Menebar Kebaikan lewat Dongeng

Rona Mentari (25), juru dongeng

Dongeng sangat berarti bagi kehidupan Rona Mentari (25). Lewat dongeng, Rona bisa mengubah dirinya dari seorang yang pemalu menjadi penuh percaya diri. Melalui dongeng pula, Rona menemukan panggilan hatinya: menjadi juru dongeng yang menyebarkan pesan-pesan kebaikan bagi sesama.
”Aku dulu waktu masih TK orangnya minderan, pemalu banget. Cuma ditegur sama guru saja ngompol di celana, ha-ha-ha,” ujar Rona terbahak mengingat masa kecilnya.
Karena sangat pemalu, Rona mengaku tidak banyak memiliki teman. Ia sangat kesulitan untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Saat jam istirahat, Rona lebih memilih diam di dalam kelas dan membantu gurunya mempersiapkan makan siang untuk para siswa TK Budi Mulia II Yogyakarta.
Namun, di masa-masa sulit itu, ada hal yang sangat disukai Rona. Ia menyukai sesi mendongeng yang dibacakan guru TK-nya. Sang guru adalah pendongeng pertamanya. Ia bisa larut dalam cerita yang dibawakan sang guru sembari berimajinasi. Ia selalu mengikuti sesi mendongeng dengan antusias.
Sepulang sekolah, Rona terbiasa menceritakan kembali dongeng itu kepada ibunya. Sembari mengerjakan pekerjaan rumah, ibunya pun mendengarkan cerita Rona dengan penuh perhatian. ”Mamaku adalah seorang pendengar yang baik. Meski sembari menyetrika, dia selalu mendengarkan cerita-ceritaku,” ujar Rona.
Orangtuanya kemudian melihat ada potensi mendongeng dalam diri Rona. Lalu saat naik ke sekolah dasar, ia mulai dipilih untuk mewakili sekolah dalam lomba dongeng. Pertama kali mendongeng, ia langsung juara I. Prestasinya itu kemudian membuatnya sering ditunjuk mewakili sekolah dalam lomba-lomba dongeng.
Saat diajak orangtuanya menghadiri acara resmi, ia juga kerap tiba-tiba dipanggil maju untuk membaca puisi atau dongeng. Walaupun grogi, cara orangtua mengondisikan supaya Rona berani tampil di depan umum ternyata berhasil. Kebiasaan itu akhirnya membentuk mental Rona menjadi lebih berani dan percaya diri.
Saat kelas IV SD, Rona juga mulai membuat program sendiri, yaitu Safari Dongeng Ramadhan. Berbekal cerita para nabi dan rasul, Rona berkeliling ke beberapa masjid di Yogyakarta.
”Saat ulang tahun, pernah suatu ketika saya mendongeng di perempatan dekat rumah untuk anak-anak jalanan. Orangtuaku sangat mendukung dengan cara mereka yang unik dan demokratis,” kata Rona.
Kian beranjak dewasa, Rona menjadi lebih percaya diri. Saat duduk di SMP kelas I, ia pernah mengikuti pemilihan dai cilik yang disiarkan di salah satu stasiun televisi swasta. Ia bisa masuk sampai ke tahapan grand final dan mendapatkan peringkat ketiga. Dongeng benar-benar mengubahnya dari seorang yang minder dan pemalu menjadi lebih percaya diri. Saat SMA, ia pun mulai mengikuti banyak kegiatan, seperti fotografi, membuat film, pencak silat, dan lain-lain.
Kini, jejak pemalu itu bahkan sudah tidak terlihat lagi di wajahnya yang selalu ceria. Dia kerap tertawa lebar dan memperlihatkan barisan giginya yang rapi. Dia juga ramah dan senang mengobrol dengan orang-
orang baru.
Rumah dongeng
Saat lulus SMA, dia semakin menyadari bahwa mendongeng memiliki banyak manfaat. Ia pun mulai menanamkan di benaknya, bahwa ia ingin mendalami dunia mendongeng. Bersama dua saudara perempuannya, ia kemudian mendirikan Rumah Dongeng Mentari (RDM) pada 2010.
RDM menjadi rumah bagi warga sekitar rumahnya di Condongcatur, Yogyakarta, untuk belajar, membaca buku-buku, dan mendengarkan dongeng. Di situ, Rona juga merekrut beberapa sukarelawan.
”Rumah dongeng itu didirikan karena melihat di sekitar rumah banyak yang putus sekolah, mabuk-mabukan, dan menyalurkan kegiatan ke arah negatif. Kami ingin kasih tempat bermain mereka yang edukatif,” kata Rona.


Tak berhenti sampai di situ, saat kuliah di Universitas Paramadina Jakarta, Rona juga membuat channel Youtube Dongeng.tv. Ini merupakan cara Rona untuk memperkenalkan budaya bertutur di era digital.

Saat ini, banyak anak-anak terpapar tontonan melalui layar gawai. Tontonan ada yang bersifat edukatif, tetapi ada banyak juga yang tidak sesuai dengan karakteristik anak. Dengan Dongeng.tv, diharapkan anak-
anak mendapatkan pilihan tontonan yang berkualitas. Salah satu konten dalam channel Dongeng.tv juga ada tips mendongeng, dan pengetahuan tentang dongeng.
”Harapannya justru supaya setelah nonton Dongeng.tv, anak-anak minta kepada orangtuanya atau gurunya supaya didongengin,” kata Rona.
Kenapa budaya bertutur langsung menurutnya penting? Karena dalam bertutur langsung ada interaksi dua arah, ada sentuhan, ada kontak mata, yang bisa menjadi media untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan.
Tahun 2017, Rona juga menyelenggarakan Festival Dongeng Awicarita, kerja sama dengan Rumah Dongeng Mentari dan RWE Digital Agency. Festival yang diadakan di Amphitheater Hutan Pinus Mangunan itu menampilkan 300 pendongeng, artis, dan tokoh masyarakat. Acara juga diikuti oleh pendongeng dari Korea Selatan, Kim Seung Ah.
Pesan kebaikan
Saat masih mahasiswa, Rona mulai banyak mendapatkan undangan untuk mendongeng. Baik dari instansi pemerintah, sekolah, komunitas, dan sebagainya. Saat berinteraksi dengan audiensnya, Rona harus menyampaikan materi dengan cara menarik. Karena ia suka bermain musik, ia akhirnya menggunakan gitar untuk bernyanyi dan mendongeng. Kini, Rona identik dengan permainan gitar kecilnya saat mendongeng di depan anak-anak.
Dengan bakat mendongengnya, Rona juga berkesempatan berkeliling Nusantara. Rona sering bertemu dengan anak-anak yang unik dan lucu. Pernah suatu ketika saat ia mendongeng di Karimunjawa, Jawa Tengah, ia bertemu dengan anak yang bercita-cita ingin menjadi koruptor. Anak itu sering melihat di televisi bahwa koruptor berpenampilan keren, memiliki mobil bagus, dan hidupnya berlimpah harta.
Rona pun miris mendengar kejujuran dari anak itu. Semenjak itu, ia semakin bertekad untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan seperti kejujuran, integritas, dan kepedulian kepada anak-anak. Ia juga pernah bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyebarkan dongeng bertema integritas.
Tahun 2018 ini, Rona mendapatkan kesempatan untuk mendalami dunia dongeng dan memperluas jaringannya. Selama empat bulan, ia belajar bersama 18 orang juru dongeng dari berbagai negara dan latar belakang. Ia mendapatkan beasiswa dari International School of Storytelling, England Storyteller.
Ia pun semakin mantap memilih juru dongeng sebagai panggilan jiwanya.
”Aku akan terus menjadi juru dongeng. Aku juga ingin supaya banyak bermunculan juru dongeng lainnya di Indonesia. Karena pesan-pesan kebaikan bisa disampaikan melalui kekuatan dongeng,” kata Rona.
Rona Mentari
    • Lahir: Yogyakarta, 23 September 1992
    • Pendidikan: S-1 Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina
    • Pencapaian:
    1. Selected Storyteller Sydney International Storytelling Conference 2014
    2. Scholarship Student Storytelling Beyond Words 2018, International School of Storytelling, England Storyteller
    3. Pendiri Rumah Dongeng Mentari
    4. Pendiri Festival Dongeng Nasional ”Awicarita Festival” di Yogyakarta

               Oleh: Dian Dewi Purnamasari
               Dikutip dari Kompas edisi 21 Juni 2018







Maya Hasan: Banyak Perayaan


Memiliki kerabat dengan beragam agama membuat harpis Maya Hasan punya banyak momen berkumpul bersama keluarga besarnya. Maya lima bersaudara. Dua kakaknya beragama Islam, sementara Maya, ibu, dan dua saudaranya yang lain Kristen. Meski berbeda keyakinan, mereka selalu merayakan Lebaran dan Natal bersama. "Kami jadi punya banyak perayaan, makan-makannya lebih banyak," kata Maya, Kamis pekan lalu.
Dalam setiap momen perayaan, semua anggota keluarga datang ke rumah yang ditempati Maya dan ibunya. Saat Lebaran, Maya ikut mengenakan kaftan, pakaian longgar dan panjang yang berasal dari kerajaan Persia kuno. Di Indonesia, model pakaian ini identik dengan acara religi Islam, seperti puasa dan Lebaran.
Maya, 46 tahun, juga menyiapkan menu makanan istimewa. Ia menugasi asisten rumah tangganya menyiapkan ketupat, opor ayam, sayur labu, sambal goreng ati-kentang-pete, sambal, dan kerupuk. Yang berbeda dengan keluarga lainnya, mereka menambahkan koya. "Jadi enak karena gurih," ucap ibu tiga anak itu.
Saat Natal, sajiannya lain. Maya menyediakan kalkun, seperti menu perayaan Thanksgiving di Amerika Serikat. Yang lebih spesial, ia memasak kalkun itu bersama anak-anaknya yang mudik dari luar negeri. "Pas mereka libur. Jadi bisa ngumpul," katanya.
Dikutip dari Tempo edisi 11-17 Juni 2018

Setelah Salah Salat


Buka puasa bersama di Masjid Abdullah Quilliam, Liverpool, Inggris, dua pekan lalu didominasi obrolan tentang Mohamed Salah. Bintang asal Mesir itu menjadi pahlawan setelah mencetak 44 gol dan membawa Liverpool FC ke final Liga Champions Eropa. Pemain sepak bola terbaik Inggris musim 2017/2018 itu juga menyumbangkan lima gol dan mengantar negaranya ke Piala Dunia 2018-penampilan pertama mereka setelah 28 tahun.

Buka puasa bersama di Masjid Abdullah Quilliam, Liverpool, Inggris, dua pekan lalu didominasi obrolan tentang Mohamed Salah. Bintang asal Mesir itu menjadi pahlawan setelah mencetak 44 gol dan membawa Liverpool FC ke final Liga Champions Eropa. Pemain sepak bola terbaik Inggris musim 2017/2018 itu juga menyumbangkan lima gol dan mengantar negaranya ke Piala Dunia 2018-penampilan pertama mereka setelah 28 tahun.
Setelah menghabiskan samosa-kue goreng-seorang anggota jemaah, Rifat Khan, berbicara lebih jauh ketimbang sekadar gol. Seperti ditulis harian Inggris, Mirror, suporter Liverpool itu menilai Salah mengikis pandangan buruk masyarakat Inggris terhadap Islam. "Ketika para fan meneriakkan yel-yel tentang Salah sebagai muslim, saya merasa lebih diterima. Tidak lagi dilihat sebagai pendatang, karena saya juga muslim," kata Khan, 25 tahun, korban kekerasan rasial saat remaja.
Dengar saja pekikan girang para penggemar The Reds-julukan Liverpool-saat Salah mencetak gol. "If he's good enough for you, he's good enough for me. If he scores another few, then I'll be muslim too." Gubahan Good Enough milik Dodgy itu diakhiri "Sitting in the mosque, that's where I wanna be."
Salah, 25 tahun, muncul sebagai fenomena di waktu yang tepat. Rentetan serangan teroris, termasuk pengeboman di London dan di Manchester tahun lalu, membuat angka islamofobia di Inggris mencapai 47 persen. Situs Football Against Racism in Europe menempatkan stadion-stadion di Inggris sebagai tempat insiden rasisme dan islamofobia terbanyak di Eropa selama 2014-2017.
Pada Maret 2015, saat jeda laga Liverpool versus Blackburn, Abubakar Bhula dan Ashif Bodi menunaikan salat magrib di kolong tangga di salah satu sudut Stadion Anfield. Seseorang mengunggah foto mereka di Twitter dengan tulisan "memalukan".
Express memberitakan bahwa insiden yang sama terjadi pada 2013, saat sekelompok penonton yang sedang beribadah salat magrib berjemaah diintimidasi sesama suporter di Stadion Boleyn Ground, London, kandang West Ham United. Di Nice, Prancis, wali kota dan pengurus federasi sepak bola mengancam akan memotong subsidi bagi klub yang melanggar "Aturan Sekularisme", termasuk salat di stadion. Alasannya, seperti ditulis situs The Local, sepak bola adalah olahraga universal yang tak boleh dicampuradukkan dengan praktik religi.
Salah, yang hijrah dari AS Roma di Italia ke Liverpool pada Juni tahun lalu, menyatakan identitas keagamaannya secara terang-terangan. Sebelum kick-off, dia selalu menengadahkan tangannya. Juergen Klopp, Manajer Liverpool, mengatakan pemainnya itu selalu khusyuk berdoa setiap kali hendak memulai laga. "Termasuk berwudu dan hal-hal lainnya," ucap pelatih asal Jerman itu. Setelah menjebol gawang lawan, Salah memilih bersujud syukur ketimbang jejingkrakan.
Ashif Bodi mengatakan aksi itu membuat suporter, baik di stadion maupun pemirsa televisi, lebih menerima cara umat Islam beribadah. Dia menyebutnya "Efek Salah". Meski Anfield telah memiliki ruang sembahyang sejak 2016, dia masih menunaikan salat di kolong tangga sesekali. "Tapi tidak ada lagi yang memberikan pandangan aneh," kata warga Liverpool itu kepada Middle East Eye. Kebiasaan sujud sebagai perayaan gol pun menular ke bocah-bocah di Inggris.
Mengapa Salah bisa menjungkirbalikkan persepsi dalam tempo kurang dari setahun? "Karena gol-golnya, tentu saja, ha-ha-ha...," ucap Chris Pajak, analis di The Redmen TV, kanal penggemar independen Liverpool. Dengan 44 gol dalam satu musim, pemain kidal itu hanya kalah dibanding Ian Rush, legenda The Reds yang mencetak 47 gol pada musim 1983/1984.
Perilaku Salah di luar lapangan juga membuat penggemar seperti Pajak jatuh hati. Salah adalah antitesis dari kebanyakan bintang sepak bola, yang hedonistis, doyan gonta-ganti pacar, dan gila pesta. Selain di lapangan, Salah biasa ditemui di masjid saat salat Jumat. Biasanya dia bersama Sadio Mane, tandemnya di lini depan Liverpool, asal Senegal. Keduanya selalu membalas sapaan para penggemar dengan ramah. Abdullah Quilliam, masjid tertua di Inggris yang dibangun pada 1887, menikmati 10 persen kenaikan anggota jemaah sejak Salah kerap Jumatan di sana.
Di Mesir, Salah membangun stasiun ambulans dan pusat pendistribusian makanan bagi warga miskin. Saban bulan, dia menyalurkan bantuan kepada 400 keluarga miskin dan madrasah yang diikuti seribuan anak, yang mengajarkan Islam moderat serta menjauhkan mereka dari ekstremisme. Saking cintanya kepada pemain itu, lebih dari sejuta warga Mesir menulis "Mohamed Salah" di kertas pemilihan umum, meski jelas-jelas Salah bukan calon presiden. April lalu, Kerajaan Arab Saudi menghadiahinya sebidang tanah di Kota Suci Mekah. Aidh al-Qarni, cendekiawan Arab Saudi dan penulis La Tahzan, mengatakan Salah telah merepresentasikan Islam dengan cara terbaik. "Mungkin lebih baik dari seratus atau seribu khotbah," tulis Al-Qarni di akun Twitternya.
Sebelum Salah menjadi ikon, dalam skala lebih kecil, sejumlah pemain sepak bola muslim merebut hati Eropa. Rabah Madjer asal Aljazair mengawalinya pada 1980-an, lalu ada megabintang Prancis, Zinedine Zidane, pada 1990-an. Pemain muslim mulai bertebaran di Benua Biru pada pertengahan 2000-an. Mereka memiliki kelebihan karena pantang menyentuh alkohol dan judi. "Intinya, jauh dari masalah," ujar Sam Cunningham, penulis artikel sepak bola di situs I News.
Contohnya saat Sam Allardyce mendatangkan Ali al-Habsi ke klub Liga Primer Inggris, Bolton Wanderers, pada 2006. Dia kerap mendampingi kiper Oman tersebut ke masjid. Paul Pogba di Manchester United, Mesut Oezil dan Shkodran Mustafi di Arsenal, serta Edin Dzeko di AS Roma adalah segelintir contoh bintang yang aktif saat ini.
Perubahan pun datang mengikuti. Tempat latihan Arsenal dan Liverpool hanya menyediakan makanan halal. Musala dibuka di berbagai stadion, seperti Saint James Park di Newcastle dan Emirates di London. Bahkan Allianz Arena, kandang Bayern Muenchen, punya masjid. Rumah ibadah yang juga memiliki imam tetap dan perpustakaan itu dibangun atas usul dan urunan para pemain Muenchen, di antaranya Franck Ribery. Liga Primer Inggris sampai mengganti kebiasaan memberikan sampanye kepada man of the match karena Yaya Toure, gelandang muslim Manchester City asal Pantai Gading, kerap merebut gelar itu dan selalu mengoper hadiah minuman beralkohol tersebut kepada rekannya.
l l l
WAJAH Islam di kancah sepak bola tidak seindah gol-gol Mohamed Salah. Tiga tahun lalu, 13 remaja di Mosul ditembak mati oleh pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Penyebabnya, mereka menonton tayangan Piala Asia yang menampilkan laga antara Irak-negeri mereka-dan Yordania. Setelah memberondong mereka dengan senapan mesin, eksekutor baru menyatakan bahwa para remaja itu melanggar aturan agama dengan menonton sepak bola.
Setahun sebelumnya, Boko Haram meledakkan bom di arena nonton bareng laga Piala Dunia 2014 di Nayi-Nama, Damaturu, Nigeria. Akibatnya, 21 orang tewas saat menyaksikan pertandingan Brasil melawan Meksiko itu. Abubakar Shekau, pemimpin organisasi militer tersebut, mengatakan sepak bola adalah musuh Islam. Dalam pergelaran Piala Dunia tahun ini, ISIS menyatakan akan membunuh Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Ancaman itu dilengkapi poster bergambar eksekusi dua megabintang tersebut dengan latar belakang Stadion Luzhniki, Moskow.
Banyak dalil yang mengharamkan sepak bola. Misalnya dalam kitab Inarotud Duja karya Syekh Muhammad al-Maliki, yang menyamakan bola sepak dengan kepala Husein, cucu Nabi Muhammad, yang dipenggal dan ditendang-tendang dalam Peristiwa Karbala. Alasan lain, menurut sebagian orang, adalah pemain mengumbar bagian badan yang tak boleh kelihatan. Menurut hadis riwayat Bukhori, "paha adalah aurat".
Ada juga yang mengaitkannya dengan larangan penerimaan hadiah. Dalam hadis riwayat Ahmad, Tarmizi, dan Abu Daud disebutkan, "Tidak ada hadiah perlombaan kecuali dalam balapan unta, memanah, atau pacuan kuda." Yang terbaru, pada 2003, seperti ditulis Washington Post, ulama Arab Saudi, Syekh Abdullah al-Najdi, mengharamkan sepak bola, kecuali dimainkan sebagai latihan berjihad.
Al-Shabaab, kelompok militan yang berafiliasi dengan Al-Qaidah di Somalia, mencoba memberi gambaran sepak bola halal versi mereka. Wartawan Al Jazeera, Hamza Mohamed, menuliskannya dari Barawe, wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak itu, pada Juli 2014, saat seluruh kolong langit menikmati Piala Dunia.
Pemain boleh mengenakan jersey klub-klub Eropa, asalkan berlengan panjang. Seragam merah-putih Arsenal menjadi pilihan terbanyak di antara 40-an kombatan Al-Shabaab. Celana wajib menutupi lutut. Berapa pun waktu tersisa, peluit panjang bertiup 15 menit menjelang azan. Saat terjadi gol, selebrasi yang diizinkan adalah takbir dengan telunjuk teracung. Buka baju dan pamer otot ala Mario Balotelli dianggap sebagai pornoaksi dan pelakunya dikenai sanksi larangan bermain seumur hidup. Pemain yang bergoyang pinggul ala Roger Milla dihukum cambuk.
Wasit, selain tidak menggunakan kartu dan berwenang memberikan hukuman di tempat, anti-omongan jorok. Pemain yang kedapatan berkata kasar ditarik dari garis depan. Kalau pemain itu anggota brigade bom bunuh diri, namanya dihapus-hukuman yang dinilai paling memalukan karena menunda perjalanan menuju janah.
Tentu saja banyak ulama berpendapat lain. Mufti Arab Saudi, Syekh Abdul Aziz bin Abdullah al-Sheikh, mengatakan fatwa Al-Najdi ngaco dan harus dituntut ke pengadilan syariah. Bahkan akhir tahun lalu Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mencabut larangan keberadaan perempuan di stadion. Keputusan ini menyusul diizinkannya perempuan mengendarai mobil.
Adapun, seperti dikutip dari Arab News, Mufti Besar Mesir Shawki Allam membolehkan pemain tim nasionalnya tidak berpuasa selama Ramadan tahun ini untuk berkompetisi di Piala Dunia. Mereka disamakan dengan musafir, yang boleh menunda puasa hingga kembali ke rumah. "Namun tetap lebih baik jika mereka berpuasa," kata Allam.
Mesir akan melakoni laga perdana di Piala Dunia 2018 bertepatan dengan Idul Fitri, 15 Juni, melawan wakil Amerika Latin, Uruguay. Kabar buruknya, Raja Mesir-julukan Mohamed Salah-masih dirawat di Spanyol untuk menyembuhkan cedera bahu kiri yang ia peroleh saat Liverpool ditaklukkan Real Madrid di final Liga Champions Eropa, 27 Mei lalu. Di Twitter, dia mengunggah foto dirinya sedang melatih otot bahu. "Meski sulit, saya yakin bisa tampil di Rusia dan membuat kalian semua bangga," ujar Salah.
Oleh : Reza Maulana
Dikutip dari Kompas Edisi 11-17 Juni 2018

Rahayu Melewati Krisis


Sri Hartati Rahayu pernah terpuruk begitu dalam. Ia bahkan berada di ambang depresi ketika firma hukum yang ia dirikan hancur berbarengan dengan kandasnya biduk rumah tangganya. Di tengah badai itu, ia menolak untuk lemah, apalagi menyerah….
Kami berjanji melakukan perjalanan. Bali mungkin pilihan paling romantis untuk sebuah pertemuan. Pulau ini begitu banyak menjanjikan lanskap indah dan eksotika budaya. Terbukti pula bagaimana penulis seperti Elizabeth Gilbert akhirnya menemukan kesembuhan jiwa di pulau kecil itu. Penggalan pengalaman hidupnya ia tuangkan dalam novel romantis Eat, Pray, Love, yang kemudian difilmkan.
Sudah pasti Sri Hartati Rahayu bukan Elizabeth Gilbert atau Julia Robert, yang kemudian menjadi pemeran utama film Eat, Pray, Love. Ia seorang konsultan hukum dengan 12 penasihat hukum lain yang ia kelola.
Standing tall for those who need me,” ujar Ayu, begitu perempuan berdarah Sunda ini biasa disapa. Ia bertekad untuk selalu berdiri tegak bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Firma hukum yang ia dirikan September 2005 di bawah bendera Rahayu & Partners selalu menerima para pemagang dari berbagai bidang keilmuan. ”Pokoknya dari mereka yang nol tahun sampai mereka yang sudah memiliki pengalaman,” kata Ayu.
Hal yang prinsip, ujarnya, meski berstatus sebagai pemagang, mereka harus mendapatkan hak, seperti gaji, uang transpor, dan uang makan yang cukup. Terakhir, bahkan kantornya menerima pemagang dari Inggris. ”Perlakuannya sama,” kata perempuan kelahiran 1971 ini.
Tekadnya untuk berdiri tegak tidak lahir karena keinginan dihargai, apalagi sok pahlawan. ”Ceritanya panjang,” kata Ayu ketika kami sudah bersama di dalam pesawat. Di musim kemarau, cuaca menuju ”Pulau Dewata” sangat cerah. Langit biru bersih berbatas cakrawala putih yang terbentuk dari gugusan awan. Ayu banyak berkisah di kabin sehingga perjalanan selama 1 jam dan 30 menit menuju Bali terasa singkat.
Ayu lahir dari pasangan bidan desa dan pengelola asuransi di Majalengka, Jawa Barat. ”Sebenarnya saya berdarah Turki, ha-ha-ha…,” tiba-tiba katanya. Maksudnya turunan pakidulan, sebuah ungkapan untuk mengatakan keturunan trah Jawa Barat bagian selatan.
”Ayah Tasik dan ibu Garut, lengkap sudah kesundaannya,” ujar pengacara lulusan London School of Economics and Political Science, Inggris, ini. Masa remaja ia jalani di Cirebon karena sang ibu harus bertugas sebagai bidan di sebuah rumah sakit di kota itu. Namun, masa SMA ia jalani di Bandung, lagi-lagi karena ibunya pindah tugas.
”Ibu saya bidan desa yang hidupnya sederhana,” ujar Ayu. Sewaktu memilih kuliah di Hukum Internasional Universitas Padjadjaran, Bandung, sang ayah marah besar. Kata ayahnya, banyak sarjana hukum di kantor asuransinya hanya menjadi anggota staf biasa.
”Saya sampai ditunjuk-tunjuk sama bapak,” kata Ayu. Perempuan berkulit sawo matang (manis) ini bergeming dengan pilihannya.
Dilanda badai
Badai krisis pertama terjadi ketika Ayu mendapat beasiswa dari London School of Economics and Political Science tahun 1997. Ia terpilih dari sekitar 5.200 pelamar. Detik-detik menjelang keberangkatannya ke London, sang pacar yang semula mendukung tiba-tiba berbalik arah. Ia tidak setuju Ayu pergi ke Inggris. Karena tekadnya sudah bulat untuk mengambil jenjang pendidikan S-2, Ayu harus menerima kenyataan pernikahannya batal total.
”Saya sempat stres, tetapi bapak mendukung saya berangkat,” kata Ayu tampak emosional. Angin yang berembus dari laut menuju beranda club house Bukit Pandawa Golf & Country Club, Desa Kutuh, Badung, Bali, cepat-cepat meneduhkan hatinya.
Advokat yang banyak menangani urusan investasi asing di Indonesia ini tampak tenang lagi. Tak lama ia sudah bercerita kembali, apalagi saat menuturkan enam bulan pada masa pembekalan di British Council, Jakarta, ia bertemu lelaki lain, yang kemudian dinikahinya sebelum berangkat ke London. Begitu cepat, bukan?
Setelah setahun di Inggris, Ayu dipanggil pulang oleh kantornya di mana ia bekerja. Kebetulan, saat itu, ia menjelang diwisuda, ”Tetapi karena dipanggil pulang, saya tak pernah ikut wisuda,” kata Ayu.
Pekerjaan besar menantinya di Tanah Air. Perempuan penyuka olahraga golf ini termasuk dalam tim hukum untuk melakukan restrukturisasi terhadap 16 bank yang harus merger saat krisis moneter di Indonesia. ”Waktu
itu saya berangkat pagi dan pulang pagi. Begitu terus, itu
hampir sepanjang tiga tahun,” katanya.
Krisis terberat dalam hidupnya terjadi bertubi-tubi. Firma hukum yang ia dirikan dan sudah memiliki delapan lawyer menghadapi kenyataan pahit. Ayu harus menutupnya karena mendapatkan tawaran menggiurkan sebagai direktur dari sebuah bank merger. ”Saya sudah surati semua klien bahwa Rahayu & Partners akan ditutup,” ujarnya.
Ternyata, tawaran dari bank itu tidak sebagaimana yang dijanjikan. Bersamaan dengan itu, rumah tangganya mulai goyah. Perceraian tak bisa dihindari.
Sejak itu, Ayu seperti menutup diri, hingga lebih dari tiga tahun. Rahayu & Partners hidup kembali, hanya dengan seorang sekretaris dan seorang office boy. Dengan bantuan seorang pengusaha kliennya, Ayu membeli kantor di kawasan SCBD Jakarta. Kini, di tangannya, nasib berbagai perusahaan nasional ditentukan. Ayu banyak memiliki klien
asing yang ingin menginvestasikan uang di bidang pertambangan, shipping, rumah sakit, hotel, industri manufacturing, dan infrastruktur. ”Kira-kira 75 persen klien saya asing,” kata Ayu.
Pada 3 November 2018 nanti, Rahayu & Partners akan menandatangani kerja sama dengan firma hukum global bernama HFW dari Inggris. HFW adalah salah satu firma hukum terbesar di Inggris.
”Banyak hal yang bisa dikerjakan dengan kerja sama ini,” ucap Ayu yakin. Ia menganggap kerja sama ini puncak dalam
pencapaiannya sebagai seorang lawyer berkelas internasional.
Perempuan yang pernah patah itu kini berada di hadapan senja. Padang golf yang hijau di atas perbukitan kapur mengirim biru laut Samudra Indonesia di
selatan kami.
They must not see me weak!” kata Ayu menutup cerita. Dan senja memerah di ufuk barat. Tak seorang pun boleh melihatnya lemah. Esok hari selalu dimulai dari pagi….
Sri Hartati Rahayu
Lahir: Majalengka, 1971
Pendidikan: – London School of Economics and Political Science Inggris (1999)
– Hukum Internasional Universitas Padjadjaran, Bandung (1995)
– IKIP Bandung (1992-1994)
Prestasi:– Capital Market Lawyer (2014)
– Member of Indonesian Capital Market Lawyer Society (2012)
– Penerjemah Tersumpah Teks Hukum (2011)
– The British Chevening Award (1998)
Organisasi:– Rotary Club Jakarta Menteng (2011)
– Perhimpunan Advokat Indonesia (2007)
– London School of Economics and Political Science (LSE)
– Chairperson of the Indonesia LSE Alumni (sejak 2006)
Pekerjaan:– Rahayu & Partners Law Officers (2005-sekarang)
– Hadiputranto, Hadinoto & Partners (1998-2002)
– PT Rabobank International Indonesia (1997-1998)
– Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodipuro Consellors at Law (1996-1997)
– Bahar & Partners Counsellors at Law (1995-1996)
Oleh PUTU FAJAR ARCANA. Dikutip dari Kompas edisi 13 Mei 2018

Presiden Resmikan Kereta Bandara Minangkabau


Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan pada acara peresmian Kereta Api Bandara Internasional Minangkabau,
Sumatera Barat, Senin (21/5/2018).


Oleh ISMAIL ZAKARIA
PADANG, KOMPAS — Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Barat, Senin (21/5/2018). Presiden meresmikan Kereta Api Bandara Internasional Minangkabau, membagikan sertifikat tanah, dan meresmikan Pondok Pesantren Modern Terpadu II Prof DR Hamka.
Presiden didampingi Ibu Negara Nyonya Iriana Joko Widodo dan sejumlah menteri di Kabinet Kerja. Rombongan tiba di Stasiun Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sekitar pukul 09.40 dan langsung disambut dengan tari Pasambahan atau tari penyambutan ala Minangkabau.
Begitu Presiden tiba, acara peresmian Kereta Api BIM dimulai. Sejumlah sambutan disampaikan mulai dari Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, hingga Presiden.
Irwan Prayitno dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas diresmikannya KA BIM. Apalagi setelah menunggu lebih dari 12 tahun.
Budi juga menyampaikan kelegaan karena KA BIM bisa selesai meski pembangunannya sempat tersendat-sendat.
Presiden mengatakan, KA BIM merupakan KA Bandara ketiga setelah Bandara Kualanamu di Sumatera Utara dan Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten. Presiden berharap  KA Bandara bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat Sumatera Barat.
”KA Bandara di Kualanamu dan Soekarno-Hatta dibangun untuk mengurangi pemakaian kendaraan pribadi oleh masyarakat. Harapannya, hal itu juga terjadi di Padang,” kata Presiden.
Seusai peresmian, Presiden beserta rombongan langsung mencoba KA BIM menuju Padang dan berhenti di Stasiun Simpang Haru Padang. Dari sana, Presiden melanjutkan agenda ke Masjid Jamiatul Huda Ketaping untuk menyerahkan 500 sertifikat tanah.
Setelah itu, Presiden bertolak ke Pondok Pesantren Modern Terpadu II Prof DR Hamka untuk meresmikan sejumlah gedung, yakni SMP, SMA, dan rumah susun.
Dikutip dari Kompas edisi 21 Mei 2018

Bandara Kertajati Pacu Pertumbuhan Wilayah


KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRIPesawat kepresidenan Boeing 737-800 yang membawa Presiden Joko Widodo dan rombongan disambut semprotan air sebagai penanda pesawat pertama yang mendarat di Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka, Kamis (24/5/2018). Bandara seluas lebih dari 1.000 hektar ini akan melayani penerbangan komersial pertama pada 8 Juni mendatang untuk mudik ke lima kota, yakni Medan, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Balikpapan.

MAJALENGKA, KOMPAS — Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka dipastikan mulai melayani penerbangan komersial pada 8 Juni. Bandara yang menurut rencana bakal terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang tersebut akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah utara Jawa Barat
”Bandara ini bakal memberi dampak ekonomi ke Majalengka dan Jabar. Dua, tiga, empat tahun ke depan akan terlihat pertumbuhan ekonominya,” kata Presiden Joko Widodo setelah bersama rombongan kepresidenan mendarat perdana di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kamis (24/5/2018).
Menggunakan pesawat kepresidenan Boeing 737-800, Presiden dan rombongan tiba di bandara pukul 09.30 dalam cuaca cerah. Pendaratan bersejarah itu ditandai atraksi water salute atau penyiraman air ke badan pesawat, yang lazim digelar dalam dunia penerbangan untuk menandai peresmian jalur atau bandara baru atau pesawat baru.
Turut hadir saat itu Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Bupati Majalengka Sutrisno serta para direksi PT BIJB.
Tak lama kemudian mendarat pula pesawat Garuda Indonesia yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta) dan pesawat Batik Air dari Bandara Husein Sastranegara (Bandung). Kedua penerbangan ini dicarter khusus untuk acara peresmian tersebut.
Pembangunan BIJB tidak lepas dari kolaborasi sejumlah pihak. Kementerian Perhubungan membangun sisi udara, seperti landas pacu 2.500 meter dan apron. Pemprov Jabar melalui badan usaha milik daerah, PT BIJB, membangun sisi darat, terminal, dan bertanggung jawab dalam pengembangan kawasan perekonomian bandara.
Dari kebutuhan dana pembangunan sisi darat Rp 2,6 triliun, Rp 796 miliar di antaranya dari Pemprov Jabar, Rp 12,5 miliar dari PT Jasa Sarana, dan investasi langsung Rp 891,5 miliar. Sisanya, Rp 906 miliar berasal dari pinjaman bank syariah. Pembangunan sisi udara dari dana pemerintah pusat Rp 875 miliar.
Menurut Presiden, bandara seluas lebih dari 1.100 hektar itu akan terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jabar. Jaraknya sekitar 40 kilometer dari bandara dan akan dibangun awal 2019. ”Nanti akan ada banyak fasilitas pendukung beroperasinya BIJB Kertajati. Kalau infrastruktur ada, pasti investasi mendekat,” ujar Presiden.
Luhut menambahkan, Pelabuhan Patimban jadi gerbang masuk dan keluarnya komoditas ekspor. Itu tak hanya dapat menumbuhkan ekonomi di sekitar Kertajati, tetapi juga kawasan industri di Karawang dan Bekasi.
”Lima tahun ke depan, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 8 persen,” ujarnya. Apalagi, kawasan industri seluas 3.000 hektar akan dibangun di sekitar bandara. Untuk itu, Luhut meminta kepada semua pihak tidak mementingkan urusan pribadi.
Penerbangan komersial
Budi menjelaskan, penerbangan komersial dipastikan mulai 8 Juni. Maskapai Citilink akan memulainya dengan rute Surabaya-Kertajati-Surabaya. Disusul Lion Air dan Wings. Maskapai itu nantinya akan melayani penerbangan ke lima kota, yakni Medan, Makassar, Surabaya, Bali, dan Balikpapan.
Terkait pemberangkatan haji, Budi optimistis dapat dilakukan di BIJB Kertajati. Sejauh ini, jemaah calon haji dari Majalengka dan Sumedang akan diberangkatkan melalui Kertajati. Ruang tunggu pemberangkatan khusus haji juga terdapat di terminal bandara.
Saat ini, landas pacu di BIJB Kertajati memiliki panjang 2.500 meter dengan lebar 60 meter. Dengan kondisi itu, pesawat jenis Boeing 777 yang biasa menerbangkan jemaah calon haji tidak dapat mendarat. Namun, Budi meyakinkan, akhir tahun, panjang landas pacu ditingkatkan menjadi 3.000 meter.
BIJB Kertajati ditargetkan dapat menampung 5 juta sampai 6 juta penumpang per tahun. Terminal bandara bertingkat tiga itu hampir rampung. Tempat check in, toilet, hingga karya seni rupa telah terpajang di terminal dengan desain burung merak itu. Dekorasi terminal juga mengambil pola batik megamendung khas Cirebon.
Manajer Teknik UMP PT BIJB Hidayat Effendi mengatakan, pasokan listrik 15 megawatt (MW) dari PT PLN telah tersedia untuk operasional bandara. Namun, saat ini, kebutuhan listrik masih 8-9 MW. Bahkan, disiapkan genset dengan kapasitas 12 MW.
Untuk kebutuhan air, menurut Hidayat, disiapkan debit air 23 liter per detik. Jumlah itu dinilai masih cukup. ”Untuk kebutuhan makanan, kami bekerja sama dengan Aerofood ACS. Makanan akan dibawa dari Bandung lalu dipanaskan di Kertajati.
Akan tetapi, sarana pendukung seperti hotel di sekitar BIJB Kertajati belum tersedia. Hotel baru tersedia di pusat kota Majalengka, sekitar 30 kilometer dari bandara. Lalu ada 107 hotel di Cirebon, sejam dari bandara.
Selain itu, saat ini belum ada jalan tol terhubung dengan BIJB Kertajati. Selama ini, pengunjung melintasi Jalan Tol Cikopo-Palimanan lalu keluar di Gerbang Tol Kertajati sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan jalan nontol. ”Dengan pendaratan perdana ini, kami mengajak investor menanamkan modalnya di Majalengka,” kata Bupati Majalengka Sutrisno.
Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra yakin BIJB akan mendukung kepentingan nasional dan juga daerah dan desa di sekitarnya. Ia meyakinkan, bandara itu akan jadi milik bersama masyarakat Indonesia, termasuk warga sekitar.
(IKI/SEM/INA/ARN/IGA)

Dikutip dari Kompas edisi 25 Mei 2018

Membuka Jalan untuk Dambus




Personel kelompok musik Cak Macak Ethnic Ensemble, Zulfikar, memainkan dambus saat berlatih di Sanggar Cikar Sinar Gemala di Kelurahan Kacang Pedang, Kecamatan Gerunggang, Pangkal Pinang, Jumat (11/5/2018).

Anak-anak muda Bangka mencoba merobohkan kesan tua dan tak kekinian yang melekat pada dambus. Di tangan mereka, dambus leluasa berdialog dengan beragam alat musik modern tanpa harus kehilangan akar tradisinya. Mereka ingin membuka jalan agar dambus tak lagi berwajah ”amang-amang” alias ketinggalan zaman.
Salah satunya dilakukan Komunitas Cak Macak Ethnic Ensemble yang dimotori Kevindra Ramadhani (25) asal Pangkal Pinang. Sejak tiga tahun lalu, Cak Macak yang didominasi orang muda aktif memperkenalkan kepada publik bahwa dambus tak hanya bisa menjadi alat musik pengiring tarian, tetapi juga bisa berdiri sendiri sebagai alat musik yang bisa leluasa bergaul dengan alat musik modern, misalnya bas, flute, biola, dan keyboard.
Dalam pergaulan itu, dambus tidak diposisikan sebagai ”anak tiri”. Di aransemen atau musik garapan baru Cak Macak, dambus tetap diposisikan sebagai instrumen penting, menghadirkan warna suaranya yang menjadi ciri khas dambus Bangka, kental nuansa Melayu.
”Enggak susah juga menggabungkan dambus dengan alat musik lain. Kalau yang lain main di kunci G, dambusnya juga main di kunci G. Yang penting harus sama kuncinya,” tutur Zulfikar, pemain dambus di Cak Macak.
Dambus yang dia gunakan adalah dambus bersenar 6 yang menurut Zulfikar sedang naik daun, menggeser dambus tradisional bersenar 3-4. Dengan dambus bersenar 6 itu, tak hanya memasang kunci G, tetapi juga kunci-kunci lainnya karena dambus modern bisa disetel sesuai kebutuhan. Ini jelas membuka kesempatan bagi dambus untuk menjelajah ragam nada sesuai kebutuhan.
Dambus bersenar 6 itu juga bisa disambungkan dengan listrik sehingga suara yang dihasilkan pun nyaring, tak kalah atau tenggelam di antara suara alat musik modern lain. Beberapa di antaranya tersimak di lagu berjudul ”Raga” dan ”Harmoni Rumput” yang merupakan lagu garapan Cak Macak. Di kedua lagu, dambus dimainkan bersama keyboard, gendang Bangka, biola, akordion, dan jimbe.
Gabungan berbagai alat musik tersebut memberikan nuansa tradisional yang kental. Pergaulan alat musik tradisional, termasuk dambus, dengan alat musik modern di komposisi baru Cak Macak itu menghadirkan warna musik yang tersimak muda, segar, dan kekinian.
Tak hanya membuat lagu garapan baru, Cak Macak juga membawakan lagu-lagu dambus lama, tetapi dengan aransemen baru. Penggunaan ragam alat musiknya disesuaikan dengan kebutuhan.
”Lagu ’Abu Samah’ itu relatif susah dimainkan, chord-nya sebentar-sebentar main di A, sebentar lagi pindah. Kalau kita ikuti yang klasik memang susah,” kata Romansyah, pemain keyboard.
Dengan kreativitas yang mereka usung, Cak Macak ingin dambus bisa masuk ke wilayah yang lebih luas. Dengan begitu, anak-anak muda juga akan tertarik memainkan dambus.
Upaya mereka memang tidak mulus. Cak Macak pernah tak mendapat restu dari para pedambus senior di tanah Bangka. Mereka dicemooh, bukannya memainkan dambus, tetapi memainkan musik rock.
”Itu maksudnya mengejek kami. Padahal, kami mau ubah image dambus. Kalau mau main dambus yang asli susah karena pedambus yang asli harus bisa nyanyi juga. Amang-amang yang main dambus itu main dambusnya sambil berpantun dan itu susah,” kata Kevin.
Pelan-pelan, upaya mereka mulai mendapat tempat. Jejak Cak Macak bahkan kini mulai banyak diikuti anak muda lain di Bangka. Variasi dan eksperimen yang mereka lakukan membuka jalan agar dambus makin dekat dengan generasi muda.
Upaya mengawinkan dambus dengan musik modern dilakukan oleh pedambus senior Sulaiman Syachman (65) bersama musisi jazz Idang Rasjidi. Keduanya tampil setahun lalu dalam pergelaran musik jazz yang dihelat di Pangkalpinang.
”Waktu itu enggak terlalu susah mengolaborasikan dengan jazz karena dia yang ikut kita. Dia (Idang) yang kasih tahu harus main seperti apa,” ujar Sulaiman. Kala itu, mereka memainkan ”Mak Inang” dan ”Batanghari Sembilan” yang mendapat respons positif dari penonton.
Sulaiman pun senang karena dia tak pernah anti dengan kolaborasi. Baginya, ini justru jadi cara untuk mengenalkan dambus kepada anak muda.
Orkestra
Di Tanjung Pandan, Belitung, seniman sekaligus pembuat gitar gambus berbahan limbah kayu, Usni Mariosha, juga punya ide ”mengawinkan” permainan instrumen khas daerahnya dengan orkestra. Nantinya orkestra itu akan memainkan lagu gambus khas Belitung, ”Sayang Ketembab”, yang terdiri atas rangkaian syair-syair pantun asli Belitung.
Ketembab adalah nama pohon yang tumbuh di Belitung. Bentuknya seperti pohon jati, tetapi dengan batang yang hanya dua rumpun.
Usni lebih suka dan memilih menggunakan kata ”gambus” untuk mendeskripsikan gitar dambus. Saat ini Usni telah mulai melakukan proses rekaman solo instrumen gitar gambusnya di Jakarta. Nantinya gitar gambus itu akan berperan menjadi solis dalam orkestra, seperti biasa dimainkan oleh instrumen lain seperti biola.
”Biasanya dalam orkestra kan solisnya instrumen seperti biola. Nah, ini akan saya ganti menjadi gambus. Jadi nanti tak akan sulit (memadukan) karena orkestranya yang bakal mengikuti solis (gambus). Bukan sebaliknya,” kata Usni yang punya pengalaman puluhan tahun di bidang rekaman studio.
Sejak kembali ke kampung halamannya tahun 2005 setelah berkiprah di dunia rekaman studio sejak akhir 1970-an di Bandung dan Jakarta, Usni telah menghasilkan dua album rekaman lagu-lagu pop daerah Belitung, Lagu Kite Bekisa volume 1 dan 2.
”Tujuan saya memperkenalkan gambus ini sekaligus menunjukkan gambus juga bisa berkolaborasi dengan orkestra. Alat musik petik tradisional lain seperti gitar sasando kan sudah pernah ada yang berkolaborasi begitu,” ujarnya.
Upaya-upaya untuk menghadirkan wajah dambus yang lebih modern seperti itu, dinilai Abusar (56), pedambus asal Kampung Dul, Bangka Tengah, sangat penting untuk dilakukan. Dengan cara seperti itu, dambus bisa menarik perhatian generasi muda.
”Dambus ini perlu kita angkat lagi bagaimanapun caranya. Kalau cuma orang-orang tua yang terus memainkan, ya kurang. Bisa punah nanti. Yang bisa membuat kreasi-kreasi baru ya anak-anak muda ini. Yang tua-tua sudah enggak mampu,” ujarnya.
Di Bangka dan Belitung, kegairahan anak-anak muda mempelajari dambus terus tumbuh meski untuk menemukan warna dambus yang sesungguhnya diperlukan waktu panjang.
(DWA/DOE)
Dikutip dari Kompas edisi 27 Mei 2018