Di kota Padang Panjang terdapat STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia) yang terletak di hamparan tanah yang luas, tidak jauh dari Sate Padang Mak Syukur yang terkenal lezat. Perguruan seni ini cukup banyak diminati pemuda-pemudi dan sekitar 400 siswa-siswi diterima setiap tahun.
STSI Padang Panjang didirikan pertama kali dengan nama Konservatori Karawitan Indonesia (KOKAR). Namanya kemudian diubah menjadi Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Padang Panjang. Menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Padang Panjang pada 15 Juni 1999. STSI ini menyelenggarakan 5 program studi/jurusan, yaitu Seni Karawitan, Tari, Musik, Kriya, dan Teater. Saat ini para dosen dan siswa STSI tengah mengadakan pameran lukisan di The Hills Bukittinggi Hotel & Convention.
Saya melihat teknik lukisan mereka mengalami kemajuan pesat sejak lima tahun yang lalu ketika kami mengunjungi kampus Padangpanjang. Seorang mahasiswa, Sabri Marka, dengan karya "Krisis", kemampuannya menyerupai karya seniman Melodia dari Jogjakarta. Lukisannya tentang realitas yang ada di kehidupan kita dengan bungkus sunyi-sepi, karena dalam hening dan sunyi banyak yang bisa didengar.
Ibu Sri Mulyani Indrawati, di tengah kesibukannya yang padat membuka kantor pajak di Bukittinggi, juga sempat mengunjungi pameran dan tampak terkesan dengan karya anak-anak muda ini.
Sedang Sang Dosen, Hanafi Ns, dengan karyanya, "Terbelenggu" menyerupai karya Dede Supria, bergaya realisme baru.
Ibu Sri Mulyani Indrawati, di tengah kesibukannya yang padat membuka kantor pajak di Bukittinggi, juga sempat mengunjungi pameran dan tampak terkesan dengan karya anak-anak muda ini.
Suspicious, Rajudin
No comments :
Post a Comment