Dari Madrid, kami terbang menuju Stuttgart untuk menjenguk kakak ipar, Andy Dharsono. Andy kuliah di Fakultas Teknik Universitas Karlsruhe, jurusan Teknik Mesin. Setelah lulus, ia pun menikah dengan seorang guru dari Pforzheim, dan kemudian mereka menetap di sana hingga kini telah dikaruniai empat orang putri.
Kami hormat kepada Andy, karena meski telah tinggal di negeri Jerman ini selama 35 tahun, ia tetap mempertahankan kewarganegaraan Indonesia serta agama Islam.
Kami menginap di Pforzheim selama tiga malam dan betul-betul mempergunakan seluruh waktu untuk beristirahat sambil bercengkrama dengan seluruh keluarga.
Pforzheim merupakan sebuah kota kecil yang luasnya 98km², dengan penduduk sekitar 120 ribu jiwa. Penghasilan utama mereka bertani dan membuat perhiasan. Kota ini terkenal dengan industri jewelry-nya dan juga pembuatan jam / arloji. Itu sebabnya kota ini juga sering disebut dengan "Goldstadt" atau Golden City.
Kami sempat mampir ke restoran ikan terkenal di pinggiran sungai Pforzheim.
Dari sini, kemudian kami menuju Milan, Italia.
Mampir di Golden City Pforzheim
Post by
DSP
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
1 comment :
Sayang, pak... Tidak ada yg tau kalau bapak lagi ke Pforzheim. Padahal mgkn banyak anak2 Indonesia di Karlsruhe yang ingin ngobrol sama Bapak. Sepertinya bapak asik untuk diajak cerita dan punya bnyk cerita untuk di share.
Post a Comment