Fika, Jeda dalam Secangkir Kopi

Bekerja terus tanpa rehat sejenak di kantor atau di mana saja bisa stres bahkan depresi. Swedia memiliki tradisi fika atau rehat sejenak selama 10-15 menit untuk menikmati kopi atau teh beserta kudapan agar kerja lebih gembira.

Oleh: Luki Aulia

Kompas, 20 Februari 2022

 

Secangkir kopi atau teh. Roti cinnamon roll.  Keik Putri atau Princess Cake dengan ditemani teman mengobrol atau curhat, hemm.... Sesederhana itu kunci hidup bahagia dan produktif berkarya ala masyarakat Swedia.

Kebiasaan atau tradisi rehat sejenak kala sedang bekerja ini disebut fika atau fikarast atau fikapaus. Budaya kerja ini terbukti efektif karena tingkat stres karyawan atau pekerja di Swedia tercatat paling rendah di dunia. Kata fika sendiri merupakan kata dalam Bahasa Swedia abad ke-19 yang dibalik dari kaffi yang artinya ’kopi’. Ini bagian dari kebanggaan Swedia menjadi negara peminum kopi terbesar ketiga di dunia.

Mendengar Swedia saja,yang segera teringat pasti Pippi Long stocking, karakter dalam buku Astrid Lindgren atau kelompok penyanyi AB-BA. Tak dinyana, rupanya, negeri itu juga memiliki kunci kebahagiaan hidup. Berbeda dengan kebiasaan meminum kopi di negara lain, rehat kopi di Swedia menjadi momen yang betul-betul meninggalkan pekerjaan.

Situs harian USA Today, 13 Oktober 2016, menyebutkan fika sesungguhnya konsep ngopi atau ngeteh bareng ditemani kudapan sambil menikmati waktu mengobrol topik apa saja, selain pekerjaan, Bersama teman atau rekan kerja. Intinya, rehat sejenak dari kesibukan dan kelelahan mental dan fisik sehari-hari dan bersosialisasi dengan orang lain.

Di Swedia, fika dilakukan dua kali dalam sehari, yakni pukul 10.00 lalu 15.00 dan masing-masing hanya 10-15 menit. Jangan terlalu lama juga. Nanti malah menjadi malas untuk bekerja lagi.

Ritual sosial Swedia ini sudah berlangsung lama dan sebenarnya tidak selalu harus minum kopi berteman kue. Yang penting, rehat sejenak dari urusan tetek bengek pekerjaan. Begitu kata Mathias Kamann dalam bukunya, How to Be Swedish.

Anna Brones, salah satu penulis buku Fika: The Art of The Swedish Coffee Break (2015), menyebutkan kebiasaan mengopi Swedia berbeda dengan di Amerika Serikat yang menyeruput kopi sambal jalan karena yang penting butuh kafein cepat saja.

Di Swedia, rehat kopi itu waktu yang dinanti-nantikan. ”Momen saat segalanya berhenti dan kita menikmati saat-saat itu. Di dunia modern seperti sekarang, kita mendambakan itu. Kita selalu mencari alasan untuk memperlambat hidup,” tulis Brones. 

Jika di Swedia ada fika, di Inggris ada tradisi serupa, yakni minum teh di sore hari lalu di Spanyol, Amerika Selatan, serta Filipina ada merienda namanya. Hanya saja, kebiasaan rehat sejenak yang dilakukan dengan sengaja dan teratur setiap hari kala bekerja hanya ada di Swedia.

”Rehat fika 2-3 kali sehari membuat kami lebih produktif dan efisien,” kata Lars Åkerlund yang membuka warung kopi Swedia bernama Fika di New York, AS.

Åkerlund membuka warung kopi di AS semata-mata karena tidak tahan dengan kehidupan di New York yang bergerak serba cepat dan semua orang dalam kondisi terburu-buru terus. ”Tidak ada momen yang kalem. Semua serba ambil cepat lalu pergi. Saya pikir ’momen fika’ pasti akan sukses di sini. Toh, fika terbukti berguna,” ujarnya.

Usir stres

Pada tahun 2010, hasil studi organisasi konsultan pajak Grant Thornton menunjukkan pekerja Swedia ternyata pekerja yang paling tidak stres di seluruh dunia. Salah satunya, diduga, karena perusahaan-perusahaan di Swedia mempraktikkan ketentuan enam jam kerja sehari dan mewajibkan tradisi fika.

Situs BBC juga menyebutkan, aktivitas rehat Bersama yang terjadwal rutin ini juga menguatkan hubungan dan perasaan ke tempat kerja yang lebih adil. Secara umum, me-nurut Health Assured, fika bagus untuk kesehatan mental karena tanpa fika atau rehat sejenak, orang akan bisa gelisah terus, stres, bahkan merasa lelah luar biasa.

Terapis di London, Sally Baker, menjelaskan, rehat sejenak saja sebenarnya sudah berdampak positif bagi otak. Tidak selalu harus duduk sambil makan kue, tetapi paling  tidak jangan duduk terus atau jalan-jalan sebentar saja.

Sebenarnya, dengan berjalan-jalan sebentar sudah bisa mendongkrak aktivitas otak dan mendorong kesehatan mental positif. Dengan berjalan sebentar saja atau menggerakkan tubuh, tingkat konsentrasi dan kognisi akan membaik. Bahkan bisa merangsang pemikiran yang solutif. ”Tekanan darah juga bisa dijaga dan pola pemikiran yang negatif dan stres bisa berkurang. Bekerja dalam tekanan terus dalam waktu lama hanya akan membuat imun orang lemah, gelisah, dan depresi,” ujarnya.

Guru Besar Linkoping University, Swedia, Viveka Adel-sward, yang mempelajari sejarah ritual sosial Swedia menjelaskan, pekerja yang rutin melakukan fika bersama rekan-rekan kantor justru mendongkrak produktivitas bekerja dan efisien. Observasinya didukung studi produktivitas kerja Stanford tahun 2014 yang merekomendasikan agar jam kerja dibatasi maksimal 50 jam per minggu.

Manajer Umum perusahaan MUJI, Naoko Yano, semula terganggu dengan rehat-rehat pekerja Swedia karena mereka terlihat seperti santai bekerja. Berbeda dengan pekerja Jepang yang seakan bekerja serius tanpa henti. Namun ternyata, budaya bebas stres itu bisa terjadi karena mereka bisa dengan mudah bekerja keras dulu lalu rileks sejenak kemudian balik fokus bekerja lagi.

Adelsward menjelaskan, rehat-rehat ngopi ini juga efektif menghilangkan batasan-batasan di kantor karena suasananya lebih cair informal. Siapa saja bisa saling cerita bertukar informasi apa saja. Tidak ada bos atau atasan dan bawahan saat fika. Momen kedekatan seperti itu memungkinkan satu sama lain lebih bebas menjelaskan atau mencurahkan unek-unek soal apa pun, termasuk urusan kantor. ”Seperti ada kesempatan membersihkan otak, pikiran. Lalu mengisinya dengan inspirasi dari teman-teman. Orang juga bisa mengumbar ide dan pikirannya saat fika dan meminta pendapat teman-temannya,” ujarnya.

Kopi dilarang

 

Kata fika yang dibalik dari kaffi, menurut laporan the Lo-cal Sweden, semata-mata untuk menyamarkan kegiatan kumpul-kumpul sambil ngopi itu. Pasalnya, dulu impor dan konsumsi kopi pernah lima kali dilarang, antara 1756 dan 1817. Ada yang menyebutkan larangan tersebut karena dulu ahli botani Swedia, Carl Linn-aeus, pernah menganggap mengopi itu ancaman bagi bu daya Swedia. Tradisi minumkopi itu dianggap sebagai kebiasaan asing, dalam hal ini Perancis yang dianggap berbahaya jika memengaruhi rakyatSwedia.

Sejarawan lain memiliki hipotesis bahwa larangan itu dibuat karena terjadi krisis perdagangan di Eropa. Begitu larangan itu dicabut pada 1882,k onsumsi kopi pun melonjak. Kini, Swedia menjadi salah satu negara konsumen kopi terbesar di dunia dengan rata-rata 8,2 kilogram kopi per kapita per tahun.

Di Indonesia pun ngopi bareng sudah ada di mana-mana seiring dengan pertumbuhan kafe yang pesat selama beberapa tahun terakhir. Hanya saja, kita belum mempunyai kebiasaan atau budaya kerja terjadwal seperti fika. Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, semakin sulit untuk bisa duduk sambil rehat bersama di kantor mengingat banyak karyawan yang bekerja dari rumah.

Namun, fika bisa saja dilakukan selagi di rumah. Atur saja jadwal kerja setiap hari dengan waktu rehat 30-40 menit. Jika sudah sampai waktunya untuk fika, buat saja segelas kopi, teh, atau minuman apa saja berikut kudapannya.

Jangan melihat atau membuka ponsel agar mata dan pikiran bisa istirahat. Kalau mau fika bersama teman, atur saja fika virtual. Demi usir stress dan depresi, fika bareng, yuk!

Keumalahayati, Laksamana Wanita Pertama di Dunia


Salah satu pahlawan wanita yang selalu menginspirasi saya adalah Keumalahayati, sosok pahlawan dari Aceh yang memiliki karakter yang sangat kuat. Beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 9 November 2017 yang lalu. 

Berikut saya ambil tulisan inspiratif mengenai Keumalahayati dari 
https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/04/21/m2thed-keumalahayati-laksamana-wanita-pertama-di-dunia

Ia menjadi laksamana wanita pertama di dunia. Mempraktikkan emansipasi wanita jauh sebelum negeri-negeri Eropa dan Kartini mendengungkannya.
Keumalahayati tak bisa menyembunyikan kegeramannya begitu tahu suaminya meninggal di tangan armada laut Portugis dalam perang “Teluk Haru”. Kepada Sultan Saidil Mukammil Alaudi Riayat Syah, Sultan Aceh kala itu, lekas-lekas ia meminta dibentuk pasukan armada laut khusus yang prajuritnya terdiri dari janda perang. Permintaan Keumalahayati dipenuhi Sultan. Ia dipercaya memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol pemerintah. Armada pimpinan Keumalahayati dinamakan Armada Inong Balee (armada wanita janda).

Keumalahayati, wanita tangguh asal Aceh lahir tahun 1585. Namanya memiliki arti istimewa: batu indah dan bercahaya. Dia merupakan laksamana perempuan pertama dalam sejarah angkatan laut Indonesia dan dunia. Sepanjang sejarah kemiliterannya, nama Malayahati sohor sebagai petarung garis depan yang memimpin 2.000 pasukan.

Suatu hari pada  Juni 1599, Cornelis de Houtman dan Frederijk de Houtman memasuki pelabuhan Aceh. Mulanya kedatangan duo Belanda itu disambut baik oleh Sultan Aceh. Namun seiring waktu keduanya banyak membuat ulah. Mereka memanipulasi perdagangan, mengacau, dan menghasut rakyat melawan kerajaan. Sultan yang habis kesabaran memerintahkan Keumalahayati mengenyahkan para pengacau Belanda itu dari bumi Serambi Makkah.

Pertempuran sengit tak terelakan. Keumalahayati dan pasukan Inong Baleenya merangsek masuk ke atas geladak kapal de Houtman. Mereka lawan serdadu-serdadu de Houtman tanpa mengenal ragu dan takut. Hingga akhirnya Cornelis de Houtman meregang nyawa oleh tikaman rencong Keumalahayati. “Di kapal Van Leeuw telah dibunuh Cornelis Houtman oleh Hayati sendiri,sedang Frederick de Houtman ditawan,” tulis Marie van C. Zeggelen dalam Oude Glorie.

Setahun pasca peristiwa penyerbuan kapal Cornelis de Houtman, dua kapal dagang Belanda pimpinan Paulus van Caerden kembali datang ke Aceh. Mereka merompak sebuah kapal dagang Aceh yang memuat lada, menenggelamkanya, dan kemudian pergi begitu saja meninggalkan pantai Aceh. Keumalahayati gagal menangkap mereka, namun menjadi lebih waspada karenanya.

Pada 31 Juni 1601 Keumalahayati mendengar kabar kedatangan rombongan kapal Belanda di Aceh. Masih geram dengan ulah van Caerden Keumalahayati memerintahkan armada Inong Balee menahan kapal-kapal Belanda tersebut. Setelah diperiksa, rombongan kapal Belanda yang dipimpin Laksamana Jacob van Neck itu ternyata bertujuan damai.  Mereka membawa surat permohonan maaf Prins Maurits yang ditujukan kepada Sultan Saidil Mukamil.

Sultan membuka diri, Keumalahayati ditunjuk sebagai diplomat resmi kesultanan Aceh. Pada 23 Agustus 1601 terjadi perundingan antara Laksamana Laurens Bicker, Komisaris Gerard de Roy dari Kerajaan Belanda, dengan Keumalahayati. Kecerdikan diplomasi Keumalahayati berhasil mendesak Belanda menyepakati empat butir perjanjian: Pertama, Kesultanan Aceh dan Kerajaan Aceh berdamai. 
Kedua, Frederijck de Houtman dibebaskan dari tahanan. Ketiga, Belanda harus membayar kerugian kapal-kapal Aceh yang dibajak oleh Van Caerden sebesar 50 ribu Gulden. Keempat, Sultan Aceh Saidilmukamil mengirim tiga orang utusan, masing-masing: Abdul hamid, Laksamana Sri Muhammad, dan Mir Hassan ke Belanda sebagai balasan atas niat baik Belanda.

Pada Juni 1602, Sir James Lancaster pemimpin armada dagang East India Company (EIC) dari Inggris datang ke Aceh membawa surat ajakan kerjasama resmi Ratu Elizabeth I. Lagi-lagi Sultan Aceh mempercayakan Keumalahayati menjadi pemimpin perundingan. Sultan tidak keliru, perundingan yang dipimpim Keumalahayati membawa hasil baik. Pertukaran tanda mata antara Ratu Elizabeth I dengan Sultan Aceh berlangsung.

Sepak terjak Keumalahayati sebagai panglima perang sekaligus diplomat ulung melambungkan reputasinya. Dunia mengenalnya sebagai palang pintu memasuki Kesultanan Aceh. Apa yang dilakukan Keumalahayati menunjukkan bangsa Indonesia sudah mengenal emansipasi wanita jauh sebelum Kartini mewacanakannya. Emansipasi yang tidak hanya sekadar ide teori melainkan juga praktik kehidupan.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: M Akbar Wijaya/Wartawan Republika

E-Meterai untuk Zaman Baru

 

Produk digital tidak dapat dipegang, dicicipi, atau disentuh, tetapi semua orang mengonsumsinya- mulai music, video, e-book, hingga kursus daring. Ke depan, kebutuhan kita akan produk digital akan semakin bertambah, dan ini tak terelakkan.

Sekarang, ada satu produk lagi yang bakal banyak digunakan, yaitu meterai elektronik produk Peruri, perusahaan negara yang selama ini dikenal sebagai pencetak uang dan dokumen negara. Meterai elektronik atau e-meterai dengan nilai nominal Rp.10.000 ini resmi diluncurkan pada 1 Oktober 2021 lalu oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Tujuannya adalah untuk memberikan kepastian hukum atas dokumen elektronik.

Saya mengucapkan selamat kepada kawan baik yang saya hormati, Direktur Utama Perum Peruri Ibu Dwina Septiani Wijaya beserta jajarannya atas peluncuran produk baru ini. E-Meterai elektronik adalah bukti kesigapan Peruri menjawab tantangan zaman. Dengan produk ini, masyarakat tak perlu repot-repot mencari meterai tempel untuk dokumen elektronik yang sudah berlaku sah dan banyak digunakan.

Selain fungsinya yang sangat memudahkan, saya juga ingin mengucapkan salut atas desain meterai yang indah dengan dominasi warna merah muda dengan imbuhan serat berwarna merah dan kuning. Lambang negara Garuda Pancasila terlihat gagah, sementara ornamen khas Nusantara menjadikan keseluruhan desain e-meterai ini bernilai seni tinggi. Hal ini tak mengherankan, bila kita melihat desain-desain uang produk Peruri yang juga dikagumi para penggemar numismatik dari banyak negara.


Saya percaya bahwa e-meterai ini akan mendapat sambutan baik dari semua kalangan. Lembaga negara seperti kementerian akan sangat membutuhkan produk baru ini untuk nota-nota dinas mereka. Dunia usaha juga sangat terbantu karena jauh lebih praktis, begitu pula dengan masyarakat pada umumnya. Apalagi, e-meterai ini juga bisa berlaku sebagai alat bukti di pengadilan. Saya yakin dengan keamanan produk ini, karena ada kode khusus yang tertera saat diproduksi oleh Peruri. Saya juga percaya bahwa baik Peruri maupun Direktorat Jenderal Pajak amanah dalam menjaga keamanan data pengguna e-meterai.


Jadi, tunggu apa lagi? Mudah kok untuk mendapatkannya, cukup sambangi portal e-meterai di https://e-meterai.co.id/


Dedi Panigoro

Kisah Ismail Marzuki Diangkat ke Teater Musikal

Saya gembira membaca kabar kisah hidup Ismail "Bang Ma'ing" Marzuki akan diangkat menjadi teater musikal yang disutradarai oleh Garin Nugroho. Di bawah ini berita lengkapnya, ditulis oleh SEKAR GANDHAWANGI, Kompas, 17 Februari 2022

JAKARTA, KOMPAS – Kisah hidup dan lagu-lagu karya komponis Ismail Marzuki akan diangkat menjadi teater musikal yang ditayangkan secara daring. Teater ini diharapkan menjadi referensi generasi muda untuk mengenal sosok pahlawan nasional itu.

Teater musikal ini merupakan hasil kerja sama antara kelompok Teater Musikal Nusantara (Teman), sutradara Garin Nugroho, serta www.indonesiakaya.com. Proses produksi akan dimulai pada pertengahan 2022, dan penayangannya antara bulan Oktober atau November 2022 di kanal Youtube Indonesia Kaya.

“Kami sepakat mengangkat cerita Ismail Marzuki karena dia adalah salah satu komponis Indonesia, komponis Betawi yang luar biasa. Ia juga pahlawan nasional yang karyanya abadi. Akan baik jika generasi sekarang dekat dengan karya Ismail Marzuki,” ucap Direktur Program www.indonesiakaya.com Renitasari Adrian secara daring, Kamis (17/2/2022).

Ismail Marzuki (1914-1958) merupakan komponis kelahiran Jakarta. Beberapa lagu ciptaannya dikenal hingga sekarang, bahkan ada pula yang menjadi lagu wajib seperti Halo-Halo BandungIndonesia Pusaka, Rayuan Pulau Kelapa, dan Gugur Bunga. Ia juga menciptakan lagu O Sarinah, Darimana Datangnya Asmara, dan Selendang Sutera.

Komponis yang dipanggil Maing saat kanak-kanak ini diberi gelar pahlawan nasional pada 5 November 2004. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 089/TK/2004. Namanya juga diabadikan sebagai pusat kesenian di Jakarta, yaitu Taman Ismail Marzuki, pada 1968.

Sosok bersejarah

Menurut produser eksekutif teater ini, Garin Nugroho, mengangkat kembali tokoh Ismail Marzuki penting. Sosok Ismail Marzuki tidak hanya berdampak ke sejarah musik Indonesia, tetapi juga industri kreatif, bahkan juga berperan membangkitkan semangat kebangsaan melalui lagu-lagu ciptaannya.

Sosok Ismail Marzuki tidak hanya berdampak ke sejarah musik Indonesia, tetapi juga industri kreatif, bahkan juga berperan membangkitkan semangat kebangsaan melalui lagu-lagu ciptaannya.

Kemampuan Ismail Marzuki menciptakan lagu dengan berbagai genre sangat menarik. Lagu-lagu ciptaannya terbukti mampu melintasi zaman dari abad ke-20 hingga abad ke-21.

“Kreativitas juga menjadi alasan kenapa cerita Ismail Marzuki penting. Ia tidak hanya memotret romantisme pribadi (pada lagu ciptaannya), tapi ia juga mencatat sejarah, menumbuhkan semangat kebangsaan, serta mampu membuat lagu untuk menari dan menyanyi,” ujar Garin.

Ia menambahkan, generasi muda mesti memiliki referensi sejarah dan ketokohan. Ismail Marzuki merupakan sosok yang tepat untuk dijadikan inspirasi. Menurutnya, pengetahuan generasi muda mengenai tokoh-tokoh inspiratif tidak boleh putus.

Penulis buku Seabad Ismail Marzuki: Senandung Melintas Zaman Ninok Leksono mengatakan, teater ini merupakan kesempatan untuk mengenalkan kembali lagu-lagu karya Ismail Marzuki. Ia berharap generasi muda terinspirasi dengan kemampuan Ismail Marzuki meramu lagu dengan berbagai irama, mulai dari jazz, keroncong, hingga rumba.

Sementara itu, produser Chriskevin Adefrid mengatakan, teater musikal ini akan mengangkat kehidupan dan latar belakang sosok Ismail Marzuki yang selama ini belum banyak diketahui publik. Adapun kesukaan Ismail Marzuki terhadap musik tidak lepas dari peran orangtuanya. Selain itu, proses kehidupan Ismail Marzuki juga menarik karena ia hidup di zaman yang dinamis, yakni sebelum dan setelah Indonesia merdeka.

“Ada lebih dari 30 lagu Bang Maing (Ismail Marzuki) yang akan diangkat dalam bentuk teater musikal,” katanya.

Sebelumnya, www.indonesiakaya.com membuat Serial Musikal Nurbaya yang berbasis dari novel Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai karya Marah Rusli. Serial musikal tersebut ditayangkan secara daring pada 2021 dan telah ditonton lebih dari 20 juta kali di Youtube.

Audisi daring

Pihak Indonesia Kaya mengadakan audisi daring untuk memerankan tokoh Maing (Ismail Marzuki) dan Djoewita, salah satu tokoh perempuan dalam teater ini. Audisi berjudul Mentjari Bang Maing dan Djoewita ini berlangsung sejak Januari 2022 hingga 13 Maret 2022.

Audisi ini terbuka bagi talenta berusia 18 tahun ke atas. Para talenta mesti memiliki kemampuan menyanyi, menari, dan berakting. Mereka tidak wajib bisa memainkan alat musik.

Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian berharap teater musikal ini menambah kesempatan tampil bagi para seniman pertunjukan. Menurutnya, panggung seni pertunjukan masih terbatas. Kesempatan ini diharapkan pula berdampak ke regenerasi seniman pertunjukan.

Editor: ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN

Skema Ponzi Kripto

 Aset kripto merupakan bagian dari sistem keuangan yang terdesentralisasi sehingga tak ada otoritas yang bisa menjangkaunya. Itulah mengapa aset kripto rentan dengan praktik investasi bodong dengan skema ponzi

Oleh A PRESETYANTOKO

Kompas, 15 Februari 2022

Akhir-akhir ini muncul berbagai produk investasi berbasis kripto yang melibatkan para pesohor. Nilai salah satu token yang dirilis pasangan selebritas, misalnya, turun tajam setelah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi atau Bappebti melarang peredarannya, tetapi kemudian melonjak setelah Bappebti mengklarifikasinya. Para selebritas berperan membuat produk ini digemari masyarakat.

Selain token kripto, aset digital yang ”naik daun” adalah NFT (non-fungible token), tanda kepemilikan atas barang yang diperdagangkan dengan aset kripto. Sejauh ini, NFT banyak digunakan sebagai sertifikat produk, seperti musik, video, foto, lukisan, dan karya seni lain. Itulah mengapa banyak selebritas terjun di bisnis ini.

Merujuk DappRadar, penjualan NFT mencapai 10,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 152 triliun di seluruh dunia pada triwulan III-2021. Padahal, pada triwulan I nilainya baru sekitar 1,2 miliar dollar AS atau Rp 17 triliun saja. Pada 2022 ini, nilainya diperkirakan terus meningkat secara drastis.

Aset kripto juga digunakan dalam investasi robot jual beli valuta asing (valas). Sebenarnya, penggunaan teknologi dengan algoritma dalam jasa penasihat keuangan (robo-advisor) bukan hal baru. Namun, belakangan teknologi ini digunakan mengemas investasi dengan imbal hasil tinggi melalui pemasaran dengan perekrutan anggota (multi-level marketing).

Pada 2021, Bappebti memblokir setidaknya 336 domain situs web yang menawarkan robot perdagangan valas. Produk itu dikeluarkan setidaknya oleh sembilan entitas bisnis, yaitu Net89/SmartX, Auto Trade Gold (ATG), Viral Blast, RaibotLook, DNA Pro Akademi, EA-50, Robot Sparta, Fin888, dan Fahrenheit Sistem Pro. Dengan dalih melibatkan valas, investasi dikonversi dalam aset kripto.



Ada lagi jenis investasi bernama binary option atau perdagangan daring di mana para pedagang (trader) menebak naik turunya harga sebuah aset pada jangka waktu tertentu. Salah satu situs ini bernama Binomo yang banyak dipopulerkan para pemengaruh atau influencer.

Pandemi dan kemajuan teknologi telah mengakselerasi inovasi produk investasi. Efeknya, terjadi banyak praktik investasi bodong, melalui permainan uang (money game) dan perjudian. Ke depan, investasi melalui permainan (gamifikasi) akan terus berkembang pesat. Karena itu, kerangka regulasi harus disiapkan agar terjadi keseimbangan antara inovasi, perlindungan konsumen, dan stabilitas ekonomi.



Skema ponzi

Tidak semua investasi berbasis kripto bersifat ponzi. Begitupun, tak semua adopsi teknologi dalam investasi merugikan konsumen. Namun, adopsi teknologi dan masifnya aset kripto juga mendorong maraknya skema ponzi.

Dalam kajian ekonomi, istilah ponzi dipelopori oleh Hyman Minsky (1919-1996), ekonom keturunan Belarus yang berkarier di Washington University at Sint Louis. Perilaku manusia secara alamiah akan berevolusi dari sangat hati-hati (hedge), mulai berspekulasi (speculative), dan kemudian sembrono cenderung kriminal (ponzi). Istilah ”ponzi” diambil dari Charles Ponzi (1882-1949), imigran Italia yang mengembangkan berbagai bisnis gelap di Amerika Serikat dan Kanada.

Pada Januari 1920, Ponzi mendirikan perusahaan keuangan bernama Securities Exchange Company dengan memperkenalkan skema investasi amat menggiurkan. Berawal dari 18 investor, bisnis ini berkembang begitu pesat dan ketika kolaps total investasinya mencapai 20 juta dollar AS pada 1920 atau setara dengan 196 juta dollar AS pada 2020. Sebagai perbandingan, praktik serupa oleh Bernard Madoff pada 2008 total kerugiannya hanya 18 juta dollar AS. Bisa dibayangkan, magnitudo persoalan yang ditimbulkan Charles Ponzi waktu itu.

Sejak kejadian tersebut, produk investasi bodong disebut sebagai skema ponzi. Ponzi ekonomi terjadi tatkala secara sistemik kewajiban lebih besar dari aset. Krisis tak pernah terjadi begitu saja, melainkan melalui evolusi perilaku para agen ekonomi yang tadinya berhati-hati menjadi sembrono.

Dalam situasi aman (booming), agen ekonomi cenderung spekulatif dan jika situasi berlanjut serta tak ada pengetatan regulasi, perilaku spekulatif berubah jadi ponzi, ditandai dengan terjadinya depresiasi nilai aset secara drastis, sementara nilai utangnya meningkat. Momen ini sering disebut sebagai ”Minsky Moment” atau meledaknya krisis finansial. Minsky adalah pelopor yang mengaitkan kondisi keuangan (cash flow) agen ekonomi dengan fluktuasi ekonomi makro (business cycle).

Apa kaitannya dengan aset kripto? Aset kripto adalah aset yang valuasinya ditopang oleh teknologi dan ketika pandemi adopsinya begitu intensif. Ditambah perilaku masyarakat yang makin tergantung pada teknologi akibat pembatasan mobilitas fisik, aset kripto menemukan momentumnya. Persoalannya, aset kripto merupakan bagian dari sistem keuangan yang terdesentralisasi (decentralized finance/DeFi) sehingga tak ada otoritas yang bisa menjangkaunya, termasuk otoritas moneter. Itulah mengapa aset kripto sangat rentan dengan praktik investasi bodong dengan skema ponzi.

Kementerian Perdagangan memperkirakan transaksi kripto di Indonesia sepanjang 2021 mencapai Rp 859 triliun dengan jumlah pelanggan 11,2 juta pelaku dan nilai transaksi hariannya Rp 2,7 triliun. Mengingat begitu besar potensinya, Kementrian Perdagangan tengah menyiapkan pendirian bursa kripto. Di satu sisi, bursa kripto akan memudahkan supervisi, tetapi di sisi lain akan mengakselerasi pertumbuhan. Dengan semakin besarnya nilai investasi aset kripto, tak tertutup kemungkinan dinamikanya akan memengeruhi stabilitas sektor keuangan.

Jika demikian, pengelolaan aset kripto perlu diintegrasikan dalam koordinasi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang meliputi Kementrian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan. Lebih jauh lagi, keberadaan aset kripto perlu menjadi bagian dari rencana penerbitan Omnibus Law Sektor Keuangan.

Jangan tunggu aset kripto membesar dan perilaku investor cenderung ponzi. Jika terlambat, aset kripto bisa memicu ”Minsky Moment” atau krisis yang bersifat sistemik.

Editor:

MUKHAMAD KURNIAWAN

Ada Sjahrir di Balik Seni Rupa Kita

Sutan Sjahrir membuat terobosan penting di bidang seni rupa pada masa awal kemerdekaan. Dia memainkan seni rupa sebagai alat diplomasi sekaligus deklarasi bahwa Indonesia sangat beradab, tak suka kekerasan.

Oleh AMINUDIN TH SIREGAR




Dalam historiografi seni rupa modern Indonesia, kontribusi Sutan Sjahrir belum pernah dikaji dengan saksama. Namanya tenggelam di balik citra Soekarno yang lebih menonjol, baik sebagai pencinta seni maupun sosok yang mendukung aktivitas seniman. Ironisnya, Sjahrir hampir tidak pernah disangkutpautkan dengan pergerakan seni rupa modern Tanah Air.

Padahal peran ”si Kancil” yang di awal revolusi dikenal sebagai the noblest of the Revolutionary personalities (Johan Fabricus, 1947) dalam memajukan seni rupa modern di Tanah Air ini tidaklah kecil. Dua pameran seni rupa yang diselenggarakan selama menjabat sebagai Perdana Menteri (November 1945-Juni 1947) cukup untuk membuktikan perannya.

Membaca surat-suratnya sewaktu meringkuk sebagai tahanan politik pada 1930-an, siapa pun akan terkesan dengan luasnya wawasan Sjahrir atas wacana seni dan kebudayaan. Dengan lancar dia, misalnya, membahas situasi seni lukis di Batavia. Dia juga mengupas dilema identitas kesenimanan yang pernah menjangkiti pelukis Salim. Bahkan jauh sebelum S Sudjojono mencibir kebudayaan klasik Indonesia yang tersimpan di museum itu sudah ”bau kemenyan” (S Sudjojono, 1940), Sjahrir sudah terlebih dulu memakai kiasan tersebut.

Dari Banda Neira, dia mengusulkan sebaiknya pergerakan kebudayaan baru Indonesia ”jangan berbau udara museum atau menyan”. Ia paham bahwa tolok ukur hasil seni akan selalu terletak pada perkara isi dan bentuk. Dengan parameter ini, dia kemudian mengkritik estetika formalisme yang hanya mengutamakan bentuk, bukan isi. Sjahrir kemudian menggariskan batas kriteria seninya dengan mengatakan bahwa suatu ciptaan kreatif ”yang tiada berisi pikiran dan perasaan, bukanlah seni” (Sutan Sjahrir, 1938). Selain akrab di kalangan seniman, Sjahrir disebut-sebut mengoleksi beberapa lukisan (Rudolf Mrazek, 2018).

Pameran 

Pameran dengan judul berbahasa Inggris Works of Indonesian Painters Today hanya berlangsung lima hari, mulai 27 hingga 31 Desember 1945. Ini adalah pameran pasca-perang pertama di dunia yang diselenggarakan oleh sebuah bangsa yang baru merdeka untuk menyatakan identitas budaya modern mereka (saya belum menemukan sumber dari belahan negeri lainnya yang menggelar pameran seni rupa pada bulan dan tahun tersebut).

Pameran resmi Pemerintah Indonesia ini diselenggarakan oleh Kementerian Penerangan, menggelar lebih kurang 141 karya dari 19 pelukis, mengambil tempat di gedung yang saat ini menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba. Brosur pameran menyebutkan nama-nama seniman, antara lain: Barli, Basuki Abdullah, Hendra Gunawan, Affandi, Emiria Sunassa, Subanto Suriosubandrio, RM Soemitro, S Sudjojono, Rusli, Soelarko, Kartono Yudhokusumo, Sudjana Kerton, E Abedy, Baharudin Marasutan, Mochtar Apin, Suromo, Patty, Sumartono, dan Kusnadi.

Beberapa sumber menegaskan bahwa Sjahrir adalah inisiator pameran (Mochtar Lubis, 1980). Sukar untuk tidak mengatakan bahwa dia, selaku Perdana Menteri, sengaja menggunakan pameran itu secara politis untuk mencapai tujuan-tujuan diplomatik. Dia mengirim sinyal ke dunia internasional bahwa revolusi Indonesia dilakukan oleh kaum muda dari sebuah bangsa yang beradab dan berwawasan modern. Sjahrir ingin merehabilitasi atau membalikkan persepsi-persepsi negatif kepada Indonesia yang ketika itu kian memburuk.

Dengan seni, ia menegaskan bahwa bangsa yang memproklamasikan kemerdekaannya pada Agustus 1945 itu bukanlah segerombolan bandit radikal atau ekstremis tak berbudaya. Masuk akal, sebab ketika itu Belanda di lain pihak terus-menerus mendiskualifikasi kemerdekaan Indonesia dengan ragam propaganda, terutama ke para tentaranya yang mendengar, misalnya, fasisme Jepang telah menanam racun kebencian terhadap orang kulit putih di kalangan pemuda Indonesia (Gert Oostindie, 2015).

Dengan istilah Works of Indonesian Painters Today, makna pameran ini juga ingin menekankan spirit kebaruan dan kekinian karya seniman-seniman muda Indonesia. Meskipun demikian, saya kira penting untuk digarisbawahi bahwa kecamuk sosial di bulan-bulan awal revolusi menyulitkan seniman berkarya. Saya mencatat bahwa banyak lukisan di pameran itu tercipta di masa pendudukan Jepang. Menarik untuk dicermati bagaimana brosur yang dicetak secara bilingual (Indonesia dan Inggris) itu menyiratkan keinginan Indonesia meraih pembacaan dan simpati internasional.

Suasana mencekam di kota Jakarta menyelimuti acara pembukaan. Surat kabar memberitakan, ketika pameran dibuka, terjadi insiden ”tembak-menembak, rampok-merampok, bunuh-membunuh dan aneka kejadian kekerasan atas kemanusiaan” antara laskar Republik melawan tentara NICA di sejumlah tempat. Bahkan, sehari sebelumnya percobaan pembunuhan kepada Sjahrir terjadi di kawasan menteng. Mobil yang ditumpanginya diberondong peluru tentara NICA. Namun, situasi yang karut-marut itu tidak menggetarkan nyali para pembesar Republik.

Selain Sjahrir, surat kabar mencatat Soekarno, Muhammad Hatta, Amir Sjarifuddin, dan beberapa perwira militer Inggris—yang memang sengaja diundang—hadir di acara pembukaan. Kehadiran mereka mengisyaratkan, pameran itu jelas bukanlah ”pameran kaleng-kaleng”. Ragam surat kabar dunia melukiskan suasana persahabatan di antara para pembesar Republik dan Inggris sehingga: ”meneguhkan keyakinan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka”.

Yang sebenarnya cerdik adalah Sjahrir. Dia paham bahwa konstelasi global setelah Perang Dunia II sedang berubah drastis. Dalam pamfletnya yang masyhur, Perjuangan Kita (November 1945), dia menyatakan bahwa kedudukan Indonesia dikangkangi kekuatan yang berpengaruh di dunia sehingga nasibnya sangat bergantung pada kapitalisme dan imperialisme Anglo-Saxon.

Sjahrir sebenarnya ingin menghentikan kekerasan kaum muda militan terhadap kaum kulit putih, menawarkan suatu bentuk politik dan institusi yang diterima oleh Barat, dan suatu retorika nasionalis tanpa komponen radikal untuk menuai simpati dunia luar (Benedict Anderson, 1968).

Dengan demikian, pameran itu merealisasikan gagasan-gagasan Sjahrir tersebut. Secara pribadi, kedewasaan politiknya juga teruji sewaktu tentara NICA melakukan percobaan pembunuhan. Sjahrir bahkan tidak punya hasrat untuk menyerukan pembalasan balik. Ia dikabarkan tetap tenang dan tersenyum. Dia menghindari cacophony yang bisa merugikan revolusi Indonesia.

Pemerintahan Sjahrir memang tidak berlangsung lama. Akan tetapi, pameran bersejarah Desember 1945 itu menunjukkan bahwa Soekarno bukanlah satu-satunya pemimpin bangsa yang berperan memajukan seni rupa Indonesia.

Aminudin Th Siregar

Dosen Seni Rupa-ITB

Editor:
MOH. HILMI FAIQ