Konflik Jadi Penghalang untuk Tumbuh Menjadi Lebih Besar
Partai Penegak Demokrasi Indonesia adalah kelanjutan dari Partai Demokrasi Indonesia. Partai peserta pemilu sejak masa Orde Baru itu tidak pernah menjadi pemenang pemilu karena memang "diminta" mengalah pada partai lain.
Sebelum lepas dari kekuasaan Orde Baru, konflik memang melanda Partai Demokrasi Indonesia (PDI) sehingga memunculkan PDI Perjuangan. Ketika masih bernama PDI, raihan suara partai ini tidak terlalu jelek. Pada Pemilu 1992 partai ini meraih 52 kursi di DPR, atau naik sekitar 4,02 persen dibandingkan dengan Pemilu 1987. Namun, konflik membuat suaranya merosot pada Pemilu 1997 sehingga hanya meraih 11 kursi DPR, atau merosot 11,84 persen. Padahal, kursi DPR hasi Pemilu 1997 lebih banyak 25 kursi ketimbang pemilu sebelumnya, yang hanya 400 kursi.
Reformasi bergulir, sisa konflik PDI yang "berhadapan" dengan PDI-P masih amat berpengaruh pada hasil Pemilu 1999. Pada pemilu selepas kekuasaan Orde Baru ini, PDI hanya meraih dua kursi di DPR. Padahal, jumlah kursi DPR hasil Pemilu 1999 meningkat menjadi 462 kursi. PDI pun tidak memenuhi ambang batas perolehan suara (electoral threshold) sehingga harus berganti nama supaya bisa ikut Pemilu 2004.
Pada Pemilu 2004 PPDI terpuruk dengan hanya meraih satu kursi di DPR. Konflik yang terus mendera serta kehilangan figur yang dianggap kuat membuat partai ini sulit bangkit. Padahal, Pemilu 2004 menghasilkan 550 anggota DPR.
Konflik melanda PPDI kembali menjelang Pemilu 2009. Kini konflik itu belum sepenuhnya berakhir. Hal ini tampaknya kian menyulitkan partai ini. (TRA)
Sumber: Kompas, 4 April 2009
Tinjauan Parpol
Post by
DSP
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment