Disarikan dari buku Berbisnis Itu (Tidak) Mudah: Pengalaman dan Pemikiran Arifin Panigoro (edisi keempat). Medco Foundation, 2008.
Bagi AP, menjalankan sebuah bisnis itu perlu intuisi, yang memadukan kata hati dan akal sehat.
Ia mencontohkan situasi pada saat Medco bermaksud membeli perusahaan minyak Stanvac yang bernilai US$ 60 juta. Memang harga yang fantastis, dan itu belum termasuk kalkulasi biaya operasinya nanti.
Dalam dunia bisnis minyak bumi, investasi sebesar itu belum tentu langsung bisa kembali. Boleh jadi perhitungan itu meleset, yang hanya berarti bunuh diri.
Namun deretan risiko yang tampak tidak membuat semangat AP surut. Justru sebaliknya. "Gue pingin Medco menang." Itulah yang dikatakannya kepada karyawan-karyawannya.
Maka dengan kekuatan kata hati dan bergulat dengan penawaran-penawaran, jadilah Medco mengeluarkan total dana US$ 88 juta dan berhasil mengambil alih Stanvac. Kini bernama PT Exspan Nusantara.
Namun, intuisi hanyalah langkah awal. Berikutnya diperlukan kerja keras. Agar investasi bisa kembali, kami harus menemukan cadangan minyak sebesar 10 juta barel di daerah operasi Stanvac. Ini hal yang sulit, meski bukan mustahil. Maka berlangsunglah proses ikhtiar yang memerlukan ketekunan dan tentunya kerja keras untuk menemukan emas hitam tersebut di sepanjang daerah Sumatera Selatan.
Ternyata ikhtiar tersebut tidak sia-sia, karena di luar perkiraan, dua di antara lapangan minyak yang ada menyemburkan minyak sebesar 200 juta barel! Penemuan itu tercatat sebagai yang terbesar di Asia Tenggara pada 1996.
Intuisi yang tepat menjadi modal besar yang melebihi kapital yang kita miliki.
No comments :
Post a Comment