Ekonom Angus Deaton Meraih Nobel Ekonomi 2015

Pemenang Hadiah Nobel Ekonomi 2015, Angus Deaton, terpampang di layar lebar saat pengumuman oleh Sekretaris tetap Royal Swedish Economy of Sciences, Goran K. Hanson (tengah), Ketua Komite Tore Ellingson (kiri),  dan anggota akademi Jacob Svensson, Selasa (12/10), di Stockholm, Swedia (sumber gambar: REUTERS/TT NEWS AGENCY)

The Royal Swedish Academy of Sciences menganugerahkan penghargaan The Sveriges Riksbank Prize dalam Ilmu Ekonomi untuk Mengenang Alfred Nobel kepada ekonom Angus Deaton dari Princeton University, Amerika Serikat, untuk analisisnya tentang konsumsi, kemiskinan dan kesejahteraan.

Deaton, yang mempunyai dua kewarganegaraan Inggris dan Amerika, dan lahir di Skotlandia, telah menjadi Profesor Ekonomi dan Hubungan Internasional pada Universitas Princeton di New Jersey sejak tahun 1983.

Komite Nobel mengatakan hasil penelitian Deaton berusaha memecahkan tiga pertanyaan, yaitu: bagaimana konsumen mendistribusikan uang belanja mereka di antara pilihan barang-barang yang berbeda; berapa banyak penghasilan masyarakat (konsumen) dibelanjakan dan berapa banyak yang ditabung, dan bagaimana cara yang tepat untuk mengukur dan menganalisa tingkat kesejahteraan dan kemiskinan (masyarakat)?

Komite itu mengatakan penelitian Deaton telah menunjukkan "bagaimana penggunaan data ekonomi pada tingkat rumah tangga secara tepat dapat menjelaskan isu-isu, seperti hubungan antara tingkat penghasilan dan jumlah asupan kalori, serta sejauh mana tingkat diskriminasi gender dengan keluarga."

Pemahaman secara mendalam tentang pola konsumsi sangat penting. Sebab, lewat pengenalan pola konsumsi, para pembuat kebijakan bisa meluncurkan produk kebijakan yang tepat sehingga konsumen tidak dirugikan alias tidak menjadi miskin.

Data statistik



Bagaimana mendapatkan reaksi individu-individu tersebut, Deaton mengatakan, dia mengandalkan survei rumah tangga. Dia menambahkan, di banyak negara, dia mengandalkan data statistik, terutama yang menjaring data tentang pola-pola konsumsi individu. "Kesalahan memahami data individu-individu konsumen bisa berakibat pada kebijakan yang gagal total," kata Deaton.

Untuk karyanya, Deaton telah menerapkannya antara lain di India, sejumlah negara di Afrika, dan negara berkembang lain. Analisis Deaton tidak hanya terbatas pada konsumsi terkait makanan. Hal itu juga bisa diterapkan pada konsumsi barang-barang kebutuhan lain, termasuk jasa pendidikan. Misalnya, bagaimana layanan jasa pendidikan terjangkau dan berkualitas bisa disediakan karena akan sangat menentukan bagi pengembangan sumber daya manusia. Dan, ini akan sangat menentukan kesejahteraan sebuah bangsa.

Analisisnya juga bisa diterapkan untuk pemberian subsidi yang mengandalkan anggaran pemerintah dan kelompok masyarakat mana yang amat memerlukan subsidi. Ini diperlukan sehingga subsidi tidak sia-sia.

Tujuan utama Deaton adalah juga untuk mengangkat status sosial ekonomi warga dunia yang masih banyak hidup di bawah garis kemiskinan. Hal itu antara lain bisa dilakukan lewat kebijakan yang tepat, tetapi harus dengan terlebih dulu memahami karakter individu-individu warga di sebuah negara.

~ o 0 o ~

Sumber:

kompas.com
voaindonesia.com

No comments :