PEMAKNAAAN USIA DI BAWAH 100 TAHUN







Marhaban Ya Ramadan

Pada akhir bulan Syahban tahun 2023, Sabtu 18 Maret, saya berulang tahun ke-76. Hanya beberapa hari menjelang kehadiran bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah. ‘Marhaban ya Ramadhan’. Selamat Datang Ramadhan, bulan yang dipenuhi rahmat, berkah dan hidayah. ‘Ahlan wa Sahlan.’ Saya perlu banyak bersyukur, dalam perjalanan singkat yang panjang, Insya Allah masih diberi nikmat rezeki bertemu bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah.


Saya ingin mengutip salah satu ayat Al-Quran. “Katakanlah, “berjalanlah di(muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” -- QS29;20 Al-AnKabut. 

Substansi ayat tersebut menjelaskan tentang sebuah perjalanan, dari awal ciptaan dan akhir sebuah tujuan. Dari situ saya ingin mengatakan, perjalanan hidup setiap orang adalah unik. Kita tidak pernah tahu misteri di baliknya. Tetapi kita akan selalu mendapat jawaban di bagian akhir. 

Pagi tadi saya membaca catatan pinggir Goenawan Mohammad di Tempo, saya menemukan kalimat bahwa hidup itu harus bergerak, maka saya putuskan untuk bergerak meski usia saya sudah di bawah 100 tahun.

My Family


Dalam perjalanan waktu 76 tahun, banyak kisah dan cerita dalam mengarungi samudra kehidupan. Menjalani simponi kehidupan. Sebagai manusia, saya hanya perlu menjalaninya. Menjalani peran secara bijak baik benar, agar bermanfaat bagi orang terdekat dan orang lain. Syukur-syukur bisa memberi sumbangan juga untuk negaraku. Untuk Keluarga Kecilku dan Keluarga Besarku…


KELUARGAKU, SEMANGAT HIDUPKU
Dengan rezeki umur dan perjalananku yang sudah memasuki tahun ke 76 ini, banyak pembelajaran yang kupetik, dan saya masih memiliki mimpi-mimpi yang belum terealisir. Saya akan terus bergerak melangkah ke depan.


Sommya- My Queen.


Dalam perjalanan waktu 76 tahun, separuh dari hidupku, hidup berdampingan bersama perempuan pujaan hatiku, istriku tercinta, Sommya (Hendra Laksmi Sommya Dewi). Saya harus berterima kasih kepada Sommya yang setia mendampingiku. Wanita yang tidak banyak menuntut suaminya. Wanita yang telah bersama-sama membina membimbing dua anak kami, Kemala dan Ucha. Mereka, anak kami kini telah memberi cucu yang sehat, lucu, dan kritis kepada kami berdua (kakek-neneknya).


Sepeninggalan kakak tertua kami, H. Arifin Panigoro yang wafat pada 28 Februari 2022, saya kini menjadi kakak tertua dari sebelas bersaudara keluarga Panigoro. Saya hanya perlu menjalani peran baru sebagai kakak tertua sebaik-baiknya. Saya bersyukur dikelilingi keluarga besar yang ramah, saling mendukung, dan mereka sukses menjalani hidup masing-masing.

Sekarang Menjadi Kakak Tertua



Tidak terasa sudah satu tahun kami telah kehilangan satu dari anggota ‘kesebelasan’ Panigoro. Peringatan haul (satu tahun) wafatnya H Arifin Panigoro berlangsung pada pertengahan bulan Syahban. Pada bulan Ramadhan yang akan datang dan Hari Raya Lebaran yang akan datang, pasti akan terasa ada ‘satu hal yang hilang’ dalam keluarga besar kami. Saya bersyukur pada saat perjalanan 76 tahun, masih bisa berkumpul bersama keluarga besar Panigoro. Mereka bersedia menyediakan waktu, menghadiri acara hari ulang tahunku.


Bila ada yang mengatakan saya sebagai tendemnya bang Arifin Panigoro, mungkin ada benarnya juga. Kebetulan, hari tanggal bulan lahir kami berdua sangat berdekatan, hanya berbeda tahun. Bang Arifin dilahirkan pada 14 Maret, saya dilahirkan pada 18 Maret. Bang Arifin telah memberi inspirasi besar dan semangat kejuangan kepada keluarga besar Panigoro. Saya kini mungkin ditakdirkan menjalani peran sebagai “pelayan” menjadi perekat keluarga besar. Saya sungguh bersyukur bila bisa sukses menjalani peran itu. Merekatkan yang retak. Menyatukan yang terpisah. Ramadhan, sebagai bulan penuh berkah. Semoga juga berkah bagi keluarga besar Panigoro. 


Syukuran Milad di Medco


‘Marhaban ya Ramadhan’. Selamat Datang Ramadhan. [] DSP         
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 

Meraih Masa Depan di Perguruan Tinggi Berbeasiswa

Sekolah Kedinasan



Pendidikan tinggi masih dirasa mahal bagi banyak anak muda lulusan SMA/SMK sederajat. Pilihan kuliah dengan beasiswa dari perusahaan hingga pemerintah membuka jalan menuju masa depan.

Diterima di perguruan tinggi yang menjamin masa depan dan tidak dipungut biaya jadi impian banyak anak muda, terutama dari keluarga tak mampu. Apalagi biaya kuliah terus meninggi serta sulitnya mencari pekerjaan.

Hal ini membuat perburuan kampus gratis dan menjamin kerja seperti pendidikan vokasi milik perusahaan dan sekolah kedinasan milik sejumlah kementerian atau lembaga non-kementerian tetap tinggi.

Hari masih gelap dan jam di tangan menunjukkan sekitar pukul 03.00 WIB. Namun, sejumlah mahasiswa diploma 1 dan 2 Akademi Komunitas Toyota Indonesia (AKTI) yang tinggal di asrama sudah mulai bangun satu per satu.

Mereka yang bangun duluan bergegas mandi tanpa mengantre panjang sehingga masih ada waktu yang cukup untuk melakukan tugas kebersihan dan mempersipakan diri menuju kampus di kawasan Plant 3 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang International Industrial City di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Bangun dinihari dilakoni setiap hari dengan tertib sehingga tiap mahasiswa terbiasa untuk disiplin. Tepat pukul 05.20, bus jemputan datang, mengantarkan para mahasiswa yang dites dengan seleksi ketat dari berbagai sekolah menengah kejuruan (SMK) di Indonesia ini menuju kampus berlantai dua.

Tidak ada waktu bersantai, semua terukur dengan tepat. Sesampai di kampus, para mahasiswa melakukan kegiatan bersih-bersih karena di kampus tidak ada petugas khusus kebersihan.

Persiapan belajar dimulai dengan beraktivitas fisik olahraga pagi, lalu apel pagi. Ada giliran tiap mahasiswa selama lima menit mempresentasikan pembelajaran kemarin sehingga mereka terbiasa untuk presentasi.




Bagi Ahmad Sadam Barzani (22), mahasiswa diploma 2 jurusan tata operasi perakitan kendaraan roda empat AKTI, proses pembelajaran yang dijalaninya menjadi jalan menuju masa depan lebih baik.

”Saya masuk SMK otomotif untuk bekerja. Kalau untuk kuliah, awalnya tidak ada rencana. Ada kakak kelas yang pernah kuliah di AKTI cerita, lalu saya jadi semangat,” ujar Sadam asal Tegal, Jawa Tengah, Selasa (14/3/2022).

Usai lulus SMK, Sadam mencoba melamar kerja di berbagai perusahaan, tetapi hanya penolakan yang didapat. Tak menyerah, Sadam meminta modal pada ayahnya yang bekerja di rumah sebagai tukang servis alat elektronik untuk membuka usaha berjualan ayam goreng krispi.

Ketika ada kesempatan tes lagi di AKTI, Sadam gigih untuk meyakinkan penguji bahwa dia layak meraih beasiswa kuliah di AKTI. Tiap tahun, AKTI menerima 64 mahasiswa program diploma 1 dan 2, utamanya dari keluarga tidak mampu. Lulusan mendapat ijazah diploma dan sertifikasi sesuai KKNI, lalu direkrut bekerja di PT TMMIN.

Pendidikan vokasi AKTI yang kuat link and match dengan PT TMMIN membuat para mahasiswa memiliki komptensi yang sudah sesuai kebutuhan perusahaan otomotif yang memproduksi kendaraan roda empat. Bahkan, mesin kendaraan yang diproduksi di plant 3 juga diekspor ke sejumlah negara.

Dalam kurun November 2022-Februari 2023, Sadam yang menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa AKTI angkatan keenam sudah langsung magang di bagian machining silinder blok dari pukul 07.15 hingga pukul 16.00.

Magang kembali akan dijalaninya di kurun Juni-Agustus nanti. Saat magang, Sadam sudah mendapat bayaran Rp 3,6 juta per bulan. Uangnya pun dikirim untuk kebutuhan keluarganya di Tegal.

”Tidak terasa, bulan Agustus nanti saya sudah wisuda. Nanti langsung dikontrak kerja. Saya yakin kesabaran menjalankan proses pendidikan yang penuh disiplin dan mengasah kompetensi membuat saya siap untuk bekerja,” tuturnya.

”Saya tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan sistem kerja di lini produksi nanti karena semua sudah disiapkan lewat pendidikan di kelas dan praktik,” ujar Sadam yang berencana menabung untuk membeli rumah di Karawang.

Direktur AKTI Edy Susilo D mengutarakan, pendidikan vokasi AKTI memberikan beasiswa penuh bagi 64 lulusan SMK tiap tahunnya.

Saya tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan sistem kerja di lini produksi nanti karena semua sudah disiapkan lewat pendidikan di kelas dan praktik.

Penerapan sistem pendidikan vokasi yang dikembangkan bermitra dengan pengguna PT TMMIN untuk mempersiapkan kebutuhan tenaga kerja andal serta memiliki budaya industri dan calon pemimpin.

Pendidikan itu juga membantu generasi muda memiliki masa depan lebih baik. Para mahasiswa mendapat pendampingan dari dari para dosen, trainer untuk workshop, hingga mentor di lini produksi sehingga dapat berkembang jadi tenaga kerja yang siap berkarya sesuai kompetensinya.

Sekolah kedinasan
Jalan terbuka bagi generasi muda untuk dapat menikmati kuliah tanpa pusing memikirkan pembayaran uang kuliah juga ditawarkan sejumlah pendidkan tinggi kementerian/lembaga nonkemnetrian (PTKL) dengan ikatan dinas. Mereka yang terpilih akan direkrut jadi aparatur sipil negeri di tingkat pusat dan daerah.

Politeknik Statistika STIS yang terletak di Jalan Otto Iskandardinata, Jakarta Timur, sebagai salah satu sekolah kedinasan di bawah Badan Pusat Statistik yang tidak membebankan biaya kuliah pada mahasiswa menjadi sasaran puluhan ribu lulusan SMA/SMK sederajat dari seluruh Indonesia tiap tahun.

Pada tahun ajaran 2022/2023 tercatat 26.602 pendaftar, sedangkan jumlah formasi yang tersedia hanya untuk 500 orang. Lulusannya yang menjalani pendidikan diploma III dan IV terjamin lapangan pekerjaannnya menjadi ASN di pusat dan di daerah.

Gestyan Ramadhan, mahasiswa tingkat empat Program Studi Komputasi Statistik Diploma IV, Selasa (7/3/2023), mengaku beruntung bisa mengenyam pendidikan di Politeknik Statistika STIS. Bermula dari kegemarannya pada matematika, Ketua Senat Mahasiswa itu kemudian mendaftarkan diri di sekolah ikatan dinas tersebut.

”Selama ini, setahu saya perguruan tinggi vokasi itu hanya fokus ke pemerintahan. Tetapi ternyata ada yang linier sesuai dengan minat saya. Selain itu, di sini juga gratis dan begitu lulus ada jaminan pekerjaan sehingga saya fokus kuliah saja, tidak perlu memikirkan setelah lulus mau ke mana,” ujarnya.

Restituta Ema, mahasiswi tingkat akhir Program Studi Statistika Diploma IV, juga tertarik dengan sekolah kedinasan yang gratis dan menjamin lulusan langsung bekerja.
”Kapan lagi bisa kuliah gratis dan lulusnya pasti dapat pekerjaan sehingga tidak perlu susah-susah mencari kerja setelah lulus. Apalagi, langsung jadi PNS yang notabene cukup menjamin masa depan,” ungkapnya.

Ema dan Gestyan merupakan mahasiswa angkatan ke-61 atau masuk pada tahun ajaran 2019/2020. Mulai tahun ajaran ini, mahasiswa tidak lagi mendapat uang saku seperti angkatan sebelumnya.

Namun, biaya pendidikan, biaya praktik kerja lapangan, pemagangan, sampai dengan wisuda tidak sepeser pun mereka mengeluarkan biaya. Mereka hanya mengeluarkan uang untuk pendaftaran ketika hendak masuk Politeknik Statistika STIS, yakni sebesar Rp 300.000.

Kuliah memang gratis, tetapi segala biaya hidup harus mereka tanggung sendiri. Politeknik Statistika STIS tidak menyediakan asrama sehingga sebagian besar mahasiswa tinggal di indekos sekitar kampus dengan tarif mulai dari Rp 900.000 hingga Rp 1,6 juta per bulan.

Sementara Bernardus Handi Kurniawan, lulusan Politeknik Keuangan Negara STAN di bawah Kementerian Keuangan angkatan tahun 2017, menikmati buah manis memilih sekolah kedinasan.

Seusai lulus program studi perpajakan diploma III, Handi ditempatkan di Kantor Pajak Ruteng, Nusa Tenggara Timur, sejak Januari 2021. Angkatan Handi mengawali penempatan PKN STAN di luar Kementerian Keuangan.

”Alasan saya lebih ke soal pembiayaan. Jika kuliah di perguruan tinggi negeri reguler ataupun swasta, biayanya cukup mahal dan jadi beban untuk orangtua,” kata Handi.


Butuh perjuangan.
Adanya jaminan pekerjaan dan pendidikan gratis itu bukan berarti tidak menuntut perjuangan. Pada tahun pertamanya, Gestyan sempat merasa tertekan dan benar-benar menghabiskan waktunya untuk belajar mengingat di tahun itu tidak lulus mata kuliah berarti drop out atau tak bisa melanjutkan kuliah.

Ema sempat kesulitan memelajari beberapa mata kuliah umum, seperti pemrograman. Selain itu, ada harga yang harus dibayar saat memperoleh jaminan masa depan, salah satunya dari segi penampilan. Jika dibandingkan perguruan tinggi lain, Ema merasa tidak bebas, seperti dalam hal rambut dan seragam.

Terkait penempatan lulusan, para mahasiswa membuat kontrak sejak awal. Mereka menandatangani persetujuan bahwa mereka bersedia ditempatkan di mana pun. Jika mereka menolak penempatan, mereka harus mengganti rugi biaya sebesar selama mereka menempuh pendidikan di Politeknik Statistika STIS.

Bagi Ema, momentum penempatan setelah kelulusan jauh lebih mendebarkan ketimbang menjalani skripsi. Ia merasa pesimistis bisa mendapat penempatan di Pulau Jawa lantaran formasi yang dibuka sedikit.

Avi Rudianita dari Humas Politeknik STIS mengatakan, dalam pendidikan kepegawaian atau ikatan dinas, proses pelaksanaannya cukup ketat. Dari segi penilaian, indeks prestasi kumulatif (IPK) yang menjadi syarat mutlak agar dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya, yakni 2,50, dengan ketentuan tambahan beberapa mata kuliah wajib tidak boleh bernilai D atau E.

Lalu, pada tahun atau tingkat pertamanya, tiap mahasiswa dituntut untuk lulus dalam beberapa mata kuliah inti. Sebab, Politeknik Statistika STIS menerapkan sistem paket dalam pengambilan mata kuliah sehingga untuk mengulang mata kuliah terkait harus dilakukan secara paket atau seluruh mata kuliah dalam tahun itu.

”Jika gagal, dapat kesempatan mengulang satu kali. Itu berlaku setelah melewati tingkat satu. Kalau di tingkat satu gagal, langsung drop out. Tidak seperti perguruan tinggi reguler yang bisa mengulang di mata kuliah yang gagal, di sini gagal di satu mata kuliah mengulangnya setahun karena sistem paket. Jadi, ketat untuk urusan akademis,” ujar Avi.

Selain penilaian akademis, hal-hal di luarnya pun turut menjadi pertimbangan mulai dari seragam, rambut, hingga sikap. Hal itu karena Politeknik Statistika STIS mempersiapkan para mahasiswa untuk menjadi ASN yang baik dan dapat dicontoh.

Handi mengatakan, dalam masa perkuliahan, dia dan teman seangkatannya di PKN STAN dituntut memenuhi standar akademis yang telah ditentukan, yakni minimal IPK 2,75 di setiap semester. Selain itu, terdapat pula sejumlah mata kuliah wajib yang tidak boleh mendapatkan nilai D.

”Kuliah di STAN, mata kuliah atau sistem kredit per semesternya sudah diprogram atau sistem paket sehingga tidak perlu mikir lagi. Tetapi syarat akademis agar terus lanjut cukup ketat. Jika tidak sesuai ketentuan, akan di-drop out,” ujar Handi.

Peminatnya cukup tinggi, per 28 April 2022 terdata pembuat akun mencapai 473.234 akun. Adapun lima teratas jumlah pelamar, yakni Politeknik Keuangan Negara STAN, Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Politeknik Statistika STIS, Sekolah Tinggi Intelijen Negara, serta Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kiki Yuliati mengutarakan, pendidikan vokasi membuka jalan bagi generasi muda untuk lebih siap memasuki dunia kerja.

Sampai saat ini, akses berkuliah masih terbatas. Revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi dilakukan sebagai jaminan untuk memastikan kompetensi dan karakter peserta didik sesuai kebutuhan industri disiapkan.


Warung Kopi, Roda Ekonomi Banda Aceh


Kupi Sareng Aceh

Warung kopi bukanlah sekadar tempat nongkrong. Warung kopi adalah ruang publik dan urat nadi ekonomi kota. Perputaran uangnya mencapai ratusan juta sehari. Tanpa warung kopi, Banda Aceh terasa sangat sepi.

Masuk ke warung kopi Zakir Kupi di Lamprit, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Dharma Putra (31) langsung menuju ke meja yang berada di sudut. Beberapa menit kemudian minuman sanger panas mendarat di atas meja.

“Tidak perlu pesan, barista sudah tahu saya minum apa,” kata Dharma, Jumat (24/2/2023).

Sang barista Hasannusi (31), bukan hanya tahu Dharma gemar minum apa, tetapi juga takaran sehingga sanger racikannya selalu membuat Dharma ingin kembali ke warung kopi itu.

Sanger adalah racikan kopi paling populer di Aceh setelah kopi hitam. Sanger merupakan paduan kopi, susu, dan gula dengan komposisi kopi lebih dominan. Meski manis susu dan gula terasa, tetapi rasa kopi tetap lebih kuat.

Sebagai marketing di perusahaan otomotif Dharma lebih banyak menghabiskan waktu di warung kopi. Bertemu calon pembeli lebih enak di warung kopi daripada di kantor, tidak terkesan formal. Dalam sehari minimal dia menghabiskan tiga atau empat gelas kopi sanger, setara dengan Rp 20.000.

Alasan memilih Zakir Kupi sebagai tempat ngopi karena sanger yang diracik oleh Hanannusi pas untuk mulut dan lambungnya. Beberapa kali dia pindah warung kopi, tetapi belum dapat sanger yang sesuai selera.

Warung Zakir Kupi di Lamprit berada di tengah kota, pusat perkantoran. Warung ini nyaris tidak pernah sepi. Suara bising kendaraan berpadu dengan tawa pengunjung membuat suasana selalu ramai. Warung buka pukul 07.00 tutup pukul 24.00 dini hari.

Zakir Kupi berkembang sangat pesat. Dibuka pada 2009, kini Zakir Kupi punya lima cabang. Dalam sehari Zakir Kupi dikunjungi 800 hingga 1.000 orang. Perputaran uangnya mencapai Rp 80 juta hingga Rp 100 juta per bulan.

Pengelola Zakir Kupi Lamprit Taufik Akbar (33) menuturkan warungnya punya pelanggan tetap. Dari 100 pengunjung 70 orang pelanggan tetap, sisanya orang baru.
Taufik merawat pelanggan dengan menyajikan kopi sesuai kemauan pelanggan. “Barista harus hafal kebiasaan kopi pelanggan karena itu barista tidak boleh ganti-ganti,” kata Taufik.

Hasannusi telah bekerja di Zakir Kupi sebagai barista sejak 2014. Posisinya di dapur racik belum tergantikan. Dia mendapatkan upah lebih besar dari karyawan lain, sebab di tangannya kepuasaan pelanggan ditentukan.

Zakir Kupi khusus menyajikan kopi saring menggunakan bubuk kopi robusta. Zakir Kupi tidak menjual kopi arabika. Boleh dikatakan Zakir Kupi masih mempertahankan warung kopi gaya tradisional.

Sebulan, sebanyak 200 kilogram bubuk kopi habis. Biji kopi dibeli dari petani di Gayo, tetapi disangrai di Banda Aceh oleh keluarga yang memiliki usaha pengolahan bubuk kopi.

Bukan hanya Zakir Kupi, warung kopi lain di Banda Aceh juga nyaris tidak pernah sepi pengunjung. Masing-masing warung punya pelanggannya sendiri. Bahkan prospek bisnis warung kopi masih cukup cerah.

Alasan ini pula yang mendorong Fakhri (29) memutuskan untuk membuka warung kopi. Dengan modal Rp 500 juta patungan bersama tiga teman, jadilah Haw Haw Kupi.
Haw Haw Kupi baru berusia empat bulan, tetapi penjualan cukup tinggi. Fakhri optimis modal setengah miliar akan kembali dalam dua atau tiga tahun. “Sebulan penjualan kotor mencapai Rp 100 juta. Kami mengandalkan kopi robusta atau kopi saring,” ujar Fakhri.

Sebagai konten kreator dan pekerja sosial, Fakhi memiliki banyak teman di komunitas. Saat Haw Haw dibuka teman-temannya menjadi pelanggan pertama.

Jika Zakir Kupi bertempat di ruko, Haw Haw menawarkan ruang terbuka yang luas cocok tempat ngumpul komunitas, tetapi kekurangannya jika musim hujan, pengunjung seret.

Warung kopi telah menjelma menjadi roda penggerak ekonomi kota. Warung kopi bukan hanya tempat ngopi, tetapi juga transaksi bisnis lain. (Mimiasri Aldian)


Haw Kupi



Dampak domino
Selain sebagai ruang publik, warung kopi juga menjadi roda penggerak ekonomi warga kota. Warung kopi telah menjadi tumpuan hidup bagi warga.

Zakir Kupi misalnya, selain memiliki 14 karyawan mulai dari barista hingga pelayan, mereka juga menyediakan 10 lapak bagi penjual makanan dan menampung titipan kue basah dari 20 usaha. Sedangkan Haw Haw Kupi menampung sekitar 30 orang pekerja dan pedagang makanan.

Satu warung kopi saja telah menghidupi puluhan orang. Sementara Banda Aceh memiliki ratusan warung kopi. Ribuan orang bergantung hidup di sana.

Data dari Dinas Pariwisata Banda Aceh, tahun 2023 menunjukkan, jumlah warung kopi atau cafe yang terdaftar mencapai 303 unit, bertambah dari 230 unit pada 2017. Namun, warung kopi skala kecil yang tidak terdaftar jauh lebih banyak.

Dalam 10 tahun terakhir warung kopi tumbuh sangat cepat. Warung kopi tumbuh berserakan di semua sudut kota. Beberapa warung kopi berdiri saling bersebelahan, namun masing-masing punya konsumen sendiri.

Dosen Kewirausahaan Universitas Muhammadiyah Aceh Mimiasri Aldian menuturkan pascarehabilitasi dan rekonstruksi bencana tsunami 2004, warung kopi telah menjelma menjadi roda penggerak ekonomi kota. Warung kopi bukan hanya tempat ngopi, tetapi juga transaksi bisnis lain.

Warung kopi juga mendorong pertumbuhan usaha kecil menengah. Produk usaha rumahan menjadikan warung kopi sebagai outlet bersama.

Kontribusi pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Kota Banda Aceh dari sektor penyedia akomodasi dan makan minum pada tahun 2019 mencapai 4,47 persen. Aktivitas di warung kopi sempat menurun saat pandemi Covid-19, namun kini sudah ramai kembali setelah Covid-19 melandai.

Kepala Dinas Pariwisata Banda Aceh Said Fauzan mengatakan meski Banda Aceh bukan daerah penghasil kopi, tetapi kopi gayo kualitas terbaik ada di Banda Aceh. Bahkan budaya ngopi telah tumbuh menjadi komoditas wisata unggulan di Banda Aceh.
Sebagai bentuk dukungan pada usaha itu, setiap ada acara, pemerintah selalu menghadirkan warung kopi. Bahkan pemerintah juga menggelar festival kopi sebagai ajang apresiasi untuk kopi.

“Sebagian besar wisatawan kalau ke Banda Aceh pasti mencari kuliner kopi dan membeli kopi sebagai souvenir,” kata Said.

Pernyataan Said tidak berlebihan. Salah seorang wisatawan asal Sumatera Selatan, Rudi Setia (31), menuturkan dia menemukan kopi paling enak di Banda Aceh. “Sekarang kalau di Aceh saya minum tiga atau empat gelas kopi sehari,” ujar Rudi.