Pada saat bersekolah di SMP Negeri 2 Bandung, saya memperoleh pelajaran bahasa Inggris dari guru Alex Sahetapy. Entah kenapa saya dengan teman sekelas Yusuf Effendi sangat menyukai pelajaran itu, lisan maupun tulisan. Mungkin beliau mengajar dengan cara yang menggembirakan dan mudah. Yusuf Effendi sekarang seorang dokter di Jakarta dan menikah dengan teman sekelas kami juga, Hera Rifai, juga seorang dokter.
Kemudian saya masuk ke SMA Negeri 2 Bandung dan tidak ada kesan khusus mengenai pelajaran bahasa Inggris saat itu. Baru setelah saya masuk ITB tahun 1965 dan turut dalam gerakan penumbangan Orde Lama, para mahasiswa membuat berbagai aktifitas di kampus antara lain pendirian Student Center ITB bersama para sahabat; Bangun S. Kusmuljono, Hermen Makbul, dan lain-lain, atas sumbangan para simpatisan antara lain Sudarpo Sastrosatomo, A. Bakrie, Pertamina, Kepala Staff Angkatan Darat, dan lain-lain.
Adik kelas kami Egon Arifin yang dibesarkan di luar negeri bersama Aswin Lubis, aktifis, mendirikan English Conversation Club. Di situlah saya dan juga Fadel Muhammad, aktif kembali dalam kegiatan meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Inggris.
Dalam suasana ekonomi yang masih prihatin hampir semua acara dilakukan di Aula Barat tanpa sponsor.
Gedung Student Center ITB saat ini (sekarang disebut Campus Center). (sumber gambar) |
Belajar dari Yus Rusamsi
Masih di SMP Negeri 2 Bandung, saya mendapat pelajaran menggambar dari Yus Rusamsi. Belakangan ia menjadi penulis dan menjadi pelukis. Sampai usia senja dia tekun melukis malah bulan yang lalu beliau menggelar pameran lukisan di Balai Budaya, Jakarta, mungkin yang terakhir karena penglihatannya sudah sangat terganggu. Karya terbaiknya dikoleksi di Gedung Energi dan di kediaman kami.
Gaya lukisannya naturalis, alam Parahyangan dengan detil.
Salah satu karya Yus Rusamsi (sumber gambar) |
No comments :
Post a Comment