Menerobos Konsep Umum, Bandara Banyuwangi Menangi Aga Khan Award

Atap Bandara Blimbingsari Banyuwangi berupa hamparan rumput. Foto ini diunggah di website resmi AKDN.org, Desain Bandara Blimbingsari dan rumah tumbuh di Batam terpilih menjadi 20 nominator penerima Aga Khan Award. periode 2017-2022.



Bandara Banyuwangi yang didesain oleh Andra Matin ini memenangi penghargaan karena dianggap memiliki arsitektur yang mengusung nilai-nilai pembaruan. Bandara ini menerobos konsep bandara yang pada umumnya tertutup.


Bandara Banyuwangi di Jawa Timur meraih penghargaan dunia Aga Khan Award for Architecture 2022. Bandara itu menyisihkan 463 bangunan dengan arsitektur terbaik dari seluruh dunia.

Bandara Banyuwangi yang didesain oleh arsitek Andra Matin ini memenangi penghargaan karena dianggap memiliki arsitektur yang mengusung nilai-nilai pembaruan. Bandara ini menerobos konsep bandara yang pada umumnya tertutup dan eksklusif.

Penghargaan Aga Khan Award diterima oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Royal Opera House of Muscat Arts, Muscat, Oman, Senin (31/10/2022) malam waktu setempat atau Selasa (1/11) pagi. Selain dihadiri para arsitek terkenal dari seluruh dunia, acara dihadiri Putra Mahkota Kerajaan Oman Theyazin bin Haitham Al Said serta Princess Zahra Aga Khan.

”Tidak seperti bangunan bandara lain, yang kerap merupakan tempat kedap,tertutup, dan terasing dari lingkungan sekitar, Bandara Banyuwangi adalah perlawanan elegan terhadap bentuk bandara pada umumnya,” tulis para juri dalam keputusan pemenang lewat rilis Pemkab Banyuwangi, Senin (1/11).

Dalam penilaian juri independen, Bandara Banyuwangi disebut menghindari gaya internasional standar yang dianut sebagian besar bandara di dunia. Bandara ini justru membawa identitas sekaligus memori budaya lokal. Desain lokal terlihat dari atap bandara yang bernuansa tradisional berbentuk ikat kepala suku Osing yang merupakan masyarakat asli Banyuwangi.

Bandara ini juga didesain ramah lingkungan dengan memanfaatkan serambi (overhang) yang lebar dan dinding-dinding dari bilahan kayu ulin bekas yang semi-terbuka. Dinding terluar yang semi-terbuka itu mampu membuat aliran udara masuk dengan mudah ke ruangan-ruangan dan mengurangi penggunaan pendingin udara. Kolam ikan di dalam dan luar dinding serta pepohonan dan rumput di halaman juga turut membantu meredam suhu panas tropis daerah ini sekaligus memberi kesan alami.

Bandara ini bisa menjadi paradigma baru dan game changer di waktu mendatang dalam arsitektur bandara.

Saat mulai dibangun pada 2016, Bupati Banyuwangi saat itu, Abdullah Azwar Anas, bersama arsitek Andra Matin memilih menekankan nilai-nilai lokal, fungsionalitas, dan pemeliharaan berbiaya rendah dalam pemilihan material, tetapi tetap memiliki nilai modern dan efisien dalam segala aspek.

Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani (tengah) menerima penghargaan Aga Khan Award for Architectur 2022 di Muscat, Oman, Senin (31/10/2022) malam waktu setempat. Bandara Banyuwangi memenangi penghargaan ini setelah menyisihkan 463 nomine di seluruh dunia.

Skema pembangunan yang diterapkan bersandar pada sumber daya lokal, memakai teknologi tepat guna, dan menerapkan prinsip-prinsip desain pasif vernakular atau bertumpu pada arsitektur rakyat.

”Bandara ini bisa menjadi paradigma baru dan game changer di waktu mendatang dalam arsitektur bandara,” kata dewan juri.

Lebih jauh, para dewan juri juga menilai, arsitektural Bandara Banyuwangi juga memiliki dampak luas terhadap masyarakat. Seperti halnya mengharmonisasi keberadaan bandara dengan alam di sekitarnya. Kawasan di sekitar bandara diproteksi sebagai lahan hijau dengan lanskap persawahan.

Arsitek Andra Matin, peraih penghargaan Aga Khan Award 2022

”Salah satu unsur penilaiannya termasuk bagaimana karya itu berdampak pada banyak manusia di sana dan di sekitarnya,” tutur Andra Matin yang turut hadir di Oman.

Salah satu unsur penilaiannya termasuk bagaimana karya itu berdampak pada banyak manusia di sana dan di sekitarnya.

Ipuk Fiestiandani mengungkapkan kehadiran bandara ini, selain capaian di bidang arsitektur dan menjadi penanda daerah, juga telah mampu menggerakkan perekonomian lokal dengan kemudahan akses ke Banyuwangi.

”Bandara menjadi salah satu pengungkit kemajuan Banyuwangi. Semoga ini berkah manfaat. Membawa kebanggaan. Menghadirkan keberkahan. Meningkatkan kesejahteraan warga,” ujar Ipuk.

Dinobatkannya Bandara Banyuwangi sebagai pemenang Aga Khan Award for Architecture juga membuat warga Banyuwangi bangga. Joko Sulistyo (43) warga yang sehari-hari menjadi pemandu wisata mengatakan, bandara ini bisa menjadi bagian dari destinasi baru Banyuwangi. "Turis-turis, dari dulu banyak yang suka dengan konsep bandara ini. Beberapa yang mengerti arsitektur malah maunya diajak keliling ke tempat-tempat seperti ini," kata Joko.

Selain Bandara, sejumlah tempat yang memiliki arsitektur modern namun unik di antaranya Pendopo Kabupaten Banyuwangi, tempat wisata Grand Watu Dodol, dan Taman Makam Pahlawan Sayu Wiwit yang juga berfungsi sebagai tempat berkumpul anak muda.

Muhammad Nawi (56), pemain musik tradisional pun senang karena daerahnya kini jadi terkenal. Menurutnya Udeng (penutup kepala) yang ia pakai sehari-hari bisa go internasional lewat desain bandara.

No comments :