Kartini Masa Kini






Vitri Cahyaningsih Mallarangeng

Gelar Doktor untuk Pendamping Menteri.

Sebagai istri Menteri Pemuda dan Olahraga, Vitri Cahyaningsih Mallarangeng, ia senantiasa selalu berusaha meningkatkan kapasitas dan kemampuan dirinya dengan terus belajar dan menuntut ilmu. Bertekad memajukan UKM.

Dan menjelang, peringatan hari Kartini, yang menjadi inspirasinya selama ini, ibu tiga anak ini berhasil meraih gelar Doktor Bidang Strategic dari Universitas Indonesia, 17 April 2012 lalu. Vitri dinyatakan lulus dengan predikat "Sangat Memuaskan".

Disertasi yang disusun Vitri berjudul " Pengaruh Lingkungan dan Turn Around Strategy terhadap inovasi dan kinerja UKM kerajinan."

Kini, setelah meraih gelar doktor, Vitri berkeinginan untuk tetap bisa mengajar sebagai dosen. Hingga kini, Vitri tercatat sebagai dosen Universtitas Nasional Jakarta.

Sri Mulyani Indrawati
Srikandi Indonesia di Pusaran Ekonomi Global.
Penguasaannya atas isu-isu pembangunan membawa Sri Mulyani pada posisi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Namanya sempat diunggulkan sebagai kandidat orang nomor satu di lembaga itu.
Sebuah survei yang digelar seorang pengelola blog menunjukkan, ada 9000 orang lebih yang menghendaki Sri Mulyani menjadi Presiden Bank Dunia.
Sejumlah gagasan dan program yang dibawa Sri Mulyani di Indonesia membuat dirinya dinobatkan sebagai tokoh paling berpengaruh di Asia oleh Singapore Institute of International Affair. Sepak terjangnya yang lumayan fenomenal adalah dalam upaya memangkas utang yang besar dan menetapkan kebijakan sistem kenaikan gaji pegawai negeri sipil.
Armida Alisjahbana
Tetap Enjoy di Mana Pun Bekerja
Bertugas mengarahkan perahu ekonomi Indonesia. Pengalaman sivitas akademika membantu Armida Alisjahbana melaksanakan tugas negara.
Armida ikut bertanggung jawab menentukan cetak biru arah pembangunan nasional. dan ini dilakukan melalui rencana pembangunan jangka menengah (RPJM).
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memang jeli memilih Armida. Armida merupakan kandidat paling akhir yang diwawancara presiden dan wakil presiden terpilih waktu itu, sekita Oktober 2009. Akhirnya, SBY dan Boediono benar-benar meminangnya jadi Menteri PPN / Kepala Bapenas.
Menjadi salah satu wanita yang menjabat di pemerintahan, Armida mengaku tak ada kesulitan. Sebab, baginya, dimanapun bertugas kuncinya adalah bekerja sebaik-baiknya. "Jaga amanah, lakukan dengan senang hati dan enjoy,"katanya.




Karen Agustiawan

Karen adalah perempuan pertama yang memimpin Pertamina, perusahaan BUMN terbesar di Indonesia. Ibu tiga anak ini didaulat menjadi Dirut Pertamina sejak 5 Februari 2009 

Perempuan pertama yang menjadi Direktur Utama Pertamina ini menempati urutan teratas dalam daftar 50 perempuan pelaku bisnis paling kuat di Asia. Ia mendongkrak kinerja Pertamina dengan membukukan laba tertinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Peran Karen dalam mendongkrak kinerja Pertamina itu membuatnya masuk daftar 50 wanita pelaku bisnis paling kuat di Asia versi Frobes. Karen berada diurutan teratas. Forbes menyebutkan bahwa daftar itu disusun berdasarkan peran para pebisnis perempuan tersebut dalam manajemen perusahaan-perusahaan pencetak keuntungan besar.



Noni Sri Aryanti Purnomo
Dengan setumpuk gelar dari universitas luar negeri, Noni Purnomo membantu bisnis yang didirikan neneknya. Perusahaan dan keluarga berada di atas kepentingan pribadinya.
Sukses besar di bisnis taksi memberi energi bagi Blue Bird untuk merambah bidang lain di luar usaha transportasi. Kini, perusahaan telah membangun Resort Lombok dan beberapa manufaktur seperti Restu Ibu dan Ziegler Indonesia. Didalamnya, sebanyak 33.000 karyawan beraktivitas setiap hari.
Di Blue bird, ia berupaya memberikan ide dan improvisasi baru agar Blue Bird semakin maju. Noni mengembangkan marketing strategic dan public relations. Di Blue Bird Group, dua bidang itu tak pernah dimiliki sebelumnya.
Dari tangannya, lahir pula total quality management, sebuah sistem yang berfungsi memperbaiki manajemen perusahaan.

Irawati Setiady
Memulai karier sebagai manajer di anak usaha kalbe farma, lalu menempati berbagai posisi puncak disana. Kini ia menjadi orang nomor wahid di salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Berbagai penghargaan juga menghampirinya.
Di Indonesia, kalbe kini menjadi perusahaan farmasi dalam negeri terbesar, baik aset maupun penjualan di bidang farmasi. Sejumlah penghargaan diraih Irawati karena kerja kerasnya. Yang paling baru, ia menjadi salah satu dari 36 wanita Indonesia yang memperoleh anugerah "Perempuan Indonesia 2012".
Dibawah kepemimpinannya pula, Kalbe menorehkan prestasi sebagai 2nd Best for Investor Relation Versi Majalah Asia Money, awal januari lalu. Fortune Indonesia juga memasukkan sebagai salah satu penerima penghargaan Fortune Indonesia Most Admired Companies.

Shinta Widjaja Kamdani
Memulai bisnis sejak usia 13 tahun, Shinta Widjaja Kamdani terus menapak karier hingga mencapai jenjang tertinggi. Majalah Forbes menabalkannya sebagai satu dari 50 pebisnis paling berpengaruh di Asia. Tetap menjadi CEO yang sukses di rumah tangga.
Sebagai putri konglomerat Johny Widjaja, pendiri Sintesa Group yang bergerak di bisnis industri, properti sampai distribusi.
Memasuki tahun 1999, sepuluh tahun dari masa awal kariernya, Shinta sudah berhasil duduk sebagai Managing Director PT Widjaja Tunggal Sejahtera yang bergerak dalam bisnis investasi.
Pada tahun 2000-2002, Shinta sempat melanjutkan pendidikan ke Harvard Business School Executive Education di Boston Amerika Serikat.
Sejak itu, kariernya terus meroket sampai akhirnya didaulat menjadi Managing Director Sintesa Group yang memiliki 17 anak usaha.


Putri K. Wardani
Mengawali karier sebagai management trainee. Ingin membawa dan melihat Mustika Ratu semakin meluas dan digemari di dalam negeri dan menjadi global brand asal Indonesia di mancanegara.
Tetap menarik dan cantik di usia 52 tahun. Dialah Putri Kuswisnu Wardani. Sejak awal tahun lalu, ibu satu anak ini meneruskan tongkat kepemimpinan di PT Mustika Ratu Tbk dari tangan sang Ibunda, BRay Mooryati Sudibyo. Perlu waktu panjang bagi putri untuk menjadi orang nomor satu di perusahaan kosmetik dan jamu terbesar di Tanah Air.
Di tangan Putri, Produk Mustika Ratu mampu menjadi pemimpin pasar, seperti Slimming Tea, Mustika Ratu, Minyak Zaitun Mustika dan Masker Bengkoang.
Berbagai penghargaan pun mengalir, baik dari dalam maupun luar negeri.
Putri membuktikan bahwa di tangannya, Mustika Ratu semakin maju dan berkembang. Hingga akhirnya secara resmi Mooryati menyerahkan tampuk kekuasaan Mustika Ratu kepada Putri pada Januari 2011. Kedepan, Putri memiliki obsesi yang masih harus dicapainya.


Rieke Diah Pitaloka
Semua sikap politik Rieke itu dibangun dari gagasan Soekarno dan Kartini. "Kartini itu luar biasa banget menurutnya. Kartini berbicara mengenai emansipasi antara manusia dan manusia lain. Ia juga mendorong emansipasi bangsa yang satu dengan bangsa lainnya. Itu tampak dari isi surat-surat Kartini kepada temannya di Belanda, Stekka. Kartini pun mengkritik ketimpangan antara masyarakat kecil dan priyayi.

Rina Iriani
Pada awal kepemimpinan, dia mengaku menghadapi "badai, banjir juga cercaan dan hinaan luar biasa", termasuk karena dia perempuan. Hal ini tampak dari terkatung-katungnga pelantikan Rina, meskipun telah terpilih dengan mengantongi 25 suara dari 45 anggota DPRD. Proses pelantikan Rina yang terpilih dengan suara mayoritas tiba-tiba ditolak anggota DPRD yang telah memilihnya.
Alasana penolakan itu, kemenangan yang diraih Rina dicurigai dicapai dengan cara-cara kotor, yaitu menggunakan politik uang, meskipun kasus krusial itu telah diseleseikan melalui jalur hukum dan majelis hakim PT UN Semarang tegas memutus tidak menemukan politik uang. Setelah setahun terpilih, barulah Rina dilantik Gubernur Jawa Tengah saat itu, Mardiyanto.
Rina menilai, kepemimpinan daerah, baik laki-laki maupun perempuan, sebetulnya sama. Syaratnya satu, bisa menerima masyarakat dengan karakter yang berbeda. Karena perempuan juga ingin mengabdikan diri untuk negeri ini.

Nurul Arifin
Salah satu penghargaan yang tak pernah dilupakannya adalah ketika terpilih sebagai Young Global Leaders dari World Forum, Swiss, pada Januari 2005.
Dunia aktivis sosial yang digelutinya, ditambah seabrek penghargaan tadi, membuat ibu dua anak ini memutuskan untuk terjun ke dunia politik, bergabung dengan Partai Golkar.
Nurul pun menjadi calon anggota legislatif pada Pemilu 2004, tapi gagal mendapat kursi. Baru pada pemilu berikutnya, Nurul berhasil menjadi anggota dewan. Agenda politik yang diusung "artis senayan" ini tak jauh dari aktivitas yang digelutinya selama ini, yakni masalah hak-hak perempuan dan persoalan HIV/AIDS. Nurul yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar ini bertekad akan terus memperjuangkan hak-hak kaum hawa.

Ida Widyastuti
Ida Widyastuti adalah alumnus sekolah perhotelan yang kemudian "tersesat" dalam bisnis makanan ringan. Sukses yang diraihnya merupakan muara dari jalan panjang yang melelahkan. Awalnya, wanita kelahiran Demak, Jawa Tengah, Oktober 1974, itu hanyalah penjual emping melinjo di pasar Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, yang tak punya kios sendiri. Dengan berdagang emping saja saat itu, kehidupan Ida sudah sangat berkecukupan. Namun ia merasa belum puas. Pada 2003, Ida mulai berpikir melebarkan sayap ke makanan kecil jenis lain. Untuk mendapatkan produk yang berbeda dari produk kebanyakan, ia berkeliling daerah Jawa Barat dan melihat-lihat berbagai jenis makanan kecil di pasar Bandung, Cianjur, Indramayu, Ciamis dan Cirebon.
Dengan begitu, usaha kecil - menengah bisa berproduksi tanpa memikirkan modal kerja. Dengan produksi yang makin lancar, kini Mekarsari memiliki gudang di Denpasar, Bali dan Sidoarjo.

Emma Sri Martini
Kerja keras Emma membangun Sarana Multi Infrastruktur mulai berbuah manis. Perusahaan yang dipimpinnya berhasil menarik minat para investor swasta. Tidak hanya dari dalam, melainkan juga luar negeri, seperti Jepang, Korea, Eropa dan Kanada. Dibawah Emma pula, SMI sekarang memiliki anak perusahaan bernama PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF).
Ke depan, Emma berharap, SMI lebih berperan dalam percepatan pembangunan di Indonesia. Ia pun mengarahkan SMI untuk memberikan bantuan bagi stakeholder guna mempersiapkan proyek yang baik untuk ditawarkan kepada investor.
Suryatati A. Manan
Sebuah kejutan diterima Suryatati A. Manan pada ulang tahunnya yang ke 40, 14 April 1993. Ia mendapat kado spesial dari anak sulungnya. Bukan perhiasan, baju atau barang berharga melainkan sebuah puisi.
Di tengah kesibukannya sebagai wali kota, Tatik terus menulis puisi. Hingga kini, telah ada empat kumpulan puisi tunggal, yakni Melayukah Aku (2007), Perempuan Walikota (2008), Surat untuk suami (2010), dan Sejak Kita berjauhan (2011). Selain empat buku itu, ia juga menerbitkan dua kumpulan puisi bersama Martha Sinaga, wartawati dan penulis senior. Terkait dengan kondisi perempuan di Indonesia, Tatik menyatakan, secara umum sekarang lebih baik." Sebagai perempuan, ia juga berharap, tak ada lagi kekerasan dan pelecehan terhadap kaum hawa.

Retno L.P Marsudi
Menjadi orang Indonesia pertama yang dianugerahi bintang jasa Grand Officer dari Raja Norwegia. Diplomasi kuliner merupakan salah satu strategi untuk menggenjot ekspor Indonesia ke Negeri Belanda.
Retno kini sedang berusaha menggenjot angka ekspor Indonesia ke Belanda yang tiap tahun mencapai US$ 5 milyar, didominasi palm oil dan furnitur. Salah satu taktik yang ditempuh Retno adalah "diplomasi kuliner". Retno menjelaskan bahwa masakan Indonesia sangat terkenal di Belanda. Saking terkenalnya, banyak turis asing Eropa yang ketika berlibur di Belanda, bahkan belum pernah ke Indonesia, mencicipi dulu masakan Indonesia di Belanda. Disana, untuk merayakan acara-acara spesial, pasti larinya ke restoran Indonesia. Ada 1600 restoran Indonesia di sana.

Tri Rismaharani
Nominee World Mayor - Prize 2012. Perempuan pertama pimpin Surabaya. Arsitek penghijauan kota. Baru masuk gelanggang politik, tapi tangguh meredam gelombang tekanan parlemen.
Tahun 2011, Surabaya mampu mempertahankan Adipura kategori kota metropolitan, yang diraih sejak 2006. Bandingkan dengan Jakarta yang tahun lalu gagal meraih penghargaan lingkungan hidup kota itu. Meski jadi walikota baru dua tahun, prestasi Surabaya lima tahun teakhir dalam meraih adipura ini tak lepas dari kiprah Risma.
Sebelum menjabat Ketua Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota, Risma menjadi Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan, 2005-2008. Ia tercatat perempuan pertama jadi kepala dinas pertamanan. Risma bermimpi mengubah kota berlogo ikan dan buaya yang panas dan keas ini menjadi sejuk dan nyaman.

Nova Rianti Yusuf
Perjuangan untuk membela mereka yang terganggu jiiwanya ini mulai terbuka lebar ketika ia berkecimpung di dunia politik. Adalah Anas Urbaningrum, yang ketika itu menjabat sebagai Ketua Bidang Politik dan Otonomi Daerah Partai Demokrat (PD), mengajaknya bergabung. Nova yang sedang berada di tahun kedua spesialisinya diminta menjadi anggota legislatif utusan partai warna baru itu.
Prioritasnya sekarang adalah menggolkan RUU kesehatan jiwa. Kalaupun belum berhasil, Nova bertekad tetap konsisten memperjuangkan kesehatan jiwa, baik lewat praktek maupun tulisan. Jika kelak tidak di dunia politik lagi, ia berencana mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa berbasis komunitas.Di usia yang masih muda, Nova telah membuktikan bahwa seorang perempuan berhasil di banyak bidang.

Susatiningtyas Nefo Handayani Kertopati
Perjalanan hidup perempuan yang satu ini terbilang unik. Ia terbilang sukses melakoni beberapa dunia yang berbeda satu sama lain. Sebagai profesional, ia sempat mengenyam posisi sebagai Direktur Komunikasi - Advisor Group Texmaco. Di dunia politik, ia dua kali terpilih menjadi anggota DPR dari partai berbeda. Sebagai intelektual, ia diakui sebagai pengamat sekaligus pengajar bidang yang langka diminati kaumnya : intelijen.
Sebagai intelektual dan pengajar bidang intelijen, Nuning masih menyimpan banyak harapan dan cita-cita. Ia menilai, kualitas divisi intelijen di TNI dan Polri masih terus diperbaiki. Diperlukan peningkatan kemampuan personel dan koordinasi yang lebih terintegrasi untuk mereduksi konflik dan gangguan keamanan yang muncul belakangan ini.

Khofifah Indar Parawansa
Bintang Khofifah Indar Parawansa tidak redup, meski tidak lagi menempati jabatan publik kenegaraan. Banyak tokoh negeri ini bisa menempati posisi strategis pada kelembagaaan sosial karena terdongkrak oleh posisi pentingnya dalam kelembagaan negara.
Pernah tercatat sebagakai "vokalis" muda Senayan zaman akhir Orde Baru. Kariernya melesat cepat pasca-reformasi : Wakil Ketua DPR dan menteri. Kini tetap dipercaya memimpin ormas perempuan Islam terbesar uuntuk periode ketiga. Spektrum kiprah sosialnya beragam. Dari isu buta aksara kaum hawa, kematian ibu melahirkan, hingga nasib TKW. Diperhitungkan dalam bursa kandidasi kepemimpinan nasional unsur perempuan.
Kapasitas kepemimpinan dan intelektual khofifiah padahal tak sesederhana tampilannya. Ia pernah menjadi bintang Senayan saat berpidato menjadi Juru bicara Fraksi PPP tahun 1998, ketika usianya baru 33 tahun. Khofifah pertama jadi anggota DPR pada umur 27 tahun (1992). Pidato mantan aktivis pecinta alam ini, yang 90% dia susun sendiri, jadi pidato kritis pertama pada pemerintahan Soeharto, yang disuarakan resmi sebagai sikap fraksi.Kemampuan orasi khofifah memang memikat. Isu rumit bisa disampaikan secara simpel dan tetap berbobot.

Anis Hidayah
Rumah perlindungan milik Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia dengan tiga kamar itu menampung 340 tenaga kerja di Indonesia (TKI) yang terlantar. Tentu dapat dibayangkan betapa sempitnya. Hingga ada yang memilih tidur di garasi tanpa alas tidur sama sekali. Kondisi ini tentu membuat prihatin. Belum lagi ada TKI yang sakit karena siksaan majikannya, tapi tak pernah ada penolongan medis yang semestinya.
Anis Hidayah adalah salah satu seorang yang melihat langsung kondisi mengenaskan itu yang terjadi pada 2004. Anis geram betul pada perlakuan pejabat KBRI terhadap para TKI itu. Ia pun melayangkan protes keras kepada Rusdi Harjo, Duta besar Republik Indonesia untuk Malaysia ketika itu.
Namun respons yang diperoleh Anis malah hujatan. Pihak KBRI marah. Bahkan Anis mengaku tahu dan melihat sendiri ada TKI yang akhrinya mengehmbuskan nafas terakhir di rumah perlindungan tersebut, yang ternyata kemudian beritanya dipelintir KBRI bahwa TKI itu meninggal di rumah sakit.
Menjadi saksi kehidupan orang-orang yang kalah dan terpinggirkan adalah keseharian Anis Hidayah, Direktur Migrant Care, lembaga yang mendedikasikan tugasnya untuk menolong kaum buruh migran. Ini pula yang kerap membuatnya tak tenang tidur. Ia selalu teringat bahwa apa yang dilakukan Migrant Care harus diperkuat dan diperlukan kreativitas serta inovasi.

Mamah Dedeh
Kesuksesan Mamah Dedeh tak lepas dari doa orangtuanya. Sang mamang, begitu sebutan Mamah Dedeh buat bapaknya, memberi nama dirinya Dedeh Rosyidah. Dedeh adalah nama khas sunda, sedangkan Rosyidah bermakna petunjuk. 
Sejak muda, Mamah Dedeh yang lahir di Kampung Pasirangin, Desa Kertasari, 5 Agustus 1951, ini sudah beraktivitas sebagai guru mengaji dan penceramah. Aktivitas berdakwah memang sudah dikenalnya sejak kecil.
Sang Bapak, Kiai Haji Sujai (almarhum) adalah pendakwah di ciamis. Ia juga seorang pengusaha. Punya 70 armada becak plus bengkelnya, kebun kelapa dan sawah yang sangat luas dan dua penggilingan padi, serta pabrik konveksi. Selain dakwah, Mamah Dedeh saat muda juga gandrung dengan dunia seni lukis.Namun sang ayah ingin anaknya mengajara agama.

Elly Risman
Sosoknya bersahaja, gayanya sederhana, dengan wajahnya yang teduh. Prisma religius tertuang dalam setiap tutur katanya yang penuh kasih. Ia adalah Elly Risman, sang pendidik, penasihat penceramah, psikolog sekaligus "ibunda" para remaja dan anak-anak Indonesia. Kecintaannya terhadap dunia anak-anak tertanam dari sedari kecil. Kecintaan itulah yang membuat Elly kecil pernah punya cita-cita luar biasa: ingin memiliki perkebunan kelapa sawit dan kopi agar bisa membiayai anak-anak yang tidak mampu bersekolah. 
Sebelumnya, Elly adalah peneliti sekaligus Direktur Operasional PT Surindo Utama. Perusahaan ini satu-satunya di Indonesia fokus pada riset parenting. Menjadi psikolog diakuinya karena terinspirasi dari sang bunda yang pernah mendirikan Sekolah Kepandaian Puteri (SKP) . Setelah hampir tujuh tahun di "negeri Paman Sam", pada 1998 Elly bersama Neno Warisman dan Ery Soekrisno memprakarsai berdirinya Yayasan Kita dan Buah Hati yang bertujuan melatih anak dan orang tua bisa berkomunikasi dengan baik.
Psikolog yang juga lulusan Summer Course at University of Hawai ini memiliki banyak suka duka. Sukanya, saat memberikan manfaat dan bisa berbagi ilmu serta bisa bertemu orang banyak. Dukanya kerapkali, istri Risman Musa ini dianggap sebagai cenayang atau tukang ramal. Tapi hal ini tidak ditanggapinya.


Deny Hidayati
Pendidikan merupakan pilar kemajuan bangsa. Aspek ini pula yang menjadi perhatian Drs. Deny Hidayati, 45 tahun. Pengabdian peneliti senior lembaga Ilmu Pengetahuan Indoensia (LIPI) ini pada bidang pendidikan mengantarkannya meraih penghargaan Indonesia Berprestasi Award (2009) dan Wanita Inspiratif (2010) di bidang pendidikan dari Ibu Negara Any Yudhoyono.
Proyek pengabdiannya antara lain, menyusun buku serial tentang pesisir laut untuuk siswa sekolah dasar hingga sekolah menegah atas. Paket buku yang diberi judul Serial Buku Pesisir dan Laut Kita itu merupakan buku pendidikan kelautan terlengkap di Indonesia saat ini. 
Penghargaan ini boleh dibilang bergengsi, karena proses seleksinya melibatkan setidaknya peserta yang mencapai 100 wanita dari seluruh Indonesia. Konsistensi terhadap pelestarian lingkungan, khususnya habitat dan ekosistem laut, yang ditekuni adalah kunci kesuksesan wanita kelahiran Palembang ini. Pendidikan bagi masyarakat pesisir menjadi perhatiannya selama bertahun-tahun.

Nurul Karimah
Kemloko, Tembarak, Temanggung jaraknya dari pusat kota sekitar 15 kilometer. Di desa inilah aktivis Komunitas Belajar Cendekia Mandiri (Cemani) berkumpul. Mereka menempati bangunan lembaga desa setempat seluas 6 x 4 meter. Cemani tidak dapat dipisahkan dari perintis ketuanya, Nurul Karimah, guru Matematika SMP 5 Temanggung. Menurut Nurul, kini terdaftar 80-an anak dan remaja yang belajar di Cemani, kendati yang aktif dan rutin belajar hanya belasan.
Cemani pernah dianggap sebagai pihak luar yang membawa paham agam berbeda ke Kemloko. Saat usai program awal pada 2009, Cemani sempat menggelar acara syukuran dan berpamitan kepada warga. Tapi warga meminta Cemani tetap di sana. Selanjutnya, cemani menerima pendaftaran hingga 80-an anak.

Rini Sugianto
Karya yang baik akan berbicara lebih banyak ketimbang penciptaannya. Begitulah yang terjadi pada Rini Sugianto, 31 tahun, wanita animator Indonesia yang justru lebih malang melintang di luar negeri, Wanita bernama lengkap Rini Triyanti Sugianto ini mulai terkenal di media setelah menjadi salah satu animator di film animasi The Adventure of Tintin karya sutradara Steven Spielberg. Kebetulan, animasi film itu memang digarap di WETA digital, tempat Rini bekerja.
Tapi sebelum nama Rini makin populer lewat The Adventure of Tintin, di komunitas terbatas para animator, nama dan alumnus Jurusan Arsitektur Universitas Parahyangan, Bandung, ini sebenarnya lebih dulu terkenal.
Memang tidak mudah mencapai keahlian animator seperti Rini sekarang. Sebelum malang melintang di berbagai perusahaan animasi dunia, ia harus bekerja keras. Pada 2008, ketika masih bekerja di Stormfront Studio, dia berusaha mengambil kursus Pixar Class di Academy of Arts University (AAU), San Fransisco, Amerika Serikat.
Karier Rini di dunia animasi sebenarnya merupakan titik balik. Sebab, awalnya ia berpendidikan arsitektur, bukan animasi. Setelah lulus dari jurusan arsitektur, ia bahkan sempat bekerja di sebuah firma konsultan arsitektur.
Di waktu luang, dia sangat hobi fotografi dan mendaki gunung. Ia sudah menaklukan beberapa gunung ternama di California dan Gunung Kilimanjaro di Afrika.


Alberthiene Endah
Jokowi, Sang pemimpin Rakyat bakal menjadi buku teranyar Alberthiene Endah. Mengisahkan sepak terjang, Joko Widodo, selama menjadi walikota Solo. AE begitu sapaan akrabnya, memulai menulis biografi pada tahun 2003. Biografi pertama karya Ae. Seribu Satu KD, berkisah tentang perjalanan karier Krisdayanti.
Setelah menyeleseikan SMA, Ae melanjutkan studinya di Fakultas Sastra Jurusan Belanda Universitas Indonesia. Lulus dari UI, ia mulai bersentuhan dengan dunia jurnalistik dan bekerja selama satu tahun di majalah Hidup, lalu ke Femina.
Penulisan skenarion juga ia tekuni, baik untuk sinema elektronik (sinema) maupun layar lebar. Satu naskah sinetron karyanya, berjudul Supermodel masuk nominasi Piala Vidya pada 2006. Skenarionya, I Know What You Did On Facebook, sempat dinominasikan sebagai salah satu skenario terbaik dalam FFI 2010.
Salah satu buku edukasi populer ditulis bersama Guruh Soekarno Putra dan diberi judul Penari Legong Peliatan. Hubungan kerja dengan Guruh tak berhenti disitu. Drama Musikal kolosal Mahadaya Cinta, yang digelar Guruh pada 2005, adalah karya Ae.
Novel juga dihasilkan oleh Ae, dan sejauh ini sudah terbit lima diantaranya Jangan beri aku Narkoba, yang kemudian dijadikan sebagai film berjudul Detik Terakhir.
Berkat semua presetasinya, pada 2009, Ae mendapat anugerah wanita inspiratif "She Can Award".

Prisia Nasution
Sebuah tawaran pekerjaan dengan gaji 50.000 franc Swiss itu mampir ke Prisia Wulandari Nasution. Buat Mahasiswi Swiss - German University ini, jumlah itu sangat luar biasa. Teknologi Informasi, sebagaimanan ditawarkan perusahaan IT yang berbasis di Swiss, itu memang bidangnya. Tetapi, Pia begitu sapaan akrabnya, menampik tawaran tadi atas nama nasinalisme.  Ia merasa bisa memberikan sesuatu bagi tanah airnya bila tetap berada di Indonesia.
Olahraga bela diri asli Indonesia ini adala cinta pertama putri pasangan Robert Nasution dan Siti Sundari. Ia mengenalnya sejak kecil sebagai kegiatan ekstrakurikuler saat Pia masih duduk di sekolah dasar. Tiga medali emas diraihnya saat mengikuti ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional. 
Tapi garis hidup berkata lain, Seseorang mengajaknya untuk ikut dalak Look Model Hunt 2003, lomba pencarian model baru. Hebatnya, diantara kesibukan barunya itu, Pia tetap tidak melupakan pendidikannya. Ia berhasil menyeleseikan program pendidikan dual degree Swiss German University dan Fachhochschule Sudwestfalen, Iserlohn, Jerman) di bidang teknologi informasi pada 2007.
Keseriusan pia dalam dunia acting mendapat apresiasi luar biasa dari dewan juri Festival Film Indonesia (FFI). Ia diganjar Piala Citra untuk kategori pemeran utama wanita.

Helvytiana Rosa
Tiga tahun berturut-turut, namanya masuk daftar perempuan muslim paling berpengaruh di dunia. Penulis dengan segudang karya ini dinilai sebagai pelopor fiksi islam kontemporer Indonesia.
Ia mewakili Indonesia bersama 14 nama lain, antara lain Tuti Alawiyah, Maria Ulfah dan Musdah Mulya.
Pada 2010 dan 2011, namanya kembali masuk daftar yang sama. Helvy tentu saja merasa mendapat kehormatan besar,  dihantui rasa tidak pantas itu, Helvy pernah mengonfirmasi kompetensi dan kredibilitas dirinya pada lembaga yang mengeluarkan daftar itu. Ternyata landasan penilaiannya adalah hasil penelitian mereka atas pengaruh karya-karya yang ditulis Helvy terhadap orang lain dan apa yang dilakukannya bersama Forum Lingkar Pena.
Forum Lingkar Pena (FLP) merupakan wadah belajar bagi para penulis muda. Pertama berdiri FLP beranggota 30 orang. Kini, jumlahnya lebih dari 5.000 penulis yang tersebar di 150 kota, di berbagai provinsi di Indonesia dan di mancangera. Nama Helvy Tiana Rosa mulai diperhitungkan di dunia sastra sejak kumpulan cerpennya di majalah Annida diterbitkan pada 1997, dengan judul Ketika Mas Gagah Pergi, yang sekaligus menjadi karya buku pertamanya. 
The Straits Times, harian berbahasa Inggris yang bermarkas di Singapura, pernah menjuluki Helvy sebagai pelopor fiksi Islami Kontemporer Indonesia karena pilihannya untuk mengubah karya sastra bernapaskan Islam. Helvy juga menyukai kisah Pangeran yang Bahagia karya Oscar Wilde, yang berisi cerita tentang patung pangeran yang terdiri dari permata. Pangeran itu merelakan batu-batu permata yang menyusun tubuhnya itu diambil untuk menyejahterakan rakyat.

Ardistia Dwiasri
Disti adalah President & Creative Director Ardistia Design Works Inc, New York dengan label busana siap pakai "Ardistia New York". Di bidang fashion, prestasi Disti cukup diakui. Ia pernah menyabet juara Are You Runaway Ready Women's Mafia Fashion Contest, New York 2010. Ia juga menjadi finalis Plastic Made It Possible Gen Art Fashion Design Competition New York, 2007. Disti memasuki kelas fast track programme, khusus bagi para profesional yang ingin belajar fashion. Sementara ini, ia berencana menjadi konsultan fashion, membantu membangun lini busana lewat berbagai tips dan trik. Ia juga akan mendirikan fashion consulting firm dan menulis perjuangannya dalam sebuah buku.

Dwi Tristi Hartini
Belajar dan terus belajar. Begitulah prinsip Dwi Tristi Hartini, seorang dalang. Meski telah 15 tahun melakoni profesi yang langka bagi kaumnya ia masih merasa perlu mengasah dan meningkatkan kepiawaiannya. Wiwik meraih gelar dalang favorit pada "Festival Dalang Wanita" yang diselenggarakan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Komisariat Daerah (Komda) Jawa Tengah dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah pada 2008. Ia juga meraih Kartini Award 2011 di bidang seni dan budaya.
Kini nama Wiwik Sabdolaras cukup kondang. Orang mungkin tak lagi kenal nama Dwi Tristi Hartini. Namun, begitu menyebut dalang wedok, dalang perempuaan.

Cita Citrawinda Priapantja
Berkecimpungdi bidang hukum hak kekayaan intelektual selama lebih dari 20 tahun membuat Cita Citrawinda Priapantja semakin matang. Perempuan yang telah menelurkan sejumlah buku hukum hak kekayaan intelektual diantaranya Budaya Hukum Indonesia Menghadapi Globalisasi, Perlindungan Rahasia Dagang di Bidang Farmasi.
Pengajar Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini masih terus mengejar gelar guru besar hukum hak kekayaan intelektual. Selain sebagai akademisi, Cita juga mengimplementasikan ilmunya dengan mendirikan kantor konsultan hukum Citrawinda Noerhadi Law Office di Menara Imperium.
Usai meraih gelar sarjana hukum pada 1985, Cita bergabung sebagai konsultan di Biro Oktroi Rooseno. Enam tahun kemudian, pengagum Andrea Bocelli ini melanjutkan studi pascasarjana di Franklin Pierce Law Center, Concord, New Hampshire Amerika Serikat.

Afridea Dwi Saraswati
Sebagai advokat, wajahnya tidak pernah tampak mendampingi terdakwa korupsi di televisi. Tapi, siapa sangka, di dunia internasional, namanya malah mengharumkan bangsa. Sejak 2010, selama tiga tahun berturut-turut, Afridea Saraswati tercatat sebagai The Best Mining Lawyer di forum bisnis Internasional. Predikat bergengsi bagi advokat seluruh dunia itu ditorehkan oleh Who's Who, situs internet yang dikelola dan dimiliki Law Business Research Ltd, sebuah perusahaan riset independen asal London, Inggris.
Di antara pengacara bidang pertambangan di Indonesia, ia termasuk sebagai pelopor angkatan muda. Ketertarikan Dea menjadi advokat sendiri sebenarnya baru muncul ketia ia mengikuti program magang di kantor hukum swasta interenasional di Jakarta. Di sinilah untuk pertama kalinya ia berkenalan dengan pekerjaan sebagai corporate lawyer.  Sejak 2010, Dea sudah membuka kantor hukum sendiri yang mengokohkan diri sebagai firma hukum sumber daya alam. AKSET, nama kantor barunya itu dibangun bersama Mohamad Kadri, Abi Tisnadisastra dan suaminya sendiri Johannes Sahetapy - Engels. Nama Akset sendiri, merupakan gabungan inisial keempat pendirinya, yakni Arfidea - Kadri - Sahetapy - Engels - Tisnadisastra.

Maria Farida Indrati
Perempuan 63 tahun, merupakan perempuan pertama yang terpilih sebagai hakim konstitusi dalam sejarah Indonesia. Hakim konstitusi adalah satu-satunya jabatan yang disebut sebagai negarawan dalam UUD 1945. Kehadiran Maria di Mahkamah Konstitusi kian menonjol karena berani menyampaikan pendapat berbeda atas putusan.
Maria terpilih sebagai hakim konstitusi setelah melalui seleksi selama hampir enam bulan yang digelar pemerintah. Guru besar ilmu perundang-undangan Universitas Indonesia ini diambil sumpah pada     18 Agustus 2008. 
Sukses Maria tak lepas dari peran kedua orangtuanya, Raden Petrus Hendro dan Veronica Sutasmi. Mereka selalu berpesan bahwa sekolah adalah bekal hidup, sebab harta yang diwariskan tidak akan bertahan lama. 
Maria meraih SK Trimurti Award dari Aliansi Jurnalis Independen pada 2010. Penghargaan ini diberikan kepada perempuan jurnalis atau aktivis yang sedang berjuang untuk kebebasan berekspresi, kebebasan pers dan arus informasi.

Nafsiah Mboi
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, wanita 72 tahun ini kadang dipanggil "Mama Nafsiah". 
Wanita kelahiran Sengkang, Sulawesi Selatan, ini memang punya sejarah panjang dalam pengabdiannya di dunia kesehatan. Kini Nafsiah memang lebih terkenal dalam posisinya sebagai aktivis dan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional. 
Pada 1986, suami-istri dokter ini mendapat penghargaan Ramon Magsaysay karena prestasi memajukan NTT, antara lain dalam penurunan angka kematian ibu-anak dalam kelahiran dan peningkatannya produksi pangan.
Aktifitas Nafsiah sesudah meraih gelar MPH-nya akhirnya membuat dia mendapat kepercayaan dan diangkat menjadi Ketua Komite Hak-hak Anak Perserikatan Bangsa-bangsa. Ini menjadikan Nafsiah sebagai orang Asia pertama yang pernah menduduki jabatan tersebut.
Disisi lain, kesadaran Indonesia akan bahaya HIV/AIDS juga semakin besar. kekhawatiran para pejabat WHO terbukti benar. Sejak ditemukan kasus HIV/AIDS pertama di Indonesia pada 1987, penyakit itu mulai menyebar dan berkembang pesat. Ini yang memuat pemerintah akhirnya membentuk KPA pada 1994.

Dian Syarif
Menyadang penyakit yang sulit di sembuhkan tak membuat Dian Syarief patah arang. Perempuan 47 tahun ini sejak beberapa tahun silam menderita lupus, salah satu jenis penyakit autoimun yang sangat sulit disembuhkan.  Dian aktif mengupayakan obat murah bagi penyandang  lupus ke Kementerian Kesehatan serta memberdayakan penyandang low vision dan tunanetra. Mantan Manajer Komunikasi Perusahaan Bank Bali ini telah menggarap berbagai aktivitas yang berkaitan dengan penanganan penyakit lupus. Beberapa pihak lain yang memberikan penghargaan salah satunya adalah Sasakawa Health Prize. Yayasan yang dikelola bersama suaminya itu akan menerima penghargaan ini pada General Assembly World Health Organization di Jenewa, Swiss.
Sasakawa Health Prize merupakan prestasinya berikutnya setelah Lifetime Achievement Award yang diberikan International Lifetime Achievement Awards di Vancouver, Kanada, pada 2010 dan terfavorit II dalam Danamon Award. Ia juga mendapat award dalam forum ilmiah "Clinical Rheumatology Update"di Bandung 2008.

Meiriyastuti
Bidan yang satu ini berjuang selama belasan tahun untuk menyadarkan masyarakat dari tradisi dan mitos yang membahayakan keselamatan ibu dan bayi. Ia memodifikasi ritual memandikan bayi di Sungai Batanghari.
Tak mengherankan jika di desa itu berkembang kepercayaannya, bayi yang baru dilahirkan harus dimandikan di sungai sepanjang 800 kilometer. Nyebur ke ayek demikian nama tradisi yang berlangsung turun temurun itu. Konon, bayi yang sudah dimandikan penuh selama 40 hari bakal selamat ketika mengarungi sungai batanghari saat dewasa kelak.
Konon, bayi yang sudah dimandikan penuh selama 40 hari bakal selamat ketika mengarungi Sungai Batanghari saat dewasa kelak. Tak hanya sang bayi, ibu yang baru melahirkan juga harus menjalani ritual khusus hanya boleh makan nasi putih dan kecap asin. Mengonsumsi makananan bergizi bagi ibu melahirkan seperti sayur, ikan, atau minum susu justru menjadi pantangan yang tak boleh dilanggar.
Meski begitu, selama ini nyaris tak ada orang yang berani menguggat ritual-ritual tersebut. Sampai suatu ketika pada tahun 2000, seorang bidan, Meiriyastuti, 32 tahun, memberanikan diri untuk melakukannya.

Iin P. Handayani
Jika ada sayembara pemilihan wanita terkaya di Indonesia, maka penghargaannya patut disematkan pada pundak Prof. Dr. Iin P. Handayani, 49 tahun. Tetapi yang dinilai tentu bukan harta benda, melainkan yang lebih tinggi dari itu : Ilmu. Iin Handayani adalah wanita kaya ilmu Indonesia yang pengabdiannya pada keilmuwan dan pendidikan tak perlu diragukan lagi.
Iin terlihat paling banyak terlibat dalam bidang pendidikan. terakhir kali, ia mendapat penghargaan sebagai profesor teladan dari Hudson School of Agriculture, Murray State Univestity (MSU) di Kentucky, Amerika Serikat tahun lalu dan meraih MSU Distinguished Mentorship Award. Pada saat itu juga masuk daftar nominasi penghargaan pengajar terbaik The Max Carman Outstanding Teaching Award dan Board of Regents Teaching Excellence Award di perguruan tinggi yang sama.
MSU memang menjadi tempat pengabdian Iin selama lima tahun terakhir. Jabatan terakhir perempuan Yogyakarta ini adalah associate professor. Iin, menjadi perempuan bergelar doktor "dengan status warga negara asing" pertama yang bekerja di universitas itu. Iin mengajar empat mata kuliah secara tatap muka maupun online serta membimbing mahasiswa S-1 hingga S-3, terutama di bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkunga.

Camelia Panatarani
Jalan hidup manusia terkadang sulit diterka. Itu pula yang dialami Dr. Eng. Camellia Panatarani, Msi, dosen ilmu fisika di Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung. Jangkan menamatkan kuliah di tingkat doktoral, untuk bisa duduk di bangku kuliah saja tak sempat mampir dalam benaknya.
Seabrek prestasi gemilang malah diraih perempuan kelahiran Bandung ini. Dari penghargaan L'Oreal - UNESCO sebagai ilmuwan perempuan di bidang material science, Anugerah XL berprestasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada 2009, hingga Perempuan Terinspirasi 2010 menurut majalah Kartini. Tahun lalu, nama Camellia juga tercantum di peringkat kesembilan dosen berprestasi se-Indonesia versi Direktorat Pendidikan Tinggi Kementriaan Pendidikan dan Kebudayaan.
Menurut Camellia, semua penghargaan yang ia raih itu berawal dari perjalanan akademiknya yang bisa dibilang kebetulan. Belasan tahun silam, temanya memberi tantangan kepada Camellia untuk ikut UMPTN. Tantangan ini diberikan lantaran sang teman tahu benar bahwa Camellia tidak berminat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tantangan itu diterima Camellia. Ia memutuskan memilih jurusan fisika. Alasannnya sederhana, ketika SMA ia sangat tertarik pada ilmu fisika. Temannya itu harus gigit jari karena ia diterima di Unpad. Setelah lulus (meski ia sempat berpikir untuk berhenti kuliah dan mencoba karier sebagai penyiar radio),  Camellia melanjutkan studi tingkat Master di Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui jalur beasiswa. Karier camellia sebagai ilmuan juga bisa dibilang tidak direncanakan. Setelah lulus dari Universitas Hiroshima, Jepang. Camellia diajak melakukan penelitian serius soal sintesis halofosfor. Ketertarikan Camellia meneliti fosfor bermula saat ia berkunjung ke salah satu perusahaan pembuatan lampu hemat energi. Usai kunjungan itu, muncul ide Camellia untuk meneliti karakteristik halofosfor. Dalam penelitiannya, Camellia berusaha menggunakan cara dan alat yang sederhana, sehingga fosfor bisa diproduksi dalam negeri, baik dalam skala industri besar maupun rumahan.

IS Fatimah
IS mendalami kajian tentang tanah lempung yang fokusnya menjadikan material alam yang melimpah itu katalis. Penelitian lempung ini membuat namanya mulai mendapat perhatian internasional. Riset katalis lampung terus ia dalami. Rangkaian penelitian Is menguji kemampuan katalis lempung dengan aneka modifikasi logam.  Dari basis teknologi ini, Is juga mencoba mengembangkan alat penyimpanan sel tenaga surya yang ramah lingkungan dna murah, seperti proposal yang diajukannya dalam ajang kompetisi L'Oreal, selain seputar tanah lempung yang telah didalamnya, dari riset literatur ia mengetahui, ekstrak zat warna buah manggis mampu menjadi penstabil. Dari situlah, ia memutuskan penggunaan tanah lempung dan kulit buah manggis sebagai media penangkap sekaligus menyimpan sel tenaga surya. Menurutnya, Indonesia sangat potensial dengan adanya ketersediaan tanah lempung dan buah manggis di negeri ini boleh dibilang melimpah. Yang jelas, potensi lempung Indonesia bagus, terutama lempung kualitas paling tinggi, yakni bentonit. Bentonit yang digunakan dalam risetnya diperoleh dari Boyolali.


Lindawati Purwaningsih
Kehidupan kota dengan segala fasilitasnya bukanlah jaminan hidup sukses dan terhormat. Begitu juga dengan harta yang melimpah. Itulah yang setidaknya dibuktikan Lindawati, berbekal tekad dan keras berhasil menjadi salah satu perempuan Indonesia yang pertama kali meraih gelar doktor dari lembaga keilmuwan bergengsi, Max Planck Institute di Jerman, bidang nanoteknology, januari tahun lalu.
Setelah tamat SMAN 3 Surakarta, Linda meneruskan ke jurusan kimia Institut Teknologi Bandung dan mendapatkan beasiswa untuk studi master di jurusan yang sama. Setelah berjuang selama lima tahun, Linda akhirnya berhasil mengantongi gelar doktor. Saat ini, Linda meneruskan risetnya sambil bekerja sebagai senior process engineer di Advance Module Technology Development di sebuah perusahaan pembuat processor microchip untuk otak komputer di Jerman. Linda sudah mendapatkan dua paten penghargaan yang ia dapatkan sampai saat ini. Salah satunya adalah temuan tentang peranti nanoteknologi untuk memberantas penyakit kanker. Peranti itu memilki permukaan dengan struktur nano yang dapat dimodifikasi dengan biomolekul tertentu sehingga dapat bereaksi "menangkap" sel - sel tertentu yang diinginkan. 
Menari adalah salah satu hobi untuk melepas stres. Linda memang dikenal cukup lihai menari versi modern ataupun tradisional. 
Riri Fitri Sari
"Pilihlah satu gunung yang ingin kaudaki. Kita tidak perlu menceritakan gunung itu kepada semua orang, hanya mesti fokus ke mana kita akan pergi. Jangan berpindah ke gunung yang lain." Itulah kata-kata yang diingat Prof.Dr.Ir.Riri Fitri Sari, MM, Msc, SMIEEE, ACG, saat masih kuliah.
Ucapan itu pula yang mengantarkannya menjadi profesor bidang teknik komputer di Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Pencapaian menjadi profesor diraih Riri pada 1 Mei 2009. Bahkan ia menjadi profesor perempuan termuda UI karena menerimanya pada umur 39 tahun.
Perempuan kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, 7 Juli 1970, ini memang konsisten dengan pilihan kariernya. Sejak pendidikan S-1, ia mengambil jurusan teknik elektro yang notabene miskin mahasiswi. Lulus dari sana, Riri melanjutkan S-2 di bidang software system and parallel processing di University of Sheffield, Inggris. Lalu ia melanjutkan S-3 di School of Computing, University of Leeds, Inggris dan lulus dengan disertasi doktoral di bidan protokol penangangan kemacetan berbasis jaringan aktif.
Di tengah-tengah kesibukannya mengajar S-1 / S-2 dan membimbing mahasiswa S-3 di FTUI, Riri juga didaulat menjadi CIO (Chief Information Officer) atau kepala pengembangan dan pelayanan sistem informasi UI. Riri bertanggung jawab atas IT infrastruktur dan pembuatan aplikasi. Hasil tangan dan pembuatan aplikasi. Hasil tangan dingin dan keseriusannya sebagai CIO dibuktikan dengan empat kali berturut-turut keberhasilan UI di ajang Telkom Smart Campus.
 Dyah Jatiningrum
Ajenk adalah satu dari empat ahli pembaca kotak hitam pesawat terbang (flight recorders specialist) yang dimiliki Indonesia. Ia juga satu-satunya perempuan dengan kualifikasi tersebut yang bekerja untuk unit yang berada dalam naungan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Lulus SMA, ia masuk jurusan teknik penerbangan Institut Teknologi Bandung (ITB). Disitulah ia mulai terbiasa dengan dunia laki-laki. Lulus kuliah, Ajeng bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan makin punya kesempatan untuk mendalami seluk-beluk dunia penerbangan. Hingga akhirnya sekitar tahun 2009, KNKT resmi membuka labotarium untuk analisis isi flight recorder pesawat - pesawat yang mengalami insiden ataunpun kecelakaan.
Ajenk terpilih untuk mendapatkan kesempatan belajar menjadi fight recorders spesialist selama tujuh bulan di canberra, Australia. Di canberra, Ajenk mendapat pengalaman pertamanya sebagai analisis kotak hitam. Karena jarangnya insiden dalam penerbangan australia, materi pertama yang ia telusuri selaku analisis magang adalah insiden pesawat merpati MZ836 jenis boeing 737 MD rute Sorong - Manokwari, ketika itu ajenk ingat betul betapa perasaannya berkecamuk saat mendengar materi kotak hitam yang berisi percakapan antara pilot dan kopilot dan unit kontrol lalu lintas udara "Pilot dan kopilotnya seperti sudah merasa ini bakal kecelakaan dan bisa jadi ini saat terakhir hidup mereka" tuturnya mengenang pengalaman itu.
Ajeng mengakui, tidak banyak perempuan yang berkecimpung dalam pekerjaan yang digelutinya. Dalam kondisi itu, Ajenk tercatat sebagai satu fight recorder speciallist di Asia Tenggara.

Serafi Anelies Unani
Serafi menorehkan catatan waktu 11.69 detik di final sprint 100 meter SEA GAMES XXVI di Palembang, Sumatera Selatan. Prestasi tadi adalah impian yang menjadi kenyataan bagi Serafi. Ia menjadi ratu sprint Asia Tenggara. Indonesia terakhir kali meraih medali emas lewat sprinter Irene Joseph pada SEA GAMES 1999 di Brunei Darusalam.
Kecitnaan Sera, demikian ia biasa disapa pada dunia atletik diturunkan ayahnya, Johan Unani, pemain persebaya era 1980-an. Berbagai prestasi diraihnya di sejumlah kejuaraan lokal seperti PON Kalimantan Timur. Ia juga mendapat medali perunggu untuk nomor lari 100 meter di Kejuaraan Asia Junior, Jakarta.
Secara pribadi, Mahasiswi semester VI Fakultas Hukum Universitas Surabaya ini juga masih memiliki impian yang lebih tinggi. Ia ingin menjadi sprinter tercepat di Asia.
Lilyana Natsir
Pekik kemenangan diteriakkan pasangan ganda campuran Indonesia, Lilyana Natsir dan Tantowi Ahmad. Pukulan keras mereka yang tak dapat dikembalikan pasangan Denmark membuat pertandingan ganda campuran diraih Indonesia di arena All England setelah 33 tahun. Terakhir kali, gelar tersebut diraih pasangan Christian Hadinata - Imelda Wigoeno di ajang All England 1979. Kemenangan itu, bagi Lilyana Natsir juga menjadi pembayar kegagalannya di ajang yang sama tahun 2008.Ketika berada pada titik terendah, Lilyana mengaku pernah pula merasa down sehingga semangat bertanding turun dan rasa bosan bermain menyerang. Dan momen-momen berjuang melawan diri sendiri itulah yang dirasa lilyana menjadi lawan yang paling tangguh dibandingkan dengan yang lainnya.
Lilyana menapaki karier di dunia bulu tangkis sejak usia sembilan tahun, dengan bermain olahraga tepuk bulu angsa itu di halaman rumahnya bersama sang ibu dan kakaknya. Ibunda lilyana mengirimkan ke sebuah klub bulu tangkis PB Pisok, Manado. Pada usia 12 tahun, Lilyana bergabung dengan klub bulu tangkis Tangkas Alfamart di Jakarta. Hasilnya, saat usianya menginjak 17 tahun, ia berhasil masuk jajaran atlet nasional bulu tangkis. Di tahun itu pula, ia mengecap gelar bergengsi pertamanya, ganda campuran Kejuaraan Junior Asia bersama Markis Kido. Ia berharap bulu tangkis Indonesia tidak kehilangan prestasi dan regenerasi.

Yessy Venisia Yosaputra
Pada 2007, untuk pertama kalinya Yessy mengikuti kejuaraan renang skala nasional, mewakili Provinsi Jawa Barat dan meraih emas dalam kejuaraan nasional nomor 100 meter gaya punggung putri kelompok umur IV. Karena prestasinya itu Yessy kembali terpilih mewakili Jawa Barat. Kali ini di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008 di Kalimantan Timur, meski hanya meraih perak, bakat dan kemampuan Yessy masuk daftar pelatnas cabang olahraga renang untuk SEA GAMES XXVI. Yessy mendapat kesempatan untuk mewakili Indonesia di nomor perairan terbuka 5.000 meter dan 10.000 meter dan satu lagi nomor yang ia ikuti, 200 meter gaya punggung putri yang menjadi andalannya.
Yessy berhasil mengungguli rekor SEA GAMES atas perenang filipina, Akiko Thompson, yang telah bertahan selama lebih dari 18 tahun. Akiko menciptakan rekor pada 1993 di SEA GAMES Singapura. Yessy mematahkannya dengan catatan waktu 1,03 detik lebih cepata pada november 2011.

Triyaningsih
Kecil-kecil cabe rawit. Mungkin ungkapan itu pantas disematkan pada sosok Triyaningsih. Bahkan, karena kerap menjadi langganan juara lari jarak jauh, seperti lari 10 kilometer dan maraton, Triyaningsih dijuluki "Ratu Jalan Raya". Salah satu prestasi terbaiknya adalah meraih tiga medali emas SEA GAMES XXVI di Palembang, Ia merebut medali emas dari nomor 10.000 meter, 5.000 meter dan maraton.Kemampuan berlarinya, diakui Triyaningsih sendiri, memang bukan karena latihan dan disiplin semata. Menurutnya, ia memiliki bakat alam yang tidak dimiliki banyak orang, yakni memilik volume maksimal oksigen (VO2 max) lebih besar ketimbang orang lain.
Atas raihan prestasinya itu, Triyaningsih kembali digoda negara lain untuk bergabung dan meninggalkan Indonesia. Kali ini, Singapura-lah yang menawari Triyaningsih. Saat itu, ia sempat ditawari bayaran 1,5 Milyar bila mau bergabung dan membela Singapura di berbagai ajang Internasional, namun tawaran itu kembali ditolak.

Kini Triyaningsih bisa bangga. Saat ini ia sudah punya rumah dan dapat membiayai pendidikannya atas hasil keringatnya. Selain itu, ia pun dapat membantu orang tua dengan mendirikan usaha untuk sang ibu. Saat ini, Triyaningsih memiliki fokus khusus, yakni ikut Olimpiade London.

Eva Kusuma Sundari
Sebagai mantan aktivis GMNI, selepas kuliah, 1991, perempuan pertama yang terpilih menjadi Ketua Senat Mahasiswa FE Unair ini sudah banyak membantu seniornya di PDI Jawa Timur. Akibat interaksi dengan politisi itulah, tahun 1996 ia mengambil master di bidang politik di Belanda. Berlanjut menyeleseikan master bidang ekonomi pembangunan di Inggris.
Kiprahnya dalam advokasi minoritas, kelompok terpinggirkan, kalangan buruh, kaum perempuan, ia geluti sejak mahasiswa. Ia pernah mengadvokasi kasus Marsinah. Sembari menjadi dosen, Eva juga bekerja di The Asia Foundation sebagai manajer program perempuan dan desentralisasi.
Eva mengkritik ketidakjelasan Menteri Agama dalam penanganan minoritas Ahmadiyah dan sengketa pendirian gereja. Eva kerap turun membela jemaat GKI Yasmin, Bogor, dengan risiko mobilnya dibareti demonstran penentang gereja. Dalam kasus korupsi, Eva tercatat sebagai satu-satunya perempuan dalam Pansus Angket Century.
Untuk memaksimalkan kontrol DPR pada anggaran, Eva termasuk yang mendorong dibentuknya Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) di DPR. Untuk itu, ia secara khusus ikut  pelatihan public account committee di Melbourne pada 2008 atas

Gatra, 2  May 2012