/kg dan teri Rp 60 ribu/kg. Di sebelahnya dijual terasi Medan Rp 10 ribu dalam satu pak kecil, dan kata penjualnya, sehari ia dapat menjual 200 pak.


Bersama penjual terasi

Terasi di sini biasa disebut Belacan Jermal. Jermal adalah sebuah bangunan dari kayu yang terletak di laut dangkal khusus untuk membuat terasi dari udang.

Setelah selesai belanja, kami mengejar makan siang di Sun Plaza, mal terbesar di Medan. Di sana kami memilih sup ikan Batam, mie Aceh dan ayam Hainan. Kesemua makanan dan minuman seharga Rp 82.500.

Dari mal kami mampir di toko Bolu Medan terkenal, Meranti, Jl. Kruing No. 2 K Medan. Tlp. (061) 453 8217. Keistimewaannya adalah bolu gulung spesial dengan berbagai rasa dengan harga Rp 45.000 - 70.000. Jika Anda membeli 4 buah, maka Anda mendapatkan sebuah dus terikat rapi siap masuk bagasi pesawat.

Kemudian kami kembali ke hotel, untuk mandi yang lama menghilangkan bau ikan asin dan terasi. Lalu bersiap untuk meninggalkan Medan dengan Garuda jam 7 malam ke Jakarta.

Sebuah kunjungan singkat tapi padat selama dua malam dan kami merasakan budaya yang tinggi di daerah Sumatra ini.

Horas!

No comments :