Saya gembira membaca kabar kisah hidup Ismail "Bang Ma'ing" Marzuki akan diangkat menjadi teater musikal yang disutradarai oleh Garin Nugroho. Di bawah ini berita lengkapnya, ditulis oleh SEKAR GANDHAWANGI, Kompas, 17 Februari 2022
JAKARTA,
KOMPAS – Kisah hidup dan lagu-lagu karya komponis Ismail Marzuki akan diangkat
menjadi teater musikal yang ditayangkan secara daring. Teater ini diharapkan
menjadi referensi generasi muda untuk mengenal sosok pahlawan nasional itu.
Teater
musikal ini merupakan hasil kerja sama antara kelompok Teater Musikal Nusantara
(Teman), sutradara Garin Nugroho, serta www.indonesiakaya.com. Proses produksi
akan dimulai pada pertengahan 2022, dan penayangannya antara bulan Oktober atau
November 2022 di kanal Youtube Indonesia Kaya.
“Kami
sepakat mengangkat cerita Ismail Marzuki karena dia adalah salah satu komponis
Indonesia, komponis Betawi yang luar biasa. Ia juga pahlawan nasional yang
karyanya abadi. Akan baik jika generasi sekarang dekat dengan karya Ismail
Marzuki,” ucap Direktur Program www.indonesiakaya.com Renitasari Adrian secara
daring, Kamis (17/2/2022).
Ismail
Marzuki (1914-1958) merupakan komponis kelahiran Jakarta. Beberapa lagu
ciptaannya dikenal hingga sekarang, bahkan ada pula yang menjadi lagu wajib
seperti Halo-Halo Bandung, Indonesia Pusaka, Rayuan Pulau
Kelapa, dan Gugur Bunga. Ia juga menciptakan lagu O
Sarinah, Darimana Datangnya Asmara, dan Selendang Sutera.
Komponis
yang dipanggil Maing saat kanak-kanak ini diberi gelar pahlawan nasional pada 5
November 2004. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 089/TK/2004.
Namanya juga diabadikan sebagai pusat kesenian di Jakarta, yaitu Taman Ismail
Marzuki, pada 1968.
Sosok
bersejarah
Menurut
produser eksekutif teater ini, Garin Nugroho, mengangkat kembali tokoh Ismail
Marzuki penting. Sosok Ismail Marzuki tidak hanya berdampak ke sejarah musik Indonesia,
tetapi juga industri kreatif, bahkan juga berperan membangkitkan semangat
kebangsaan melalui lagu-lagu ciptaannya.
Sosok Ismail Marzuki tidak hanya berdampak ke sejarah musik
Indonesia, tetapi juga industri kreatif, bahkan juga berperan membangkitkan
semangat kebangsaan melalui lagu-lagu ciptaannya.
Kemampuan
Ismail Marzuki menciptakan lagu dengan berbagai genre sangat menarik. Lagu-lagu
ciptaannya terbukti mampu melintasi zaman dari abad ke-20 hingga abad ke-21.
“Kreativitas
juga menjadi alasan kenapa cerita Ismail Marzuki penting. Ia tidak hanya
memotret romantisme pribadi (pada lagu ciptaannya), tapi ia juga mencatat
sejarah, menumbuhkan semangat kebangsaan, serta mampu membuat lagu untuk menari
dan menyanyi,” ujar Garin.
Ia
menambahkan, generasi muda mesti memiliki referensi sejarah dan ketokohan.
Ismail Marzuki merupakan sosok yang tepat untuk dijadikan inspirasi.
Menurutnya, pengetahuan generasi muda mengenai tokoh-tokoh inspiratif tidak
boleh putus.
Penulis
buku Seabad Ismail Marzuki: Senandung Melintas Zaman Ninok
Leksono mengatakan, teater ini merupakan kesempatan untuk mengenalkan kembali
lagu-lagu karya Ismail Marzuki. Ia berharap generasi muda terinspirasi dengan
kemampuan Ismail Marzuki meramu lagu dengan berbagai irama, mulai dari jazz,
keroncong, hingga rumba.
Sementara
itu, produser Chriskevin Adefrid mengatakan, teater musikal ini akan mengangkat
kehidupan dan latar belakang sosok Ismail Marzuki yang selama ini belum banyak
diketahui publik. Adapun kesukaan Ismail Marzuki terhadap musik tidak lepas
dari peran orangtuanya. Selain itu, proses kehidupan Ismail Marzuki juga
menarik karena ia hidup di zaman yang dinamis, yakni sebelum dan setelah
Indonesia merdeka.
“Ada
lebih dari 30 lagu Bang Maing (Ismail Marzuki) yang akan diangkat dalam bentuk
teater musikal,” katanya.
Sebelumnya,
www.indonesiakaya.com membuat Serial Musikal Nurbaya yang berbasis dari
novel Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai karya Marah Rusli.
Serial musikal tersebut ditayangkan secara daring pada 2021 dan telah ditonton
lebih dari 20 juta kali di Youtube.
Audisi
daring
Pihak
Indonesia Kaya mengadakan audisi daring untuk memerankan tokoh Maing (Ismail
Marzuki) dan Djoewita, salah satu tokoh perempuan dalam teater ini. Audisi
berjudul Mentjari Bang Maing dan Djoewita ini berlangsung sejak Januari 2022
hingga 13 Maret 2022.
Audisi
ini terbuka bagi talenta berusia 18 tahun ke atas. Para talenta mesti memiliki
kemampuan menyanyi, menari, dan berakting. Mereka tidak wajib bisa memainkan
alat musik.
Program
Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian berharap teater
musikal ini menambah kesempatan tampil bagi para seniman pertunjukan.
Menurutnya, panggung seni pertunjukan masih terbatas. Kesempatan ini diharapkan
pula berdampak ke regenerasi seniman pertunjukan.
Editor: ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
No comments :
Post a Comment