Paris, Halte Terakhir 'Long Journey' Eropa 2023

Kami berdua baru saja menjalani tahap akhir long journey menjelajah 12 kota 8 negara Eropa. Enjoy traveling 2023 kami mulai dari Roma - Italia, dan Paris - Prancis, sebagai kota dan negara tujuan terakhir.

Paris menjadi 'meet up point', tempat singgah dan titik berkumpul keluarga. Saya bersama istri tiba duluan dari Karlsruhe, Jerman. Anak, cucu, dan menantu kami datang belakangan, menyusul dari tempat lain, dari rute traveling mereka. 

Traveling ke Paris 2023 kali ini terasa istimewa. Kami menjalani Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah, 29 Juni 2023 di sini, Paris, Prancis. Pengalaman berbeda dari biasanya. Di Paris, waktu lebih longgar, kami singgah seminggu dan bisa enjoy menjalani 'Family Time. Kami berdua juga berkesempatan berwisata sejarah bersama cucu yang masih dalam masa liburan sekolah. 

Berlibur Bersama Cucu - Mendampingi dan menemani cucu jalan-jalan di spot favorit di dataran tertinggi kota seni Paris.

Basilique Sacre-Coeur de Montmarte
Kami berkesempatan menginjakkan kaki di daratan tertinggi kota Paris. Di area ini berdiri kokoh salah satu bangunan heritage kota Paris, Basilique Sacre-Coeur de Montmarte. Sacre-Couer, begitu biasanya sebutan singkatnya. 

Dari literasi sejarah diketahui, groundbreaking Sacre-Coeur dilakukan tahun 1875. Konstruksi bangunan yang berada di puncak bukit itu mulai berbentuk gedung tahun 1882. Arsitektur Sacre-Coeur dengan bangunan tembok berwarna serba putih, berkesan megah dan anggun. Sacre-Coeur adalah salah satu gereja tertua di kota Paris. Kini menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi para wisatawan.

Sacre-Coeur Heritage Kota Paris - Berpose bersama anak, cucu, dan menantu di altar bangunan heritage Basilique Sacre-Coeur de Montmarte, salah satu gereja tertua di kota Paris.

Sacre-Coeur, gereja Katholik Roman yang berdiri kokoh dan indah di puncak bukit itu mulai dibuka untuk umum tahun 1891. Pembangunan Dome gereja sendiri baru selesai tahun 1899, dan tower lonceng selesai dibangun tahun 1912.

Champs Ellysee Kini
Traveling ke Paris kali ini saya menyempatkan jalan-jalan ke salah satu kawasan ikonik ibukota di area jalanan utama kota Paris, Champ Ellysees. 

Di jalan-jalan utama, resto Prancis menjual secangkir kopi seharga 12€ euro atau sekira IDR200.000. Resto-resto di sekitar Champs Elysee kini mulai surut, tersaingi pendatang baru. Coffee Shop China, Jepang, Korea menjual makan siang komplit seharga 12€ euro plus kopi 12€ euro. Kehadiran mereka mulai menyaingi resto-resto Prancis.

Museum Louvre
Kami bersama cucu mengunjungi museum seni termashur di dunia, Louvre, yang arsitektur bangunannya sangat ikonik, berbentuk prisma trapezium itu. Kami menemani cucu, juga mengunjungi museum, situs sejarah lainnya, berwisata sejarah. Dari museum yang kami kunjungi tergambarkan Prancis adalah negara besar.

Catatan Kecil 'Tour de France'
Saya ada catatan kecil tentang Paris terkini. Kota seni ini kini terasa kurang bersih, kurang teratur dibanding ibukota negara-negara Eropa Timur yang sempat kami kunjungi. Namun demikian, Paris terasa egaliter, warganya ramah kepada pendatang. Sekurangnya itulah yang saya lihat dan rasakan kini.

Kami berada di Paris, Prancis saat event tahunan legendaris, balap sepeda 'Tour de France' sedang berlangsung. 'TDF' 2023 digelar start dari Bilbao-Spanyol dan final stage, etape terakhirnya di area Champs Ellysees, Pariis. Seperti 'Tour de France', traveling 'long journey' Europe 2023 kami di kota Paris kali ini, juga sebagai halte dan etape terakhir, sebelum kami kembali ke Tanah Air. []