Gaya Hidup, Kompas, 18 April 2021
Disarikan dari
tulisan Mawar Kusuma Wulan
Penelitian di Swedia yang
menemukan bahwa pria dan wanita dengan depresi atau penyakit kesehatan mental
lainnya bisa tidur lebih nyenyak saat menggunakan alat bantu selimut berat
Lonjakan kasus
gangguan tidur selama pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia
mendongkrak penjualan peranti pendukung tidur lelap seperti selimut berat.
Selimut yang beratnya didesain 8-12 persen dari berat tubuh pemakainya ini
menghadirkan sensasi tekanan sehangat pelukan.
Artikel The New York
Times yang dipublikasikan pada 13 Oktober 2020 mencantumkan hasil penelitian di
Swedia yang menemukan bahwa pria dan wanita dengan depresi atau penyakit
kesehatan mental lainnya bisa tidur lebih nyenyak saat menggunakan alat bantu
selimut berat. Studi yang juga dimuat dalam Journal of Clinical Sleep Medicine
ini juga menyebut bahwa selimut berat dapat membantu mengurangi insomnia.
Produsen lokal
selimut berat, Arter Blanket, yang mulai menjual selimut berat sejak Juni 2020
pun segera menemukan pelanggannya. Mayoritas konsumen selimut berat Arter
justru berasal dari kalangan generasi muda yang memiliki keluhan gangguan
tidur.
Label selimut berat
lainnya Huggy Blanket yang mengimpor produknya dari China sejak 1,5 tahun
terakhir, bahkan mengalami lonjakan penjualan hingga 100 persen selama pandemi.
Baik Arter Blanket
maupun Huggy Blanket sama-sama menjual produk selimut berat yang diklaim
memberi efek pelukan. Menggunakan teknologi deep pressure stimulation, selimut
berat bisa memberikan sensasi pelukan dan tekanan secara merata ke seluruh
tubuh. Tekanan ini meningkatkan hormon rileks dan perasaan senang (melatonin
dan serotonin), serta mengurangi hormon stress (kortisol).
Demi kenyamanan
pakai, selimut berat sebaiknya dipakai satu selimut untuk satu orang. Jika
ingin dipakai beberapa orang sekaligus, ukuran beratnya harus lebih
menyesuaikan untuk pengguna dengan berat badan paling ringan. Bobot selimut ini
akan berpengaruh ke tingkat kenyamanan, tapi tidak akan membahayakan
pemakainya.
Selimut berat diklaim
aman bagi ibu hamil, anak-anak, hingga mereka yang berkebutuhan khusus seperti
penyandang autisme. Jemmy menyebut selimut berat sebaiknya tidak dipakai oleh
mereka yang takut ruang sempit atau punya penyakit asma.
No comments :
Post a Comment