Untungnya Bersepeda

November lalu, Presiden SBY telah melepas 50 orang bersepeda untuk melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Denpasar. Ini sebagai bagian dari kampanye lingkungan hidup menjelang konferensi PBB untuk Perubahan Iklim yang berlangsung di Bali. Peserta Bicycle for Earth Goes to Bali tersebut adalah anggota dari Komunitas Pekerja Bersepeda Indonesia yang telah beberapa tahun terakhir ini giat mengkampanyekan naik sepeda ke kantor. Logo “Bike to Work” mulai banyak terlihat di mana-mana di jalan raya terutama pada jam-jam berangkat dan pulang kantor. Mengapa bersepeda? Apa sebenarnya keunggulan bersepeda dibanding kendaraan lainnya?

Sedikitnya ada empat keuntungan, yang disebutkan oleh Presiden, jika beraktivitas menggunakan sepeda, yaitu badan menjadi sehat, pengeluaran bisa dihemat, lingkungan bersih, dan ada unsur kegembiraannya.

Konon, bersepeda selama 45 menit setiap hari akan membuat seseorang merasa lebih segar dan merasa lebih sehat. Jika bersepeda 2 jam per hari, akan membuat tubuhnya menjadi kuat dan berat badan pun terjaga. Pembakaran kalori dengan bersepeda oleh para ahli dinyatakan lebih efisien dibanding dengan jalan kaki. Dan jika seseorang bersepeda 6 jam per hari, ia akan merasa seperti Superman. Boleh dicoba.

Bersepeda juga memiliki nilai ekonomis. Tidak ada pengeluaran pajak kendaraan, tidak ada biaya parkir, dan tidak perlu khawatir soal harga BBM. Biaya perawatan sepeda pun lebih murah dibanding motor atau pun mobil. Di samping itu, bersepeda di jalan raya, utamanya di kota-kota besar seperti Jakarta, akan terhitung lebih cepat dibanding berkendara mobil. Sepeda dapat mengabaikan kemacetan dengan terus meluncur di pinggir-pinggir jalan, atau juga untuk menghindari risiko kecelakaan, dapat melalui jalan-jalan alternatif (jalan tikus) untuk sampai lebih cepat di tujuan.

Kalau ingin lebih cepat lagi, utamanya bagi yang mempunyai hobi bersepeda ke pegunungan (mountain bike) atau bagi para atlet sepeda, ada empat jenis gaya bersepeda yang efisien yang dikemukakan oleh Yohannes Surya, Presiden Olimpiade Fisika Asia. Yaitu, gaya angin, gaya hambat udara, gaya gesekan, dan gaya gravitasi. Fred Rompelberg dari Belanda berhasil mengefisienkan usaha dari gaya-gaya ini sehingga ia berhasil memecahkan rekor dunia untuk kecepatan tertinggi pada tahun 1995.

Kemudian, bersepeda juga terbukti berakibat baik bagi lingkungan. Jika seseorang menggunakan sepeda sebagai pengganti mobil sepanjang perjalanan, maka pengurangan zat karbon di udara sebanding dengan menanam 170 pohon. Betapa baiknya untuk kota penuh polusi seperti Jakarta.

Beberapa kota besar di negara lain, baik di negara maju maupun berkembang, telah menyediakan jalur khusus sepeda. Hingga persentase pengendara sepedanya pun dapat mencapai angka cukup besar dibanding pengendara kendaraan lain. Kota Tianjin di Cina misalnya, persentase pengguna sepedanya sangat besar yaitu 77%, sedang kota Shenyang 65%. Berikutnya kota Gronigen di Belanda yang 50% penduduknya berkendara sepeda sehari-hari, demikian pula Dhaka di Bangladesh yang mencapai angka 40% (sumber: Beritaiptek.com).

Sementara di kota-kota negara Jerman, Denmark, Rusia, India, Prancis, Denmark dan Swiss, hingga kota Tokyo di Jepang yang terkenal terpadat dan termahal di dunia itu, seperempat dari jumlah penduduknya adalah pengguna sepeda di jalan raya.

Sedang di Jakarta, pemerintah kota telah berjanji bahwa jika pengguna sepeda mencapai angka satu juta jiwa, barulah akan dibangun jalur khusus sepeda. Jadi, jangan ragu bersepeda!

(Rina Nazrina)

5 comments :

Anonymous said...

saya juga suka bersepeda pak

Anonymous said...

apa lagi saya, penggemar bersepeda juga

Anonymous said...

Saya suka bersepeda dan ingin sekali bisa bergabung dengan komunitas "bike to work", cuman rumah di Bogor kantor di Thamrin repot juga ya kalau bersepeda.

Anonymous said...

cita2 pengen pergi dan pulang kerja naek sepeda, tapi masih ngeri sama lalin jakarta. mungkin nanti kalo tinggalnya udah deket ama kantor, biar sedikit aman.

DSP said...

terima kasih semuanya

insya allah kita akan bertemu