Reza Setyadharma adalah seorang teman baik yang aktif di dunia musik opera Indonesia. Kepergiannya tanggal 6 Januari 2021 lalu terasa sangat mendadak.
Dalam suasana keterkejutan, melintas kenangan dalam memori saya, sebuah acara yang kami gelar bersama, yaitu Opera gala, 12 September 2013, di Grand Ballroom, The Dharmawangsa, Jakarta. Opera Gala ini menampilkan Ananda Sukarlan Orchestra, Frederic D'Oria-Nicolas, Jose Luis Duval, Mariam Tamari, Syalvia Wiryadi.
Suasana konser terasa megah dengan persembahan karya-karya G. Verdi, G. Puccini, G. Bizet, J. Strauss II, G. Gershwin, dan F. Liszt. Selain itu, Chendra Panatan, koreografer Indonesia juga menampilkan karya tarinya yang memberikan nuansa semarak dalam pertunjukkan.
Satu acara lagi yang selalu saya ingat adalah perayaan 10 Tahun Indonesia Opera Society, juga di Dharmawangsa Hotel, Jakarta. Acara ini menampilkan Nusantara Symphony Orchestra dengan konduktor Hikotaro Yazaki dari Jepang.
Acara ini didukung oleh banyak sekali penyanyi dari mancanegara antara lain: Francisco Corujo (Spanyol), Amelie Fleetwood (Sweden), Tim Kuypers (Netherlands), Anando Mukerjee (India), Anna Dinna Migallos (Phillipines), Angelique Noldus (Belgium), Massimo Di Stefano (Italy), Tamta Tarieli (Georgia), dan Gayane Vardanyan (Armenis)
Keriaan tersebut juga dilengkapi oleh hidangan yang disuguhkan oleh Amuz Restaurant dan para chef ternama seperti chef Petty Elliot, chef Felix Budisetiawan, chef Gilles Marx.
Kemeriahan acara dipuncaki oleh lagu Nessun Dorma! - Turandot, Fantasia "Selendang Sutra", Un bel di vedremo - Madama Butterly.
Saya berharap akan banyak anak muda yang mencintai dunia musik opera seperti Erza.
Selamat jalan, Erza! Rest In Peace.