Tiga Badak Lahir di TN Ujung Kulon

Balai Taman Nasional Ujung Kulon menemukan tiga anak badak jawa baru sepanjang Maret-Agustus 2015 melalui kamera video tersembunyi. Temuan itu sangat jarang. Bahkan, sejumlah survei lapangan tak pernah menemui perjumpaan fisik, hanya jejak.

Balai Taman Nasional Ujung Kulon memublikasikan foto induk dan anak badak jawa (Rhinoceros sondaicus). Dalam kurun waktu Maret-Agustus 2015, kamera video tersemunyi merekam keberadaan tiga anakan badak jawa di Ujung Kulon. (ARSIP BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON) 

"Kelahiran anak badak ini menunjukkan populasi badak jawa di Taman Nasional (TN) Ujung Kulon masih memberi harapan bagi keberlangsungan hidup satwa langka itu," kata Moh Haryono, Kepala Balai TN Ujung Kulon, Senin (7/9) di Jakarta.

Anakan pertama (betina) terekam kamera video tersembunyi pertama kali pada 9 April 2015 pukul 17.29 di Blok Citengah (timur Semenanjung Ujung Kulon). Anakan itu bersama induknya, Desy, yang tahun 2012 diketahui punya anak jantan, Arjuna.

Sepanjang 2014, Desy terekam selalu sendiri. Terakhir terekam pada 13 Agustus 2014 pukul 19.22 di Blok Cigenter dalam kondisi perut besar yang diduga sedang hamil.

Anakan kedua (jantan) terekam pertama kali pada 25 Mei 2015 pukul 18.24 di Blok Cijengkol/kaki Gunung Kendeng (barat Semenanjung Ujung Kulon). Induknya bernama Siti.

Tahun 2011, Siti punya anak jantan bernama Dwipa. Sepanjang 2014, Siti terekam selalu sendiri dan terakhir terekam 3 Desember 2014 pukul 06.13 di Blok Hulu Cidatahan, sekitar 3 kilometer dari Blok Cijengkol dalam kondisi perut besar.

Anakan ketiga (jantan) terekam pertama kali 8 Juli 2015 pukul 13.16 di Blok Rorah Daon/Cikeusik (selatan Semenanjung Ujung Kulon). Badak ini anak dari induk bernama Ratu.

Sepanjang 2014, Ratu terakhir terekam 13 September 2014 pukul 03.48 di Blok Citadahan dalam kondisi perut besar.

Atas temuan tiga anak badak jawa (Rhinoceros sondaicus) itu, populasi satwa langka di TN Ujung Kulon meningkat menjadi 60 ekor. Sebelumnya, berdasarkan monitoring 2014, jumlah badak jawa di TN Ujung Kulon 57 ekor, 31 jantan dan 26 betina.

Ada dua isu terkait masa depan badak jawa, yakni rasio pejantan lebih besar dan habitat alaminya rentan terdampak letusan Gunung Krakatau dan minim suplai pakan.

Hadi Alikodra, Guru Besar Ekologi Satwa Liar IPB, pernah merekomendasikan Cagar Alam Cikepuh di Sukabumi, Jawa Barat, sebagai habitat berikutnya. Salah satu syarat utama habitat adalah ketersediaan pakan alami (Kompas, 1 Oktober 2014). Di Ujung Kulon, sebagian pakan badak diokupasi tanaman langkap.

(ICH)

Sumber: Kompas, 8/9/2015

No comments :