ISKANDAR WIDJAJA & FRIENDS with Jayakarta CHAMBER ORCHESTRA
SOEHANNA HALL, ENERGY BUILDING – SCBD
GRAFIK pandemi COVID-19 menunjukkan tren menurun. Tren ini sungguh menggembirakan, khususnya bagi para pegiat seni dan musik pertunjukkan orkestra. Aktivitas konser ‘off-air’ (luring) sudah mulai menggeliat lagi di awal tahun 2023.
Senin malam, 20 Februari 2023, Soehanna Hall di Energy Building, di SCBD area Jakarta, seperti memberi energi dan semangat baru, usai pandemi. Soehanna Hall menjadi venue Konser Musik Klasik Grand Seiko x Independent bertajuk ‘Road to The Nature of Time’.
Konser menampilkan bintang utama, Iskandar Widjaja, violinis Indonesia berkaliber internasional. Violinis kelahiran Berlin, Jerman, yang sejak usia 7 tahun sudah perform di Italia. Penampilan kwartet Iskandar Widjaja & Friends didukung Jayakarta Chamber Orchestra dari ISI (Institute Seni Indonesia) Yogyakarta, dipimpin conductor Asep Hidayat Wirayudha, akademisi, cellis (pemain cello) kawakan Indonesia berkaliber internasional.
Kolaborasi Iskandar Widjaja & Friends dengan Jayakarta Chamber Orchestra malam itu membawakan repertoar Baroque (Barok), menampilkan total lima komposisi dari The Great Composers of the Baroque Era, pada abad ke-16, Antonio Vivaldi dan Sebastian Bach.
Bersama bintang utama violinis Iskandar Widjaya dan seluruh penampil 'Konser Klasik' Foto: Istimewa/ESP
/Sebuah Karya Musik Virtuoso nan Indah…
Antonio Vivaldi, violinis, musisi, komposer Italia (1678-1741). Sebastian Bach, pemain organ (organis), musisi, komposer Jerman (1685-1750). Inilah virtuoso, dua komposer paling berpengaruh dari beberapa komposer pada era Barok. Hingga kini perpaduan karya antara keduanya masih berpengaruh pada sisi kehidupan seni dan sisi keyakinan. Vivaldi ditahbiskan sebagai pendeta Katholik. Bach, seorang Lutherian (protestan). Karya-karya suci Bach mencerminkan iman Lutheran-nya. Sebagai komposer ideal era Barok, karya Bach masih diapresiasi hingga kini, bahkan melebihi apresiasi ketika pada masa hidupnya. Karya-karya kedua komposer besar era Barok ini, karya abadi. Masih diperdengarkan bukan saja karena keindahannya tapi juga karya concerto-nya dimainkan baik oleh musisi professional maupun amatir.
/Kejutan
komposisi Princes Mononoke (The Legends of Ashitaka)…
Sebagai
penampilan penutup, komposisi karya komposer Jepang ‘Joe Hisaishi’ Mamoru
Fujiwasa, memainkan String Quartet
& Piano. Komposisi terdengar
sangat indah. Bagi saya, komposisi lagu relatif baru ‘Legends of Ashitaka’ dari
komposer Jepang ini, cukup mengejutkan. Sangat indah, kental nuansa lagu-lagu
animasi Jepang. Sebagai penikmat musik klasik, pegiat seni musik pertunjukan
dan orkestra, saya sangat menikmati komposisi musik gaya Eropa maupun Asia.
Saya menikmati keduanya.
Yang
juga sangat membahagiakan pada malam itu, konser musik klasik sudah bisa dihadiri
penonton secara langsung. Dan, Soehanna Hall mendapat kepercayaan Grand Seiko sebagai
venue konser kelas dunia. Bagi saya, Hall ini sangat istimewa, karena namanya
diambil dari nama ibu kandung saya, Soehanna. Seorang ibu yang sukses mengasuh sebelas
anak. Nama yang selalu memberi energi dan spirit berlebih dalam diri saya. [] –
DSP