Sosok Arifn menyita perhatian, ketika terbetik berita bahwa proses pembelian saham keluarga Panigoro di Encore International Limited, pemegang saham pengendali Medco Energi oleh Pertamina.
Kalangan bisnis Indonesia mengakui Medco Group sebagai perusahaan swasta lokal minyak dan gas yang terbesar. Nama Medco identik dengan Arifin Panigoro. Begitu pula ketika menyebutkan nama Panigoro, ingatan kita langsung tertuju pada Medco group. Meski Arifin tidak termasuk dalam jaringan komisaris, ia merupakan pengendali grup ini dengan kepemilkian saham.
Tiga puluh tahun yang lalu, Arifin mendirikan Meta Epsi Drilling Company (Medco). Ia memanfaatkan oil boom dengan berbisnis kontraktor pertambangan minyak dan gas. Kini, Medco menjual sekitar 55,4 juta barel minyak setiap hari. Selama semester pertama 2010, Medco Energi International mencatat laba bersih US 12,1 Juta (pada periode yang sama tahun lalu, mereka meraup laba bersih US 9,6 Juta). Medco Energi merupakan kontributor terbesar bagi pendapatan Medco Group.
Medco cukup disegani. Dengan pengalaman puluhan tahun serta kemampuan finansial & teknologi, tak sedikit pemain migas yang keder ketika harus bersaing dengan Medco. Sammy Hamzah, yang pernah menjadi Vice President Chevron Indonesia, tahu benar bagaimana sulitnya membuka ekspansi ke luar negeri. " Modal, penguasaan teknologi dan kapasitas SDM adalah tiket awal saja untuk bermain ke Luar negeri, " ujar sammy. Selain itu perusahaan yang ingin ekspansi harus memilki lobi birokrasi yang bagus dan jeli membangun hubungan dengan pendekatan budaya perusahaan.
Rupanya Arifin, dan Medco Group, telah berniat menancapkan bendera mereka diseluruh dunia. Dalam visi Arifin, bisnis Medco tidak akan bisa tumbuh tanpa melakukan akuisisi ladang baru, sebab cadangan migas didalamnya akan tergerus habis.
Sejak tahun 2004, Medco melakukan ekspansi ke mancanegara. Mereka tidak hanya melakukan eksplorasi dan eksploitasi lapangan migas di Asia, namun juga ke Amerika dan Timur Tengah, "Secara geologi, 70%-80% minyak dunia ada di Timur Tengah,"ucap Arifin, yang kini berusia 65 tahun itu, suatu ketika.
Berkat Ekspansi, Medco group mempunyai cadangan minyak dan gas sekitar 225,4 juta barel ekuivalen minyak (MBOE). Tidak ada perusahaan migas lokal, termasuk Pertamina, yang memilki cadangan migas sebesar Medco. Itu sebabnya, sejak lama terbetik isu akuisisi Medco oleh pertamina. Terutama, menurut sumber yang mengetahui hal ini, kerena pemerintah Indonesia menginginkan hanya satu bendera perusahaan migas dari negara ini yang meraksasa di dunia. "seperti Petronas di Malaysia dan Petrobas di Brazil, " tutur si sumber. Sebagai perusahaan milik negara, pertamina tidak bebas bergerak melakukan ekspansi. Maka, masuk di akal kemudian pertamina berniat memilki Medco group.
Pertengahan oktober 2010, Karen Agustiawan, Direktur Utama Pertamina dan Hilmi Panigoro, Komisaris Utama Medco Energi International, menekan Principles of agreement. Pertamina akan membeli 28% saham keluarga Panigoro di Encore Energy Pte Ltd yang menguasai 50,7% saham Medco Energi. Jika berhasil, transaksi ini bernilai Rp. 4,8 Triliun. "Melalui sinergi ini, pertamina berharap mendapatkan tambahan produksi minyak, setidaknya 10 ribu barel per hari,"ungkap juru bicara Pertamina Mochammad Harun.
Arifin memang tidak dapat dipisahkan dengan Medco. Kendati perusahaan Migas tebesar di Indonesia ini sudah punya kantor sendiri, bernama The Energy berlokasi pas dijantung ibukota, Arifin sudah tidak ikut terlibat dalam biisnis sehari-hari. Lulusan Teknik Elektonika ITB ini lebih banyak menghabiskan waktunya dirumahnya yang disebut Griya Jenggala. Ia lebih tertarik melibatkan diri dalam masalah kebangsaan dan kemanusiaan.
Pada senin (8/11) misalnya, Arifin menggelar malam dana untuk korban bencana Gunung Merapi di Yogyakarta Jawa Tengah di Rumahnya. Dalam Acara ini, arifin mengundang 3 putri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur DI Yogyakarta serta para koleganya di bisnis minyak. Arifin menggalang dana dengan cara melelang lagu-lagu yang dibawakan oleh beberapa artis, seperti Titi DJ dan Dian HP. Malam itu, mereka menghasilkan Rp.3,2 Miliar.
Sebagai pendiri Medco, Arifin hanya memimpin Medco Energi sampai tahun 1998. Dia menyerahkan pengelolaan perusahaan ke tangan profesional, untuk menghilangkan kesan bahwa Medco adalah perusahaan keluarga. Nah, menurut Lukman Mahfoedz, Direktur Proyek Medco Energi, perbaikan managemen disegala bidang terjadi di Medco. Mereka melakukan transformasi Medco Energi menjadi perusahaan holding investasi , dari sebelumnya menjadi perusahaan holding operasional.
Kecepatan ekspansi Medco tidak lain juga kerena budaya Professional entrepreneurship yang sudah mendarah daging. Seperti dikatakan Budi Basuki Presiden Direktur PT.Medco E&P Indonesia, lengan eksplorasi Medco."Pak Arifin sukses menumbuhkan pola pikir seperti pengusaha kepada karyawan,"ujarnya. Dengan begitu, karyawan mampu membaca peluang bisnis, mencari solusi dan cepat mengambil keputusan. Sang pendiri, ujar Budi, tidak segan berbagi pengalaman sebagai pengusaha kepada karyawanya.
Hasilnya setiap waktu selalu muncul ide baru. Di Medco ada banyak inkubator bisnis yang menggodok berbagai model bisnis baru itu. Berbagai keputusan ekspansi dan diversifikasi bisnis lahir dari proses ini, termasuk pertimbangan masuk ke bisnis biotanol dan panas bumi.
Dalam pandangan Sammy, meski dibangun dari perusahaan keluarga, komitmen Arifin dan Hilmi sebagai dua nahkoda Medco terhadap pembentukan budaya organisasi yang sangat kuat. SDM Medco sangat bisa bersaing dengan SDM perusahaan migas asing.
1 comment :
Pak dedi mohon maav sebelumnya,bole sy tanya? Apakah bisa orang lain menanam saham di perusahaan MEDCO?
Post a Comment