Rahayu Melewati Krisis


Sri Hartati Rahayu pernah terpuruk begitu dalam. Ia bahkan berada di ambang depresi ketika firma hukum yang ia dirikan hancur berbarengan dengan kandasnya biduk rumah tangganya. Di tengah badai itu, ia menolak untuk lemah, apalagi menyerah….
Kami berjanji melakukan perjalanan. Bali mungkin pilihan paling romantis untuk sebuah pertemuan. Pulau ini begitu banyak menjanjikan lanskap indah dan eksotika budaya. Terbukti pula bagaimana penulis seperti Elizabeth Gilbert akhirnya menemukan kesembuhan jiwa di pulau kecil itu. Penggalan pengalaman hidupnya ia tuangkan dalam novel romantis Eat, Pray, Love, yang kemudian difilmkan.
Sudah pasti Sri Hartati Rahayu bukan Elizabeth Gilbert atau Julia Robert, yang kemudian menjadi pemeran utama film Eat, Pray, Love. Ia seorang konsultan hukum dengan 12 penasihat hukum lain yang ia kelola.
Standing tall for those who need me,” ujar Ayu, begitu perempuan berdarah Sunda ini biasa disapa. Ia bertekad untuk selalu berdiri tegak bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Firma hukum yang ia dirikan September 2005 di bawah bendera Rahayu & Partners selalu menerima para pemagang dari berbagai bidang keilmuan. ”Pokoknya dari mereka yang nol tahun sampai mereka yang sudah memiliki pengalaman,” kata Ayu.
Hal yang prinsip, ujarnya, meski berstatus sebagai pemagang, mereka harus mendapatkan hak, seperti gaji, uang transpor, dan uang makan yang cukup. Terakhir, bahkan kantornya menerima pemagang dari Inggris. ”Perlakuannya sama,” kata perempuan kelahiran 1971 ini.
Tekadnya untuk berdiri tegak tidak lahir karena keinginan dihargai, apalagi sok pahlawan. ”Ceritanya panjang,” kata Ayu ketika kami sudah bersama di dalam pesawat. Di musim kemarau, cuaca menuju ”Pulau Dewata” sangat cerah. Langit biru bersih berbatas cakrawala putih yang terbentuk dari gugusan awan. Ayu banyak berkisah di kabin sehingga perjalanan selama 1 jam dan 30 menit menuju Bali terasa singkat.
Ayu lahir dari pasangan bidan desa dan pengelola asuransi di Majalengka, Jawa Barat. ”Sebenarnya saya berdarah Turki, ha-ha-ha…,” tiba-tiba katanya. Maksudnya turunan pakidulan, sebuah ungkapan untuk mengatakan keturunan trah Jawa Barat bagian selatan.
”Ayah Tasik dan ibu Garut, lengkap sudah kesundaannya,” ujar pengacara lulusan London School of Economics and Political Science, Inggris, ini. Masa remaja ia jalani di Cirebon karena sang ibu harus bertugas sebagai bidan di sebuah rumah sakit di kota itu. Namun, masa SMA ia jalani di Bandung, lagi-lagi karena ibunya pindah tugas.
”Ibu saya bidan desa yang hidupnya sederhana,” ujar Ayu. Sewaktu memilih kuliah di Hukum Internasional Universitas Padjadjaran, Bandung, sang ayah marah besar. Kata ayahnya, banyak sarjana hukum di kantor asuransinya hanya menjadi anggota staf biasa.
”Saya sampai ditunjuk-tunjuk sama bapak,” kata Ayu. Perempuan berkulit sawo matang (manis) ini bergeming dengan pilihannya.
Dilanda badai
Badai krisis pertama terjadi ketika Ayu mendapat beasiswa dari London School of Economics and Political Science tahun 1997. Ia terpilih dari sekitar 5.200 pelamar. Detik-detik menjelang keberangkatannya ke London, sang pacar yang semula mendukung tiba-tiba berbalik arah. Ia tidak setuju Ayu pergi ke Inggris. Karena tekadnya sudah bulat untuk mengambil jenjang pendidikan S-2, Ayu harus menerima kenyataan pernikahannya batal total.
”Saya sempat stres, tetapi bapak mendukung saya berangkat,” kata Ayu tampak emosional. Angin yang berembus dari laut menuju beranda club house Bukit Pandawa Golf & Country Club, Desa Kutuh, Badung, Bali, cepat-cepat meneduhkan hatinya.
Advokat yang banyak menangani urusan investasi asing di Indonesia ini tampak tenang lagi. Tak lama ia sudah bercerita kembali, apalagi saat menuturkan enam bulan pada masa pembekalan di British Council, Jakarta, ia bertemu lelaki lain, yang kemudian dinikahinya sebelum berangkat ke London. Begitu cepat, bukan?
Setelah setahun di Inggris, Ayu dipanggil pulang oleh kantornya di mana ia bekerja. Kebetulan, saat itu, ia menjelang diwisuda, ”Tetapi karena dipanggil pulang, saya tak pernah ikut wisuda,” kata Ayu.
Pekerjaan besar menantinya di Tanah Air. Perempuan penyuka olahraga golf ini termasuk dalam tim hukum untuk melakukan restrukturisasi terhadap 16 bank yang harus merger saat krisis moneter di Indonesia. ”Waktu
itu saya berangkat pagi dan pulang pagi. Begitu terus, itu
hampir sepanjang tiga tahun,” katanya.
Krisis terberat dalam hidupnya terjadi bertubi-tubi. Firma hukum yang ia dirikan dan sudah memiliki delapan lawyer menghadapi kenyataan pahit. Ayu harus menutupnya karena mendapatkan tawaran menggiurkan sebagai direktur dari sebuah bank merger. ”Saya sudah surati semua klien bahwa Rahayu & Partners akan ditutup,” ujarnya.
Ternyata, tawaran dari bank itu tidak sebagaimana yang dijanjikan. Bersamaan dengan itu, rumah tangganya mulai goyah. Perceraian tak bisa dihindari.
Sejak itu, Ayu seperti menutup diri, hingga lebih dari tiga tahun. Rahayu & Partners hidup kembali, hanya dengan seorang sekretaris dan seorang office boy. Dengan bantuan seorang pengusaha kliennya, Ayu membeli kantor di kawasan SCBD Jakarta. Kini, di tangannya, nasib berbagai perusahaan nasional ditentukan. Ayu banyak memiliki klien
asing yang ingin menginvestasikan uang di bidang pertambangan, shipping, rumah sakit, hotel, industri manufacturing, dan infrastruktur. ”Kira-kira 75 persen klien saya asing,” kata Ayu.
Pada 3 November 2018 nanti, Rahayu & Partners akan menandatangani kerja sama dengan firma hukum global bernama HFW dari Inggris. HFW adalah salah satu firma hukum terbesar di Inggris.
”Banyak hal yang bisa dikerjakan dengan kerja sama ini,” ucap Ayu yakin. Ia menganggap kerja sama ini puncak dalam
pencapaiannya sebagai seorang lawyer berkelas internasional.
Perempuan yang pernah patah itu kini berada di hadapan senja. Padang golf yang hijau di atas perbukitan kapur mengirim biru laut Samudra Indonesia di
selatan kami.
They must not see me weak!” kata Ayu menutup cerita. Dan senja memerah di ufuk barat. Tak seorang pun boleh melihatnya lemah. Esok hari selalu dimulai dari pagi….
Sri Hartati Rahayu
Lahir: Majalengka, 1971
Pendidikan: – London School of Economics and Political Science Inggris (1999)
– Hukum Internasional Universitas Padjadjaran, Bandung (1995)
– IKIP Bandung (1992-1994)
Prestasi:– Capital Market Lawyer (2014)
– Member of Indonesian Capital Market Lawyer Society (2012)
– Penerjemah Tersumpah Teks Hukum (2011)
– The British Chevening Award (1998)
Organisasi:– Rotary Club Jakarta Menteng (2011)
– Perhimpunan Advokat Indonesia (2007)
– London School of Economics and Political Science (LSE)
– Chairperson of the Indonesia LSE Alumni (sejak 2006)
Pekerjaan:– Rahayu & Partners Law Officers (2005-sekarang)
– Hadiputranto, Hadinoto & Partners (1998-2002)
– PT Rabobank International Indonesia (1997-1998)
– Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodipuro Consellors at Law (1996-1997)
– Bahar & Partners Counsellors at Law (1995-1996)
Oleh PUTU FAJAR ARCANA. Dikutip dari Kompas edisi 13 Mei 2018

2 comments :

AMISHA said...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

Lady Mia said...

KABAR BAIK!!!

Nama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.

Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.

Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.

Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan

Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.

Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com

Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.

Sepatah kata cukup untuk orang bijak.