Aries Susanti Rahayu terbilang ”wajah baru” di dunia panjat tebing. Dia belum lama tergabung di pelatnas, tepatnya sejak April 2017. Hebatnya, gadis manis kelahiran Grobogan, 21 Maret 1995, ini langsung menjadi juara pada seri piala dunia di Chongqing, China, Mei 2018. Kegesitannya memanjat di nomor speed menjadikan Aries salah satu andalan Indonesia di Asian Games 2018.
Aries mulai menekuni panjat tebing pada akhir 2007 setelah dikenalkan oleh guru SMP-nya. Kebetulan pengurus cabang panjat tebing Grobogan tengah merekrut calon atlet baru untuk persiapan PON 2008. Aries yang sebelumnya sudah menekuni atletik tertarik mencobanya. Dia kemudian ketagihan dan terus menekuni panjat tebing hingga sekarang.
”Awalnya orangtua agak berkeberatan. Perempuan, kok, menekuni olahraga seperti itu. Tetapi, saya jelaskan tenang keamanannya sehingga mereka pun tidak khawatir lagi. Lagi pula, dari kecil, saya sudah suka memanjat pohon,” ungkap Aries sambil tertawa.
Perjalanan Aries di panjat tebing terbilang wajar-wajar saja. Pada PON 2012 di Riau, Aries hanya menempati posisi delapan besar. Di PON Jawa Barat 2016, Aries dan kawan-kawan menempati posisi kedua untuk nomor speed beregu.
Aries bergabung di pelatnas selepas Lebaran 2017 berkat upaya Hendra Basir yang sekarang menjadi pelatih nasional untuk nomor kecepatan ini. Setelah bergabung di pelatnas, Aries tampil di Kejuaraan Asia 2017 di Iran. Di sana dia meraih emas nomor speed beregu dan menempati posisi ketiga di nomor perorangan.
Berbagai prestasi lain kemudian ditorehkan mahasiswi Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Semarang itu.
Lima seri piala dunia diikuti Aries, berawal dari seri Piala Dunia di Wujiang, China, pada 2017. Akan tetapi, baru di Chongqing Aries mencapai penampilan terbaiknya dengan merebut tempat pertama.
Fokus ke Asian Games membuat Aries untuk sementara cuti kuliah, tetapi akan melanjutkannya lagi setelah Asian Games selesai. ”Saya sudah sangat siap dan senang bisa ikut Asian Games. Saya ingin memecahkan rekor dunia. Semangat yang tinggi itu yang kadang susah mengontrolnya saat bertanding, tetapi saya terus belajar mengendalikannya,” papar Aries.
Catatan waktu Anouck Jaubert asal Perancis, yang menyamai rekor dunia atas nama Jullia Kaplina (Rusia), yaitu 7,32 detik di nomor speed perorangan, menjadi patokan bagi Aries. Ketika menjadi juara di Chongqing, catatan waktu terbaik Aries adalah 7,51 detik. Dengan demikian, anak bungsu dari tiga bersaudara putri pasangan S Sanjaya dan Maryati itu masih perlu mengejar selisih waktu 0,2 detik untuk mencapainya. (OKI)
Dikutip dari Kompas edisi 24 Juli 2018
No comments :
Post a Comment