Tari, kan, enggak melatih teknik fisik, tetapi lebih-lebih bagaimana mengolah rasa agar apa yang kita ekspresikan benar-benar keluar sebagai bahasa batin,
Penari Nungki Kusumastuti sedang sibuk wara-wiri ke sejumlah kota. Tentu urusannya tak jauh-jauh dari soal seni, terutama tari dan film. Pekan ini, ia akan terbang ke Bali untuk menghadiri pembukaan program Belajar Bersama Maestro (BBM) di Studio GEOKS milik maestro tari I Wayan Dibia di Gianyar, Bali.
Menurut Nungki, jika dulu program dari Kemendikbudristek ini bagi siswa setingkat SMA, tahun 2022 berkembang menjadi para pegiat seni muda.
”Tahun ini ada tujuh wilayah, di antaranya Bali, Magelang, dan Wonosobo. Memang masih tetap pada seni pertunjukan,” kata salah satu kurator peserta BBM itu, Kamis (25/8/2022), di Jakarta.
Pada Juni 2022, maestro tari Didik Nini Thowok mengajar puluhan peserta di Studio Mendut Magelang. Didik mengajarkan bagaimana mengolah rasa saat menarikan topeng. Selain itu, seniman ketoprak Nano Asmorodono juga mengajar kesenian ketoprak yang tumbuh di kalangan rakyat.
Nah, kata Nungki, di Bali para pegiat seni akan belajar mengolah rasa saat menarikan tari legong dari koregrafer I Wayan Dibia.
”Tari, kan, enggak melatih teknik fisik, tetapi lebih-lebih bagaimana mengolah rasa agar apa yang kita ekspresikan benar-benar keluar sebagai bahasa batin,” katanya. Menurut rencana, BBM di Bali akan dibuka pada 2 September 2022.
BBM, tambah Nungki, menjadi wadah bagi generasi muda untuk memperdalam seni dan kebudayaan. Sebab, lewat keduanyalah, bangsa ini akan terus mengukuhkan eksistensinya dalam pergaulan dunia. ”Tanpa kebudayaan, kita hanya akan menjadi orang kebanyakan. Jadi, ini bukan hanya cermin identitas, tetapi adalah jati diri bangsa,” kata Nungki.
Buru-buru ia pamit untuk mempersiapkan persiapan Indonesian Dance Festival (IDF) bulan Oktober nanti. Sibuk banget?
No comments :
Post a Comment