WARSAWA SEKALI PANDANG

 Polandia Notes

 

Warsawa






Setelah perjalanan dari Praha, kami melanjutkan perjalanan ke Warsawa-Polandia.  Tiba di Warsawa, langsung check in di Novotel Warsawa, kamar kami letaknya di Top Floor  Executive Lantai 31. Begitu sampai di hotel sudah jelang malam, saya memilih istirahat setelah perjalanan yang lumayan melelahkan dari Praha.

Patung-patung di Warsawa

Keesokan harinya kami mulai mengelilingi Warsawa,  pagi ini  kami mengunjungi pusat turis Royal Castle. Dari Novotel menuju Royal Castle bisa menggunakan bus dengan No.180 atau pilihan lainnya dengan  berjalan kaki.

Patung di Warsawa


Polandia ibarat raksasa yang baru bangun tidur,  penduduknya sebanyak 40 juta jiwa, jumlah ini empat kali lebih banyak dari penduduk dari negara di sekitarnya, tapi ini tidah termasuk Rusia ya. Menariknya Warsawa saat ini sedang melakukan pembangunan gedung-gedung baru. Kondisi ini sangat menonjol karena gedung-gedung tua peninggalan perang dua kedua tetap dipelihara dengan sangat baik.

Royal Castle

Objek wisata utama Warsawa yaitu Old Town, atau lazim disebut Royal Castle yang dibangun pada abad ke-14 oleh Raja Zygmunt ke-3 dengan nama Vasa The Castle. Lalu pada  tahun 1944 dihancurkan oleh Jerman. Kemudian pada tahun 1971, Polandia kembali dibangun dengan dana gotong royong, sekarang Royal Castle menjadi pusat lukisan penting Eropa.  Banyak sekali pameran lukisan dan fotografi sisa peninggalan perang dunia kedua yang bisa kita nikmati di Royal Castle Warsawa.

Polandia ternyata memiliki sejarah yang kental dengan pemusik legendaris Mozart. Komposer Mozart yang legendaris ternyata lahir di Polandia, meski meninggal di Paris. Mozart memang menginspirasi dimanapun ia berada, sehingga patungnya bisa kita temui bukan saja di Polandia, namun juga di Austria sebagai tempat ia berkarya dan melahirkan banyak karya-karya fenomenal.

NEGERINYA PEMUSIK DUNIA

 Austria Notes




Parkiran Sepeda di Wien

Perjalanan menuju Wien kami tempuh selama enam jam dengan menggunakan kereta api cepat. Saat berada di stasiun Wien. Ada sebuah tempat makan yang menjadi favorit kami bernama, SOM KITCHEN. Selain karena makanannya enak, tentu saja karena namanya sama dengan nama Somya, istri saya. Stasiun Wien sangat besar dan modern, lebih mirip seperti airport.

Resto Favorit kami di stasiun Wien

Tiba di Wien kami langsung check in di Novotel Ibis atau disebut juga di Wien sebagai NoBis. Hotel ini berukuran besar seperti Novotel Bukittinggi. Di sini tersedia sejumlah 500 kamar. Dalam kota Wien sendiri banyak menggunakan transportasi Tram atau MRT yang terintegrasi dengan sangat baik. Malam pertama di Wien dengan sambutan yang hangat.

Putri di depan Hotel Ibis

Menarik sekali, saat kami menginap di sini,  di depan NoBis sedang ada pameran tanaman, sehingga pemandangannya menjadi hijau dan segar.

Pameran di depan Hotel NoBis

Berkunjung ke Wien artinya bernostalgia tentang adikaryanya Johan Strauss. Bahkan di Wien tersedia taman Johann Strauss, kita bisa melihat plang tamannya dengan nama 13 Johann Strauss Platz Der Hietzinger Bevolkerung Gewidmet. Strauss terkenal dengan  musik Waltz nya yang mendunia. Selama di Wien, jika kita ingin mendengarkan summer concert juga tersedia di Channel ORF2 pada jam 21.20 waktu Wien.

Mengunjungi Austria tidak sah jika tidak mengunjungi cafe yang pertama kali digunakan oleh Johan Strauss saat performa dengan Biolanya, yakni sekitar tahun 1825. Cafe itu diberi nama CAFE DOMMAYER.  Selain Johann Strauss, jangan lupa juga mengunjungi rumah pemusik legendaris, Mozart yang terletak di city center.

Cafe pertamakali John Strauss  memainkan biolanya.

 

MENGUNJUNGI LJUBIJANA


Slovenia Notes



Dari Venice kami melanjutkan perjalanan ke Slovenia, negara yang menjadi salah satu negara pecahan dari Yugoslavia. Ibukotanya dikenal dengan nama Lubyana atau biasa ditulis dengan ejaan Ljubijana. Perjalanan kami menuju Lubyana menggunakan bus yang bagus, dengan kecepatan 100 km per jam.

Ada sebuah cerita unik. Saat saya dan istri turun di stasiun utama dengan bus kota Lubyana. Kami tiba di siang hari, dalam kondisi kami lapar. Akhirnya kami putuskan untuk makan di restoran Thailand. Waktu masuk ke dalam, kami sangat terkejut, karena semua pramusajinya orang Indonesia, ternyata restoran itu dipimpin oleh arsitek ITB yang kecantol dengan guru TK yang cantik di Lubyana, mereka menikah dan menetap di Lubyana. 


Restoran Thailand dikelola oleh alumni ITB

 

Mengunjungi Lubyana seperti mengunjungi sebuah kota kecil yang indah, luas negara ini hanya 20.273 kilometer persegi. Kami menginap di hotel The Fuzzy Log, hotel ini masih groupnya Ibis Ljubijana. Kamar hotel ini mirip seperti cabin dan capsule, karena didesain bergaya minimalis modern.







Penampakan Hotel The Fuzzy Log

Bagi saya, hampir semua yang ada di kota ini tampak indah, mulai dari barang-barangnya yang unik, patung-patung yang indah menghiasi Lubyana. Sepertinya negara ini banyak sekali menghasilkan patung-patung yang indah, berdasarkan berita yang ada, sebagian besar patung-patung tersebut dieksport ke Eropa lalu dibeli oleh orang-orang kaya di Eropa secara luas.
 
Wisata alam yang terkenal yaitu Danau Bled yang menjadi tujuan wisata di Slovenia, uniknya di tengah Danau ini terdapat gereja yang bisa ditempuh dengan perahu lokal yang disebut dengan Pletna. Sepertinya jumlah gereja di negara ini lebih banyak daripada pusat perbelanjaannya.



Icon Kota Lubyana

Slovenia memang negara yang kecil dan baru berkembang, sehingga saya tidak menemukan industri yang besar di negara ini. Begitulah Slovenia dalam sekali pandang, moga ada kesempatan mengunjungi kembali kota yang indah ini.
 
Dari Slovenia, kami berangkat menuju Wien-Austria. Transportasi yang kami gunakan dengan kereta api, kira-kira dari Slovenia menuju Wien aka memakan waktu enam jam. Kami sudah merencanakan akan menginap di Ibis Wien, hotel yang besar dengan jumlah 500 kamar. Sampai jumpa di Wien. 


Konser Kemerdekaan RI 2023, Konser Kemerdekaan 78 Tahun Indonesia Merdeka

'Malam Apresiasi Bagimu Negeri' - Medco Energi.

Medco Energi terus mendorong kemajuan musik pertunjukan Indonesia. Malam peringatan Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia, Kamis, 17 Agustus 2023, Medco menggelar Konser Kemerdekaan Republik Indonesia 2023. Konser bertema 'Terus Melaju untuk Indonesia Maju' digelar di Soehanna Hall, The Energi Building, SCBD, Jakarta.

Konser kali ini berkonsep pergelaran musik kolaboratif. Perpaduan musik orkestra dan musik pop kontemporer. Konser terdiri dari dua babak sajian. Sesi pertama menyajikan musik kamar orkestratif. Sesi kedua menampilkan musik pop kekinian.

Pada sesi pertama, Orkes Kamar Jayakarta dipimpin konduktor Asep Hidayat Wirayudha mengiringi tiga penampil. Para penampil sesi pertama adalah penyanyi senior seriosa wanita Indonesia, Aning Katamsi, penyanyi seriosa pria bersuara tenor Farman Purnama, dan pianis muda bertalenta yang berkebutuhan khusus, Michael Anthony. 

Sesi kedua konser malam kemerdekaan 2023, menampilkan musisi jazz senior Candra Darusman, penyanyi wanita generasi millenial Andien, dan New Chaseiro--pemusik muda generasi Z asuhan Candra Darusman.

√ Presiden Direktur Medco Energi International, Hilmi Panigoro. Foto by esp

Dalam kata sambutan, Presiden Direktur Medco Energi International Hilmi Panigoro mengatakan pergelaran pada malam itu bukan sekadar perayaan kemerdekaan tetapi pada esensinya adalah wujud apresiasi mengisi kemerdekaan melalui musik. Pergelaran didedikasikan untuk para pejuang kemerdekaan. 

Menurut pegiat seni pertunjukan Dedi Sjahrir Panigoro, Indonesia sudah 78 tahun merdeka setelah melalui perjuangan panjang. Kini saatnya mengisi kemerdekaan. Saatnya para pelaku ekonomi kreatif, para musisi perform, memberikan sumbangsih bagimu negeri.

Konser kemerdekaan 2023 dibuka dengan suara denting dan gemerincing nada crescendo instrumen harpa yang dimainkan pemusik harpa Lisa G Supadi. Bunyi suara harpa menjadi intro sajian lagu nasional 'Bagimu Negeri' karya Kusbini. Lagu pembuka konser dinyanyikan secara bersama, sopran Aning Katamsi dan tenor Farman Purnama. Lagu 'Bagimu Negeri' merepresentasikan rasa bersyukur Indonesia yang sudah merdeka dan kini saatnya berbagi mengisi kemerdekaan, berbagi bagimu negeri.

√ Bagimu Negeri - Duet penyanyi seriosa wanita Aning Katamsi dan seriosa pria Farman Purnama tampil bersama menyanyikan lagu 'Bagimu Negeri' sebagai pembuka konser. Foto: Istimewa

Orkes Kamar - Sesi pertama konser, konduktor Asep Hidayat Wirayudha memimpin Orkes Kamar Jayakarta, mengiringi penyanyi seriosa wanita bersuara sopran Aning Katamsi. 
Foto by: esp

Pada sesi pertama malam persembahan itu, Aning Katamsi dan Farman Purnama perform bergiliran masing-masing melantunkan lagu nasional 'Lukisan Tanah Air' karya Oesman Effendi dan 'Simpomi Raya' karya Guruh Soekarno Putra (GSP). Farman melanjutkan perform melantunkan 'Sarinande' karya Nicholas M Mamihit. Mereka kembali berduet menyanyikan lagu 'Rayuan Pulau Kelapa' karya komponis besar Ismail Marzuki. 

√ Duo Seriosa - Duet sopran Aning Katamsi dan tenor Farman Purnama. 

Aning Katamsi mengajak hadirin menjaga semangat kejuangan dengan membawakan lagu karya Titiek Puspa, 'Pantang Mundur'. Pada akhir persembahan, duet Aning dan Farman menutup sesi pertama konser kemerdekaan 2023 dengan membawakan lagu karya Guruh Soekarno Putra (GSP),  'Indonesia Jiwaku'. []

Konser Kemerdekaan RI 2023

'Sepasang Mata Bola' dan 'Indonesia Pusaka' dari Michael

Salah satu penampil sesi pertama konser kemerdekaan 2023 malam itu, Michael Anthony (20th), pianis (autis, difabel, tuna-netra) muda bertalenta. Didampingi guru pianonya, Michael tampil ke atas panggung untuk unjuk kemahiran bermain piano. Michael tampil bersama Orkestra dipimpim konduktor Asep Hidayat Wirayudha. Michael membawakan lagu nasional 'Sepasang Mata Bola' karya komponis besar Indonesia, Ismail Marzuki.

Kolaborasi permainan piano Michael yang terbiasa berimprovisasi dengan Orkes Kamar Jayakarta memberi nuansa 'ketidaklaziman' dalam pertunjukan musik kamar orkestra. Namun hal itu tidak membuat suatu hal mengganggu. Melainkan memberi "kesegaran" untuk sebuah musik pertunjukan. Sekaligus sebagai wujud kebebasan interpretasi musik yang bersifat universal.

Michael yang terbiasa bermain piano dengan sentuhan improvisasi mungkin agak aneh bagi pertunjukan musik kamar klasik yang selalu harus presisi mengikuti pakem score. Michael melakukan improve itu di pertengahan lagu saat tampil sebagai solois pada part piano tunggal, untuk menunjukkan kemahirannya dalam memainkan piano sesuai rasa hatinya. 

Setelah selesai berimprovisasi, dengan kode empat ketukan dari tuts piano Michael, pemain orkestra dengan dirijen konduktor Asep kembali bermain bersama lagi menuntaskan lagu 'Sepasang Mata Bola' secara orkestratif. Inilah salah satu keindahan musik pertunjukan konser kemerdekaan 2023. 

Kolaborasi - Pianis berkebutuhan khusus Michael tampil bersama Orkes Kamar Jayakarta membawakan lagu nasional 'Sepasang Mata Bola'. Foto by: esp

Dalam malam persembahan musik kemerdekaan itu, Michael menambah satu lagu, tampil sebagai pianis solo tanpa iringan orkestra. Membawakan lagu nasional 'Indonesia Pusaka', Michael lebih bebas mengintrepretasi dan melakukan improvisasi menyisipkan medley nukilan melodi lagu daerah Maluku 'Ayo Mama' dan lagu semangat nasionalisme 'Kebyar Kebyar' karya Gombloh pada bagian akhir lagu dan penampilan. 

Pianis Tunggal - Michael tampil sebagai pianis tunggal membawakan lagu nasional populer 'Indonesia Pusaka', karya komposer besar Ismail Marzuki. Foto: Istimewa

Michael mendapat respon spontan tepuk tangan berirama dari audience Soehanna Hall yang mengikuti ritme lagu dan hentakan tuts piano yang dimainkannya.

Apresiasi Pemusik dan Pianis Muda

Konduktor Asep yang juga biasa perform sebagai cellois solo dan bermain juga untuk musik kamar di level internasional, tidak mempersoalkan dalam hal improvisasi dan gaya permainan piano Michael. Asep yang juga akademisi di ISI Yogyakarta memberi ruang kepada Michael, pianis muda berbakat yang berkebutuhan khusus untuk menunjukan pencapaian kemahirannya setelah tekun berlatih dan bermain piano lebih dari 15 tahun. 

Michael bermain piano sejak umur 5 tahun di bawah bimbingan pelatih dan guru privat pianonya, Ivana, yang juga seorang psikolog. 

Pencapaian musikalitas Michael sudah teruji. Selain bermain di Tanah Air, juga sudah membagikan talentanya di manca negara, antara lain sudah perform ke Korsel, Singapra, Malaysia dan Australia. Michael beberapa kali bermain bersama satu panggung dengan musisi public figure nasional maupun kaliber internasional. Satu diantaranya, bermain bersama Iskandar Widjaya, violis Jerman kaliber internasional keturunan Indonesia.

Apresiasi Pianis Muda Bertalenta - Didampingi pelatih dan guru private piano, Michael menerima bouquet dari Yani Panigoro dan Linda Rahmat, sebagai tanda apresiasi kepada pianis muda bertalenta berkebutuhan khusus. Foto: Istimewa

Michael Anthony, lahir dan besar di Jakarta, sudah terbiasa perform berkompetisi di berbagai festival piano internasional dan sudah memenangi penghargaan dalam kategori kebutuhan khusus dalam ajang kompetisi umum. []

Konser Kemerdekaan RI 2023

Musik Lintas Genre 

Musik Indonesia sangat luas sekali. Ada musik tradisi, ada musik jazz, dan genre lain. Itu sesuai dengan semangat ke-bhineka-an kita Indonesia. Musik Indonesia banyak genrenya. Demikian tutur Candra Darusman, musisi jazz senior, salah satu pentolan grub band Chaseiro era 1970-80an.

Candra Darusman sebagai direktur musik pergelaran 'Konser Kemerdekaan RI 2023' yang digelar Medco Energi malam itu, mengungkapkan, babak pertama konser merepresentasikan musik kemerdekaan, dan sesi kedua sebagai ruang bagi paramuda mengisi kemerdekaan. Sesi pertama musik kemerdekaan. Sesi kedua musik mengisi kemerdekaan, demikian papar Candra, yang juga eksekutif pada yayasan AMI - Anugerah Musik Indonesia.

Pada sesi kedua konser, Candra perform bermain piano berduet dengan generasi muda, penyanyi jazz pop wanita Indonesia dari generasi milenial, Andien Aisya Haryani yang lebih dikenal dengan mononame Andien. Diawali dengan pukulan "stacato' drum disambut suara hembusan lembut saksofon, diiiringi permainan piano Candra, Andien membawakan lagu 'Pesta' yang berirama rancak, karya Candra.

 Duet Lintas Generasi -  Performance kolaborasi musisi jazz senior Candra Darusman dan Andien, penyanyi pop jazz wanita Indonesia dari generasi millenial. Duet Candra-Andien membawakan lagu 'Pesta' karya Candra dan 'Juwita Malam' karya komposer besar Ismail Marzuki.

Andien mengeksplorasi vokal pada lagu kedua 'Juwita Malam' karya komposer Ismail Marzuki. Dengan re-aransemen, lagu dan vokal Andien terdengar sangat kental rasa musikalitas jazzy. Candra dan Andien mendapat sambutan hangat dari audien Soehanna Hall pada malam itu.

New Cheseiro

Penampil berikut pada sesi kedua, adalah New Chaseiro. Kumpulan musisi muda berbakat dari kalangan Generasi Z asuhan Chandra Darusman. New Chaseiro sebagai penerus Chaseiro band era 80-an yang dimotori Candra Darusman. New Chaseiro digawangi empat pemuda, Rafi Sudirman (saksofon, vocal), Albert Fakdawer (vocal),  Kafin Sulthan (keyboard, vocal) dan Rega Dauna (harmonica). 

Empat pemuda diiringi Candra band menguasai panggung membawakan tiga lagu beruntun, 'Jika Saja' karya Kafin dan Ragi, 'Shy' karya Rizali dan 'Fantasi' karya Rega dan Kafin. Lagu-lagu New Chaseiro yang beraroma genre musik kekinian, berbasis pada perpaduan sound keyboard, saksofon dan harmonica. Audien bisa menerima musik mereka dan menyambut hangat penampilan para musisi muda ini.

New Chaseiro - Empat sekawan musisi penerus Chaseiro dari kalangan GenZ, pemuda kelahiran 2000-an. Foto Istimewa

Penampilan New Chaseiro malam itu mendapat apresiasi sang mentor, Candra Darusman. Candra kembali ke atas panggung bergabung, bersama New Chaseiro membawakan lagu ciptaannya, 'Ceria'. Ketika giliran New Chaserio turun panggung, Candra melanjutkan perform bersama band, membawakan lagu 'Kekagumanku'. Lagu yang dia ciptakan terinspirasi dari pengalaman pribadi atas tiga perempuan yang dia kagumi. 

Candra band melanjutkan perform berkolaborasi dengan Orkes KamarJayakarta pimpinan Asep Hidayat membawakan lagu 'Pemuda', salah satu karya 'masterpiece' band Chaseiro era 80-an. 

Konser Kemerdekaan 2023 yang membawakan lagu-lagu nasional era kemerdekaan 50an, lagu daerah, lagu pop era 80an dan lagu era milenial itu sudah mendekati puncak pergelaran. Candra yang memainkan piano, vokalis Aning Katamsi dan Farman Purnama, bersama Orkes KamarJayakarta berkolaborasi menyajikan lagu 'Syukur' karya Husein Mutahar.
√ Lagu 'Bendera' - Seluruh artist penampil menyanyikan lagu pop-rock 'Bendera' (Coklat) sebagai penutup acara konser.
Apresiasi AMI - Dedi Sjahrir Panigoro, pegiat seni musik pertunjukan secara simbolis memberi apresiasi kepada Candra Darusman - AMI. Foto: Istimewa

Sebagai penutup konser, dengan iringan band dan orkestra, seluruh artis penampil lintas genre, dengan penuh semangat dan kegembiraan naik panggung bersama menyanyikan lagu pop-rock 'Bendera' karya Kikan (band Coklat). Sebagai generasi penerus pengisi kemerdekaan, mereka para penampil berseru untuk menjaga bendera kebangsaan, sesuai lirik lagu 'Bendera', "Merah putih teruslah berkibar di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini. Merah putih teruslah kau berkibar.. Ku akan menjagamu.." []

Ketika Tersesat di 'Kota Kanal' Venice

Dari 'kota fashion' Milan, kami melanjutkan travelling menuju arah timur, ke 'Kota Kanal' Venice atau biasa disebut Venezia. Salah satu kota terunik di dunia barada di bagian negara Italia. 'Kota di atas air' yang menghadap langsung ke Teluk Laut Adriatic. Kami berdua menjelajahi sudut kota Venice yang dikenal seantero jagad sebagai kota di atas air yang memiliki kanal-kanal kecil sempit di antara bangunan arsitektur kuno. Kota yang populer dengan moda transportasi air yang ikonik kota kanal dengan perahu khas 'Gondola'. Dari info yang saya dapatkan, kota Venice ini mulai dibangun pada abad ke9, berkelanjutan hingga abad ke18.

Kota Kanal - Berpose di sekitar kanal utama Venice, berlatar Jembatan Kanal Grande dan perahu Gondola. 

√ Aneka merchandize - Beragam 'buah tangan' digelar dijajakan di sekitar area jembatan kanal besar Grande Rialto Bridge.

Kami berjalan-jalan santai, mendapat kawan baru sesama traveller, menikmati pemandangan arsitektur lanskap Venice. Berjalan santai dari berkunjung gereja tertua St.Marco Venezia, kanal-kanal kecil hingga kanal Grande, Venice. Berkunjung ke Istana Doge Marco Polo hingga Corret Museum. 'Enjoy travelling' keliling kota asal 'Sang Petualang', pelaut dan penulis kesohor Marco Polo. Seorang musafir Venezia yang menurut jejak literasi sempat mampir ke wilayah kerajaan Islam Sumudra Pasai, Nusantara, pada akhir abad 13M, tahun 1292. 

√ Landmark Kuno - Berpose sindirian di alun-alun sekitar bangunan gereja tertua St.Marco Venezia.

Keasyikan jalan-jalan, kami kembali ke hotel kemalaman. Tetap backpacker-an, kami naik kendaraan bus wisata, berhenti turun di halte yang salah, kebablasan, dan kami kembali ke arah awal mula juga turun di halte yang tidak tepat. Malam itu kami sempat tersesat, tidak tahu posisi sedang berada di mana.

Dalam situasi sedang bingung, jalanan sudah relatif sepi, kami masih beruntung pada malam larut itu. Kami bertemu seorang ibu hamil sedang membawa dagangan sayuran dan bunga segar. Ibu sang 'Dewi Penolong' itu menyapa kami yang sedang kebingungan. Dia menanyakan mau kemana tujuan kami. Melalui aplikasi lokal yang ada dalam telpon genggam-nya, ibu hamil itu menemukan lokasi tujuan kami @hotel Novotel Venezia Metre Castellana, tempat kami menginap. Kami selamat dari kebingungan. Terimakasih kami haturkan untuk ibu hamil yang sudah bergerak mencari rejeki menjelang waktu dini hari. Semoga rezeki ibu hamil itu semakin melimpah barokah.

Pasangan Traveller - Berpose bersama kenalan baru sesama traveller di kawasan Kanal Grande Venice. "Somya, istri saya mengenakan busana kombinasi warna 'Merah dan Putih'.. Indonesia banget!"

Menginap dua malam di Venezia, kami melanjutkan travelling ke arah utara daratan Eropa, ke luar dari negara Italia. Menyeberang perbatasan negara, menuju kota Ljubljana, Slovenia, wilayah Eropa Timur. Sore hari nan cerah, kami berdua bersiap meninggalkan Venecia. Saya dan Somya, istri tercinta, naik bus pariwisata antar kota - antar negara. Inilah satu satunya perjalanan 'Long Journey to Europe' 2023 kami yang tidak menggunakan moda transportasi kereta api. []

Kehilangan Credit Card di 'Kota Fashion' Milan

Kehilangan Credit Card di 'Kota Fashion' Milan

Milan kota metropolitan. Saya dan Somya, istri tercinta sampai di pusat kota metropilotan Milan siang hari, setelah meluncur dari wilayah Tuscony, Firenz, Italia bagian tengah. Kami naik kereta api cepat 'inter-city' Italia. Selama travelling di Milan, kota barometer fashion dunia, kami bermalam di hotel Ibis Milano Centro.

Demi efisiensi waktu untuk keliling menuju lokasi utama destinasi wisata, kami mengikuti paket 'CityTour' yang ditawarkan pihak hotel. Kami naik bus pariwisata kota metropolitan Milan.

Backpacker-man di ruang lobby hotel Ibis Milano Centro bersiap jalan-jalan. 

 Modis - Somya istri tercinta tampil modis menunggu jemputan bus 'CityTour' bersiap keliling kota 'fashion' Milan

Pada siang hari saat itu, suhu udara Milan terasa hangat. Matahari bersinar terang. Kami sempatkan napak-tilas mengunjungi  Piazza del Duomo, gedung katedral tertua di kota Milan. Salah satu destinasi wisata favorit para turis di Milan. Kami pernah mengunjungi cathedral ini sekira medio 2000an.

Inilah katedral pemegang rekor terlama dalam pembangunannya. Bukan butuh puluhan tahun, namun butuh waktu 6 abad!!! Luar biasa. Katedral yang jadi ikon 'smart-city' Milan ini dibangun berkesinambungan melibatkan beberapa arsitek.

Saya baca info, katedral ini mulai dibangun sejak 1387 pada masa Uskup Antonio da Saluzzo. Arsitek pertama bernama Simone da Orsenigo. Duomo Milan selesai dibangun tahun 1965. Arsitek terakhir dalam 'finishing touch' pembangunan Katedral Duomi pada tahun 1988, tercatat nama Benigno Morlin Visconti Castiglione.

Katedral Piazza de Duomo - Matahari bersinar terang benderang di atas Katedral Piazza de Duomo, obyek wisata ikon kota Milan. 

Sforzesco Castle - Menjaring sinar matahari di area terbuka Sforzesco Castle, destinasi wisata sejarah Milan, Italia.

Kami menginap dua malam di kota Milan. Saatnya bersiap melanjutkan travelling ke 'kota kanal' Venice. Saat bersiap packing mau bergerak melanjutkan jalan-jalan, saya mendapat 'wake up call! Sejauh ini saya merasa baik-baik saja. Namun tanpa disadari  saya seperti sedang "tertidur" sembari jalan jalan. Untung tidak boleh dibendung, musibah tidak bisa ditolak, rezeki tidak akan tertukar. Masih bisa 'enjoy travelling' berdua bersama istri tercinta pada usia senior saat ini adalah rezeki.

Belakangan saya baru menyadari. Saya kehilangan satu debit dan credit card yang ada di dalam dompet. Benar benar hilang sesungguhnya, bukan 'kehilangan isi' debit dan credit card karena terkuras dipakai belanja. Hilangnya seperti 'satupaket', dompet dan termasuk jacket-rompi sweater yang saya masukkan dalam travellbag yang setia menempel di punggung saya. Kami tidak tahu hilangnya pada saat kapan, dimana, bagaimana. Tahu-tahu barang itu hilang saat saya mau gunakan.

Foto Candid - Senyuman 'backpacker-man' di salah satu sudut kota metropolitan Milan.

Inilah salah satu risiko yang harus dibayar karena kebiasaan saya sejak lama. Saya suka jalan-jalan dengan gaya 'backpacker' dengan travel-bag selalu setia menggantung di punggung. Dompet, debit-credit card dan rompi, raib di tengah keramaian 'kota fashion' Milan. Sempat bikin sedikit repot, harus kontak Jakarta untuk memblokir rekening. Satu lagi pengalaman berharga dalam perjalanan 'long journey' Eropa kali ini. Musibah terjadi pasti bukan tanpa alasan. Musibah bisa sebagai peringatan untuk lebih berhati-hati dan waspada selalu..selalu waspada. Kami terima musibah itu, dan "enjoy travelling must go on". []

Florence - Sang Permata Renaisans

Florence - Sang Permata Renaisans

Dari Roma, sebelum berkunjung ke Milan dan Venice, saya memutuskan menuju Florence dulu. Saya terhipnotis info 'all about Florence', yang disebut sebagai 'The Jewel of Renaissance'. Roma-Florence-Venice, 'segitiga' kota terpopuler bagi pelancong Italia. Saya dan istri memutuskan menjelajah daratan Eropa menggunakan moda transportasi kereta api cepat antar kota - antar negara. Infrastruktur sistem dan jaringan perusahaan kereta api antar kota - antar negara Eropa sangat bagus dan rapi. Travelling kami kali ini, tiada hari tanpa kereta api.

Express Train - Bersiap meluncur ke Florence naik kereta express 'Frecciarossa', rute Roma-Florence.

Saat menjejakkan kaki di Florence, kami berdua dibuat takjub keindahan kota yang berada di wilayah Tuscony region Italia ini. Hampir seluruh sudut kota menghipnotis kami berdua. Sulit diungkapkan hanya dengan kata-kata. Saya takjub pada arsitektur bangunan kuno, galeri seni dan monumen-monumen bersejarah era Renaisans, semua bermutu dan berkualitas tinggi. Beragam galeri seni dan museum, seperti Ponte Vecchio, Beunellschi Dome dan GiottoTower, cathedral Diomo salah satu bangunan paling ikonik kota, semua ada di Florence. Bahkan ada aliran sungai Urno yang sangat indah membelah kota Florence.

Florence disebut sebagai salah satu kota paling artistic di dunia. Majalah 'Conde Nast Traveller' menulis Florence termasuk dalam daftar 20 kota tercantik Eropa yang termasuk diantaranya ada kota Praha, Edinburgh, Budapest dan Paris. Saya sangat setuju. Saya rekomendasikan, bagi para pecinta dan pemerhati landskap, datanglah ke kota Florence. Jarak Roma-Florence hanya sekira 162 mil (260km). Dengan moda transportasi kereta api ekspres Italia rute Roma-Florence(Firenze) dapat ditempuh hanya dalam waktu satu jam 20 menit saja.

Bila diminta memilih mana lebih bagus antara Roma dan Florence, saya akan kesulitan menjawabnya. Bila kata kuncinya 'sejarah masa lampau' Roman, Ronawi Kuno, saya pastikan memilih Roma. Namun bila kata kuncinya 'sejarah masa keemasan Italia' era Renaisans, pilihan saya adalah Florence. Saya pastikan Florence lebih cantik, dan ratusan tahun lebih tua dari Venice.

Mengapa Florence disebut sebagai 'Jewel of Renaissance'? Dari info yang saya peroleh, pada masa Renaisans, kota ini menjadi pusat seni budaya dan perdagangan di Italia. Keluarga Medici memiliki peran penting dalam memromosikan seni budaya kota. Medici memberi dukungan finansial kepada para seniman, seperti Leonardo da Vinci, Michelangelo, dan Botticelli. Peninggalan arsitektur Renaisans seperti Palazzo Medici dan Galleria delgi Uffizi juga menunjukkan kontribusi keluarga Medici dalam membangun kota ini. Pada masa Renaisans, Florence menjadi pusat perdagangan wool dan sutera, juga jadi jalur perdagangan antar kota Roma dan Venice.

Taxi Tumpangan - menunggu taxi di area stasiun kecil Calenzano, sub-urban Florence. Pemandangan kota dari ketinggian bukit Piazzalle Michelangelo.

Beberapa hotel sub-urban Florence menawarkan view sangat menakjubkan. Sekadar info bagi pecinta kuliner, Florence memiliki restoran lebih variatif ala 'Tuscony food', dan semuanya enak. Selama di Florence, kami menginap di hotel Ibis Prato Est, sub-urban Florence. Hotelnya tepat guna. Tidak ada gelas dan air minum panas. Tidak ada laundry. Tarif hotel 1/4 dari harga di Roma. Untuk cuci baju, kami harus ke luar hotel. Untung di sebelah hotel juga ada Mall besar yang isinya barang produk China. T-shirt dan celana berharga 4€ Euro (sekira IDR 66.000) saja. Saya merasa betah dan nyaman di sub-urban Florence ini. Sayangnya transportasi publik, bus kota tidak menerima cash dan credit card, melainkan hanya bisa menggunakan aplikasi lokal.

Kota Pisa - Lanskap apik dan jalanan bersih rapi indah kota Pisa. The 'Tower of Pisa' - obyek wisata utama para turis di kota Pisa Firenze. "Kami berdua sudah mencoba berdiri tegap, dan Menara Pisa tetap kokoh berdiri miring".

Suhu udara wilayah Tuscony Italia yang sedang menghangat, berkisar antara 18 derajat (terendah) hingga 29 derajat (tertinggi) tidak menyurutkan kami berdua menuju destinasi utama dan favorit bagi para turis, 'Menara Miring' di kota Pisa, Firenze. Kami berkunjung untuk memastikan Menara Pisa tetap berdiri miring, unik, biarkan tetap miring asal tidak roboh. Menara Pisa mulai dibangun tahun 1173, dibuka untuk umum tahun 1372.

Di 'Kota Bunga Lily' ini, kami merasa nyaman, betah dan menginap tiga malam di sub-urban Florence. Dari wilayah Tuscony, travelling kami lanjutkan, bergerak ke arah utara, arah barat-laut dari Florence, napak tilas perjalanan kami menuju 'kota fashion' Milan. []