Marhaban Ya Ramadan
Pada akhir bulan Syahban tahun 2023, Sabtu 18 Maret, saya berulang tahun ke-76. Hanya beberapa hari menjelang kehadiran bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah. ‘Marhaban ya Ramadhan’. Selamat Datang Ramadhan, bulan yang dipenuhi rahmat, berkah dan hidayah. ‘Ahlan wa Sahlan.’ Saya perlu banyak bersyukur, dalam perjalanan singkat yang panjang, Insya Allah masih diberi nikmat rezeki bertemu bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah.
Saya ingin mengutip salah satu ayat Al-Quran. “Katakanlah, “berjalanlah di(muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” -- QS29;20 Al-AnKabut.
Substansi ayat tersebut menjelaskan tentang sebuah perjalanan, dari awal ciptaan dan akhir sebuah tujuan. Dari situ saya ingin mengatakan, perjalanan hidup setiap orang adalah unik. Kita tidak pernah tahu misteri di baliknya. Tetapi kita akan selalu mendapat jawaban di bagian akhir.
Pagi tadi saya membaca catatan pinggir Goenawan Mohammad di Tempo, saya menemukan kalimat bahwa hidup itu harus bergerak, maka saya putuskan untuk bergerak meski usia saya sudah di bawah 100 tahun.
My Family |
Dalam perjalanan waktu 76 tahun, banyak kisah dan cerita dalam mengarungi samudra kehidupan. Menjalani simponi kehidupan. Sebagai manusia, saya hanya perlu menjalaninya. Menjalani peran secara bijak baik benar, agar bermanfaat bagi orang terdekat dan orang lain. Syukur-syukur bisa memberi sumbangan juga untuk negaraku. Untuk Keluarga Kecilku dan Keluarga Besarku…
KELUARGAKU, SEMANGAT HIDUPKU
Dengan rezeki umur dan perjalananku yang sudah memasuki tahun ke 76 ini, banyak pembelajaran yang kupetik, dan saya masih memiliki mimpi-mimpi yang belum terealisir. Saya akan terus bergerak melangkah ke depan.
Sommya- My Queen. |
Dalam perjalanan waktu 76 tahun, separuh dari hidupku, hidup berdampingan bersama perempuan pujaan hatiku, istriku tercinta, Sommya (Hendra Laksmi Sommya Dewi). Saya harus berterima kasih kepada Sommya yang setia mendampingiku. Wanita yang tidak banyak menuntut suaminya. Wanita yang telah bersama-sama membina membimbing dua anak kami, Kemala dan Ucha. Mereka, anak kami kini telah memberi cucu yang sehat, lucu, dan kritis kepada kami berdua (kakek-neneknya).
Sepeninggalan kakak tertua kami, H. Arifin Panigoro yang wafat pada 28 Februari 2022, saya kini menjadi kakak tertua dari sebelas bersaudara keluarga Panigoro. Saya hanya perlu menjalani peran baru sebagai kakak tertua sebaik-baiknya. Saya bersyukur dikelilingi keluarga besar yang ramah, saling mendukung, dan mereka sukses menjalani hidup masing-masing.
Sekarang Menjadi Kakak Tertua
Tidak terasa sudah satu tahun kami telah kehilangan satu dari anggota ‘kesebelasan’ Panigoro. Peringatan haul (satu tahun) wafatnya H Arifin Panigoro berlangsung pada pertengahan bulan Syahban. Pada bulan Ramadhan yang akan datang dan Hari Raya Lebaran yang akan datang, pasti akan terasa ada ‘satu hal yang hilang’ dalam keluarga besar kami. Saya bersyukur pada saat perjalanan 76 tahun, masih bisa berkumpul bersama keluarga besar Panigoro. Mereka bersedia menyediakan waktu, menghadiri acara hari ulang tahunku.
Bila ada yang mengatakan saya sebagai tendemnya bang Arifin Panigoro, mungkin ada benarnya juga. Kebetulan, hari tanggal bulan lahir kami berdua sangat berdekatan, hanya berbeda tahun. Bang Arifin dilahirkan pada 14 Maret, saya dilahirkan pada 18 Maret. Bang Arifin telah memberi inspirasi besar dan semangat kejuangan kepada keluarga besar Panigoro. Saya kini mungkin ditakdirkan menjalani peran sebagai “pelayan” menjadi perekat keluarga besar. Saya sungguh bersyukur bila bisa sukses menjalani peran itu. Merekatkan yang retak. Menyatukan yang terpisah. Ramadhan, sebagai bulan penuh berkah. Semoga juga berkah bagi keluarga besar Panigoro.
‘Marhaban ya Ramadhan’. Selamat Datang Ramadhan. [] DSP