Darmawan Sunarja, Kepala SMK Pariwisata Metland, memperlihatkan sebagian dari sederet penghargaan yang diraihnya di Gedung SMK Metland, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (18/12/2023). |
Berbagai profesi yang direngkuh Darmawan Sunarja semenjak masa muda membentuk sosoknya sebagai guru inovatif.
Tidak banyak pendidik yang perjalanan hidupnya kaya warna seperti Darmawan Sunarja (58). Malang melintang di pelbagai profesi membuat Darmawan tidak gagap memimpin sekolah yang mendidik anak-anak beragam latar belakang sosial, termasuk kaum marjinal dan anak berkebutuhan khusus.
Siswa suka tawuran, hamil di luar nikah, atau malas masuk kelas lantaran situasi keluarga tak harmonis menjadi bagian dari kisah yang dihadapi Darmawan selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Metland sejak 2014. Sekolah yang dinaungi Yayasan Pendidikan Metland ini berlokasi di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di sinilah delapan tahun terakhir, Darmawan menerapkan teori kependidikan beserta pengalaman empirisyang menempa hidupnya.
”Dalam situasi tertentu, problem persekolahan, khususnya terkait pembentukan karakter siswa, tidak selalu harus diselesaikan secara normatif. Kadang harus ditempuh cara-cara yang tidak lazim tanpa merugikan sekolah, siswa, dan orangtua siswa,” ujar Darmawan, Minggu (7/1/2024).
Para siswanya berasal dari keluarga yang beragam latar belakang sosial, termasuk anak yang berkebutuhan khusus, seperti autis, gagap bicara, dan polio. Orangtua mereka tidak sedikit dari kalangan buruh pabrik, sopir, dan asisten rumah tangga. ”Konsekuensinya, kami harus siap dengan aneka persoalan yang lazim timbul dari dinamika masyarakat perkotaan,” kata Darmawan.
Pendekatan budaya
Terhadap siswa yang gandrung gaduh dengan siswa sekolah lain, Darmawan menempuh cara persuasif. Pernah suatu ketika siswa berinisial A terlibat keributan dengan SMA/SMK lain yang berjarak 1-2 km dari SMK Metland. Terhadap si A, Darmawan menawarkan dua opsi. Pertama, kepala sekolah yang harus datang meminta maaf kepada seluruh siswa di SMA/SMK lawan tawuran. Atau, kedua, si A sendiri yang mengajak berdamai kepada siswa-siswa SMA/SMK yang terlibat serta mengundang untuk hadir dalam acara jamuan makan bersama di SMK Metland.
”Rupanya si A bersedia mengundang lawan tawurnya untuk hadir di acara jamuan makan di sekolah kami. Pertanda anak ini punya rasa tanggung jawab untuk ikut menyelesaikan masalah. Kalau mau entengnya, bisa saja anak inimemilih opsi pertama,” kata Darmawan seraya memetik pesan moral bahwa tawuran bisa diselesaikan secara berbudaya.
Cara yang tidak formal juga ditempuh untuk kasus siswi yang hamil di luar nikah. Darmawan mendatangi langsung orangtua siswi bersangkutan untuk bicara dari hati ke hati. Lazimnya, untuk kasus seperti ini pihak sekolah menyurati sang orangtua. Cara seperti itu dihindari Darmawan.
Setelah berbicara dengan orangtua siswi bersangkutan, giliran siswi yang diajak bicara. Agar tidak terjadi perundungan di sekolah dan demi keselamatan janin yang dikandung, siswi tersebut dipersilakan cuti beberapa bulan hingga pasca-melahirkan. Pada hari pertama siswi tersebut masuk sekolah kembali, Darmawan tampil mendampinginya di depan kelas seraya memberi pemahaman kepada para siswa lainnya.
Kita percaya setiap individu punya potensi keliru, tetapi pada diri yang bersangkutan masih terbentang harapan kelak menjadi manusia bermartabat.
Bayi yang dilahirkan pun pada hari pertama itu dihadirkan di kelas. Darmawan menimang-nimang bayi itu seraya mengumumkan bahwa para siswa punya ”adik baru” dan semua siswa wajib menyambutnya sebagai bagian dari keluarga besar SMK Metland. Darmawan tidak segan memosisikan diri sebagai orangtua bayi tersebut. Cara ini membuat rasapercaya diri siswi yang bersangkutan tumbuh kembali dan tidak canggung mengikuti kegiatan di sekolah seperti biasa.
Darmawan berpandangan, dalam masa tumbuh dan berkembang mencari jati diri, acap kali terjadi situasi labil yang membuat siswa salah melangkah. Dalam situasi begini harus ada cara manusiawi yang tidak merugikan sekolah dan pribadi siswa bersangkutan. ”Kita percaya setiap individu punya potensi keliru, tetapi pada diri yang bersangkutan masih terbentang harapan kelak menjadi manusia bermartabat,” kata ayah dua anak ini.
Lintas bidang
Tahun 1988-1994, sembari mengajar di SMA Katolik St Aloysius dan SMAK 1, 2, 3 BPK Penabur Bandung, Darmawan juga aktif sebagai pemandu program acara radio swasta. Di waktu yang sama, dia juga menyandang predikat sebagai tenaga pemasaran Eldorado, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang hiburan/rekreasi di Bandung. Di samping itu, hampir setiap akhir pekan ia tampil sebagai MC di beragam acara, mulai dari pesta pernikahan, pesta ulang tahun, hingga gathering perusahaan.
Di samping mengajar, dia sempat memimpin usaha perjalanan haji dan umrah. Semua itu memperkaya warna-warni hidupnya.
Tahun 1995, Darmawan sempat jeda dari aktivitas mengajar karena perusahaan menugaskan untuk belajar di Australia selama sembilan bulan. Sepulang dari studi di luar negeri, beberapa kampus memintanya menjadi dosen. Di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, dia mengampu mata kuliah Kewirausahaan dan Pemasaran. Almamaternya, Fikom Unpad, pun sempat menggunakan jasanya. Di samping mengajar, dia sempat memimpin usaha perjalanan haji dan umrah. Semua itu memperkaya warna-warni hidupnya.
Memimpin sekolah
Kiprahnya di SMK Metland berawal pada 2014 ketika pembina yayasan, Nanda Widya, mengajaknya untuk mengembangkan sekolah dan politeknik. Langkah awal adalah menggagas berdirinya SMK Pariwisata. Bermula dari dua bangunan ruko, lalu secara bertahap sekolah itu kini menempati gedung berlantai 5 di kawasan Metland Transyogi. Dari semula hanya memiliki 12 siswa, terus tumbuh hingga kini mendekati 700 siswa dengan total 112 guru dan karyawan. Bahkan, dalam usia delapan tahun, SMK ini sudah merintis pengembangan sekolah baru di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Darmawan berupaya membangun ekosistem pendidikan yang inklusif dan menyenangkan bagi siswa tanpa melupakan standar pendidikan vokasi sesuai tuntutan industri pariwisata global. Selain fasilitas belajar, tempat ibadah untuk para siswa yang beragam keyakinan pun disediakan secara khusus.
Alhasil, lulusannya kini terserap di dunia kerja perhotelan dan restoran. Dalam usia delapan tahun, sudah puluhan lulusannya tersebar di hotel dan restoran di luar negeri, mulai dari lingkup Asia Tenggara, Australia, Maladewa, Uni Emirat Arab, Jerman, hingga negara-negara Eropa Timur. Beberapa di antaranya bekerja di kapal pesiar.
”Capaian itu berkat dukungan dari pihak yayasan, disertai upaya membangun jaringan dengan pemangku kepentingan di dalam dan luar negeri,” kata Darmawan.
Tahun 2021, SMK Metland sudah berstatus sebagai SMK Pusat Keunggulan sehingga menjadi model percontohan bagi SMK serumpun. Kerja sama dengan luar negeri terus dikembangkan, antara lain dengan beberapa sekolah vokasi di Thailand dan Jepang, lembaga sertifikasi di Singapura, serta jaringan sekolah-sekolah UNESCO.
Selain mencetak lulusan siap kerja, SMK pun berpotensi mencetak lulusan yang siap meningkatkan kapasitas keilmuan melalui perguruan tinggi.
Darmawan juga ingin menghapus kesan SMK sebagai sekolah "warga kelas dua". Dia menunjukkan fakta bahwa selain mencetak lulusan siap kerja, SMK pun berpotensi mencetak lulusan yang siap meningkatkan kapasitas keilmuan melalui perguruan tinggi. Puluhan lulusan SMK Metland melanjutkan kuliah di beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta, seperti UI, Unpad, Undip, UPI, Politeknik Pariwiasata (NHI) Bandung, Binus, Trisakti, Untar, UBM, dan Gunadharma.
"Artinya, lulusan SMK tidak lagi dipandang sebelah mata. Buktinya, lulusan SMK Metland tak hanya mampu berkompetisi di pasar kerja, tetapi juga dapat bersaing dengan para lulusan SMA untuk masuk perguruan tinggi," kata Darmawan yang kini sedang menuntaskan pendidikan doktoralnya di UPI.
Terkait pengembangan potensi bakat seni, olahraga, dan aspek pendukung, beberapa prestasi ditorehkan, antara lain dari cabang e-sport, futsal, karate, taekwondo, sinematografi, seni kuliner, barista, metaverse, dan bahasa Inggris. Siswa yang menjalani praktik kerja lapangan juga meraih predikat ”Best Trainee” di hotel bintang 5 berjaringan internasional.
Sederet penghargaan tingkat nasional dan internasional pun diraih. Beberapa di antaranya yang menonjol, pada 2023, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menobatkan Darmawan sebagai Sosok Inspiratif (kategori kepala sekolah). Untuk skala internasional, tahun 2022, SMK Metland meraih penghargaan dari SEAMEO SEAMOLEC (organisasi menteri-menteri pendidikan se-Asia Tenggara). Tahun 2020 SEAMOLEC juga memberikan penghargaan terkait penyelenggaraan pendidikan jarak jauh.
Sekitar dua tahun ke depan, Darmawan akan lengser dari jabatan kepala sekolah. Dia berencana mengembangkan lembaga kursus dan pelatihan bisnis/manajemen bernama Metland College. Untuk regenerasi kepemimpinan serta pewarisan nilai-nilai pada guru, diadakan pelatihan secara berseri. Pada pertengahan Desember 2023, Darmawan berbaur langsung dengan para guru dan staf menyimak materi yang disajikan motivator Ananda Buddhisuharto, mitra SMK Metland.
”Dinamika kelas dan situasi global menuntut cara-cara out of the box tanpa melupakan sisi kemanusiaan,” ujar Darmawan.
Darmawan Sunarja
Lahir: Bandung, 8 Juli 1965
Pendidikan:- Magister Manajemen Pariwisata Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Bandung (2005)
- Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (1991)
Pekerjaan: Kepala SMK Pariwisata Metland, Cileungsi, Bogor
Penghargaan (antara lain):
-Sosok Inspiratif (kategori kepala sekolah) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (2023)
-Penghargaan dari SEAMEO SEAMOLEC (2022)
-Penghargaan dari SEAMOLEC (2020)
No comments :
Post a Comment