Belakangan Arifin mengalihkan energinya ke bidang olah raga. Ia, seperti banyak rakyat Indonesia, gregetan dengan prestasi sepakbola nasional yang redup. Maka, ia pun menggelar Liga Primer Indonesia (LPI), kompetisi sepakbola, yang diharapkan mampu memberi contoh kepada masyarakat maupun PSSI tentang pengelolaan mandiri, tidak merugikan Pemda serta mampu menghasilkan pemain bagus.
Arifin menginjeksi modal masing-masing Rp.20 Miliar kepada 20 klub sepakbola. Ia melarang klub peserta Liga Primer memakai dana anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk operasional tim. Liga Primer memilki konsep pengelolaan yang baik dan bisa menjadi kompetisi profesional yang mandiri.
Tidak ada yang meragukan, LPI adalah anak tangga Arifin untuk menuju kursi ketua PSSI. Namun apapun target arifin di LPI, ia masih kental jiwa nasionalismenya.
Alasan ingin melepas Medco ke Pertamina pun, dilandasi rasa nasionalisme ingin melihat pertamina sejajar dengan BUMN migas di negara lain. Karena menurutnya pemain migas dunia yang besar adalah perusahaan BUMN, tidak ada perusahaan migas swasta berkelas dunia yang besar selain di Amerika Serikat. Target menjadi pemain Global, tenyata tidak melupakan akar kecintaan Arifin pada bangsanya.
No comments :
Post a Comment