Bandara Kertajati Pacu Pertumbuhan Wilayah


KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRIPesawat kepresidenan Boeing 737-800 yang membawa Presiden Joko Widodo dan rombongan disambut semprotan air sebagai penanda pesawat pertama yang mendarat di Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka, Kamis (24/5/2018). Bandara seluas lebih dari 1.000 hektar ini akan melayani penerbangan komersial pertama pada 8 Juni mendatang untuk mudik ke lima kota, yakni Medan, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Balikpapan.

MAJALENGKA, KOMPAS — Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka dipastikan mulai melayani penerbangan komersial pada 8 Juni. Bandara yang menurut rencana bakal terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang tersebut akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah utara Jawa Barat
”Bandara ini bakal memberi dampak ekonomi ke Majalengka dan Jabar. Dua, tiga, empat tahun ke depan akan terlihat pertumbuhan ekonominya,” kata Presiden Joko Widodo setelah bersama rombongan kepresidenan mendarat perdana di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kamis (24/5/2018).
Menggunakan pesawat kepresidenan Boeing 737-800, Presiden dan rombongan tiba di bandara pukul 09.30 dalam cuaca cerah. Pendaratan bersejarah itu ditandai atraksi water salute atau penyiraman air ke badan pesawat, yang lazim digelar dalam dunia penerbangan untuk menandai peresmian jalur atau bandara baru atau pesawat baru.
Turut hadir saat itu Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Bupati Majalengka Sutrisno serta para direksi PT BIJB.
Tak lama kemudian mendarat pula pesawat Garuda Indonesia yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta) dan pesawat Batik Air dari Bandara Husein Sastranegara (Bandung). Kedua penerbangan ini dicarter khusus untuk acara peresmian tersebut.
Pembangunan BIJB tidak lepas dari kolaborasi sejumlah pihak. Kementerian Perhubungan membangun sisi udara, seperti landas pacu 2.500 meter dan apron. Pemprov Jabar melalui badan usaha milik daerah, PT BIJB, membangun sisi darat, terminal, dan bertanggung jawab dalam pengembangan kawasan perekonomian bandara.
Dari kebutuhan dana pembangunan sisi darat Rp 2,6 triliun, Rp 796 miliar di antaranya dari Pemprov Jabar, Rp 12,5 miliar dari PT Jasa Sarana, dan investasi langsung Rp 891,5 miliar. Sisanya, Rp 906 miliar berasal dari pinjaman bank syariah. Pembangunan sisi udara dari dana pemerintah pusat Rp 875 miliar.
Menurut Presiden, bandara seluas lebih dari 1.100 hektar itu akan terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jabar. Jaraknya sekitar 40 kilometer dari bandara dan akan dibangun awal 2019. ”Nanti akan ada banyak fasilitas pendukung beroperasinya BIJB Kertajati. Kalau infrastruktur ada, pasti investasi mendekat,” ujar Presiden.
Luhut menambahkan, Pelabuhan Patimban jadi gerbang masuk dan keluarnya komoditas ekspor. Itu tak hanya dapat menumbuhkan ekonomi di sekitar Kertajati, tetapi juga kawasan industri di Karawang dan Bekasi.
”Lima tahun ke depan, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 8 persen,” ujarnya. Apalagi, kawasan industri seluas 3.000 hektar akan dibangun di sekitar bandara. Untuk itu, Luhut meminta kepada semua pihak tidak mementingkan urusan pribadi.
Penerbangan komersial
Budi menjelaskan, penerbangan komersial dipastikan mulai 8 Juni. Maskapai Citilink akan memulainya dengan rute Surabaya-Kertajati-Surabaya. Disusul Lion Air dan Wings. Maskapai itu nantinya akan melayani penerbangan ke lima kota, yakni Medan, Makassar, Surabaya, Bali, dan Balikpapan.
Terkait pemberangkatan haji, Budi optimistis dapat dilakukan di BIJB Kertajati. Sejauh ini, jemaah calon haji dari Majalengka dan Sumedang akan diberangkatkan melalui Kertajati. Ruang tunggu pemberangkatan khusus haji juga terdapat di terminal bandara.
Saat ini, landas pacu di BIJB Kertajati memiliki panjang 2.500 meter dengan lebar 60 meter. Dengan kondisi itu, pesawat jenis Boeing 777 yang biasa menerbangkan jemaah calon haji tidak dapat mendarat. Namun, Budi meyakinkan, akhir tahun, panjang landas pacu ditingkatkan menjadi 3.000 meter.
BIJB Kertajati ditargetkan dapat menampung 5 juta sampai 6 juta penumpang per tahun. Terminal bandara bertingkat tiga itu hampir rampung. Tempat check in, toilet, hingga karya seni rupa telah terpajang di terminal dengan desain burung merak itu. Dekorasi terminal juga mengambil pola batik megamendung khas Cirebon.
Manajer Teknik UMP PT BIJB Hidayat Effendi mengatakan, pasokan listrik 15 megawatt (MW) dari PT PLN telah tersedia untuk operasional bandara. Namun, saat ini, kebutuhan listrik masih 8-9 MW. Bahkan, disiapkan genset dengan kapasitas 12 MW.
Untuk kebutuhan air, menurut Hidayat, disiapkan debit air 23 liter per detik. Jumlah itu dinilai masih cukup. ”Untuk kebutuhan makanan, kami bekerja sama dengan Aerofood ACS. Makanan akan dibawa dari Bandung lalu dipanaskan di Kertajati.
Akan tetapi, sarana pendukung seperti hotel di sekitar BIJB Kertajati belum tersedia. Hotel baru tersedia di pusat kota Majalengka, sekitar 30 kilometer dari bandara. Lalu ada 107 hotel di Cirebon, sejam dari bandara.
Selain itu, saat ini belum ada jalan tol terhubung dengan BIJB Kertajati. Selama ini, pengunjung melintasi Jalan Tol Cikopo-Palimanan lalu keluar di Gerbang Tol Kertajati sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan jalan nontol. ”Dengan pendaratan perdana ini, kami mengajak investor menanamkan modalnya di Majalengka,” kata Bupati Majalengka Sutrisno.
Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra yakin BIJB akan mendukung kepentingan nasional dan juga daerah dan desa di sekitarnya. Ia meyakinkan, bandara itu akan jadi milik bersama masyarakat Indonesia, termasuk warga sekitar.
(IKI/SEM/INA/ARN/IGA)

Dikutip dari Kompas edisi 25 Mei 2018

No comments :