Hari Sabtu lalu Mala mengantar kami ke San Sebastian, kota pantai turis Spanyol yang terdekat dengan Prancis. Malam sebelumnya kami makan malam perpisahan dengan sahabat Mala di Total yaitu suami istri Satrio & Asmara dan suami istri Pudjo & Ayang.
Setelah breakfast di sebuah kafe yang menghadap ke pegunungan Pirenia, kami tancap gas menuju San Sebastian melalui Biarritz.
Biarritz merupakan kota pantai yang cantik di pinggiran daratan Prancis dan berpenduduk hanya 30.700. Kota ini mulai dikembangkan saat Napoleon III dengan istrinya yang orang Spanyol sering berlibur ke sini.
Biarritz merupakan kota pantai yang cantik di pinggiran daratan Prancis dan berpenduduk hanya 30.700. Kota ini mulai dikembangkan saat Napoleon III dengan istrinya yang orang Spanyol sering berlibur ke sini.
Saat ini banyak para pemuda dari kota besar surfing di pantai ini. Di sini terkenal juga dengan Thalassotherapy, yaitu program kesehatan dengan menggunakan kekayaan hayati laut. Dalam bahasa Yunani, thalassa artinya laut. Yang terkenal adalah Spa Kemana, Thalassa Biarritz dll.
Kami pun makan siang di kota pelabuhan tua tapi masih sangat cantik. Setelah makan siang kita tancap gas lagi, tidak terlalu kencang karena pada ngantuk, hingga kami sempat ngopi di St. Jean de Luz.
Penduduk St. Jean de Luz hanya 13600. Kota kecil ini jadi penting karena pantai kota turis terdekatnya dekat dengan Spanyol. Pantainya putih, para pelaut dan pemancing masih aktif mencari ikan sardin dan anchovis yang banyak dipakai untuk Cesar Salad dan juga makanan khas Spanyol Tapas Bar.
Banyak orang Prancis datang ke sini, tidak menginap, tapi menyewa tenda di pantai seharga 6 Euro per hari sambil membawa sekeranjang makanan dan minuman. Hm... lumayanlah...
Di mana-mana juga terlihat kursus surfing yang tarifnya tidak murah seperti di Bali, yaitu 40 Euro per hari.
Kami memilih ngopi di sebuah kafe yang menghadap ke laut, tetapi memilih duduk di balik kaca karena udara mulai terasa dingin.
Di mana-mana juga terlihat kursus surfing yang tarifnya tidak murah seperti di Bali, yaitu 40 Euro per hari.
Kami memilih ngopi di sebuah kafe yang menghadap ke laut, tetapi memilih duduk di balik kaca karena udara mulai terasa dingin.
No comments :
Post a Comment