Peduli Korban Gempa di Bandung Selatan

Gempa tektonik berkekuatan 7,3 skala richter yang terjadi Rabu, 2 September lalu telah memporakporandakan kawasan Bandung Selatan. Masjid, puskesmas, sekolah dan ratusan rumah warga, rusak dan rubuh, serta ratusan orang luka berat dan ringan.

Data Satlak Kabupaten Bandung mencatat 13 dari 33 Kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung terkena dampak gempa bumi ini. Dari 13 kecamatan tersebut, 4 kecamatan yaitu Pengalengan, Kertasari, Ranca Bali, dan Cimaung adalah wilayah yang paling parah mengalami kerusakan.


Rumah batako rubuh akibat gempa

Menyikapi hal tersebut, kami dari Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) segera membentuk PPDI Peduli untuk menghimpun dan menyalurkan bantuan kepada para korban gempa.



Ramadino Naamin, Sri Royani & DSP di depan rumah rusak akibat gempa

Para dermawan yang telah ikut berpartisipasi dalam PPDI Peduli: Yayasan Dian Ilmu, Ibu Gayatri Iskandar, Ibu Ayos Dharmoto, Ibu Putu Swasti, Ibu Rara Rengganis, Ibu Sri Royani, Ibu Marwah Ungah, Ibu Mila Mawira, Ibu Ambarwati, serta beberapa penyumbang yang tak dapat disebutkan namanya.

Bersama penerima santunan di desa Jagabaya, Kec. Cimaung


Pada Sabtu lalu, kami dari PPDI: Dedi Panigoro, Ramadino Naamin, Purwadi, Kema Kinasih, Ambarwati, Hartono dari Jakarta, serta Sri Royani dan Dodo dari Bandung ; bersama-sama dengan pengurus Yayasan Dian Ilmu: Prawidi dan Budi Suherman, berangkat menuju Bandung dengan tujuan awal ke Pengalengan. Rombongan akan menyalurkan dana tunai serta bantuan berupa sarung, handuk, pakaian, selimut, makanan dan minuman yang dibawa oleh tiga buah kendaraan.

Karsono beraksi

Pukul 11 siang kami keluar tol Buah Batu dan dari sana langsung menuju arah Pengalengan. Sempat tersendat cukup lama ketika melewati pasar Banjaran akibat macet. Rupanya kemacetan telah menjadi keseharian di kawasan industri yang berudara panas ini.

Setengah perjalanan, kami sampai di kecamatan Cimaung. Di sana kami singgah di Posko Muhammadiyah yang menginformasikan bahwa di kecamatan ini juga terdapat puluhan rumah warga yang rusak akibat gempa. Namun daerah ini sering terlewat dari para pemberi bantuan yang biasanya langsung menuju Pengalengan.

Demi mendengar hal tersebut, maka kami pun memutuskan untuk berhenti di kecamatan ini dan mulai berkeliling meninjau para korban.

Terdapat sembilan desa di kawasan ini, yang kesemuanya terkena akibat gempa. Dua desa yang kami kunjungi adalah Mekarsari dan Jagabaya.

Berpuluh rumah di kedua desa ini runtuh. Sebagian besar rumah itu terbuat dari batako atau bata tanpa tulang besi. Rumah-rumah yang terbuat dari kayu ternyata lebih mampu menghadapi gempa dibandingkan dengan tembok. Banyak rumah yang menggunakan material kayu tidak mengalami kerusakan berarti. Oleh karena itu, rumah dari kayu dianggap lebih aman ketika terjadi gempa.

Bersama Ibu Yati, salah satu korban gempa, desa Jagabaya, Kec. Cimaung.

Ditemani Bapak Yayan Maulana dari Posko Muhammadiyah, dan Bapak Entis, Ketua RW 02 di desa Mekarsari, kami mengunjungi rumah demi rumah dari para korban. Kebanyakan dari mereka yang kami santuni adalah janda yang telah lanjut usia, di antaranya Ibu Titing, Ibu Ntur dan Ibu Memeh.


Warga tertua di desa Mekarsari, Kec. Cimaung

Di tenda darurat kami menemui Bapak Komara (kepala desa) yang kepada beliau kami serahkan santunan berupa uang serta beberapa dus selimut, pakaian, serta makanan agar dibagikan kepada 18 warganya yang terpaksa tinggal di tenda darurat tersebut karena rumahnya rusak dan roboh.


Di tenda pengungsian Depsos RI


Di tenda pengungsian desa Mekarsari, kec. Cimaung


Kondisi di tenda pengungsian

Masjid di desa ini juga rusak cukup parah, sehingga kami pun memberi sejumlah bantuan untuk tambahan biaya perbaikannya.


Masjid yang sedang dibangun kembali, desa Mekarsari, kec. Cimaung


Di desa terdekat, yaitu Jagabaya, kami menemui lebih banyak lagi korban gempa dengan kondisi rumah yang cukup parah. Disertai oleh Bapak Asep Wahyu, ketua RW 09 di desa ini, kami kembali berkeliling. Tak kurang dari 20 warga yang rumahnya menjadi korban kami berikan santunan untuk biaya tambahan rehabilitasi rumah. Mereka adalah Tarmini, Yati, Cecep, Cece, Sulaeni, Masria, Sulaenah, Titi, Mimih, Euis Maryati, Enah, Damen, Rahaya, Sutarman, Yuyun, dan Asep Firman.

Ibu Tarmini, warga Jagabaya, Kec. Cimaung, sedang menerima santunan.


DSP dikerubuti anak-anak saat membagian uang Rp 2000 yang baru

Para warga desa ini yang rata-rata berprofesi sebagai buruh bangunan dan pengusaha kecil ini tampak bersyukur telah dikunjungi. Meski tentunya mereka masih memerlukan bantuan lebih lanjut untuk dapat memulihkan kondisi rumah mereka.

Dua jam sebelum waktunya berbuka puasa, kami pun mengakhiri kunjungan dan mengarahkan mobil kembali ke arah pulang. Sebelumnya, kami kembali mampir di Posko Muhammadiyah untuk menyerahkan sejumlah bantuan berupa sekian dus selimut, handuk, sarung, pakaian, makanan serta minuman agar dapat disalurkan kepada yang membutuhkan.

Menyerahkan bantuan ke Posko Muhammadiyah, di kec. Cimaung

Atas nama para korban gempa Bandung, kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga Tuhan YME membalas budi baik Anda berlipat ganda. Amn Ya Robbal Alamin.

Dua sejoli berlatar pemandangan Bandung Selatan

No comments :