Pada Senin malam lalu, 18 Januari 2016, di gedung Padepokan Seni Mayang Sunda, Bandung, kelompok Bandung Philharmonic tampil untuk pertama kalinya. Jumlah penontonnya sekitar 200 orang, sesuai kapasitas maksimal tempat. Malam itu komposisi lagu Melati Suci dan Halo-halo Bandung dikumandangkan serta juga tujuh lagu klasik standar, yakni Canzon Prima A 4 – La Spiritata, Holberg Suite I Prelude, Holberg Suite IV Air, Holberg Suite V Rigaudon, Fantasia in F minor, Symphony No. 41 in C Major Jupiter – Allegro, dan Nimrod from Enigma Variations. Konser malam itu meresmikan bahwa Bandung kini punya sebuah simfoni orkestra berbasis kota yang menjadi pionir di Indonesia.
Bertindak sebagai konduktor ialah Robert Nordling yang mengaku baru pertama kali ke Indonesia dan langsung ke Bandung dalam rangka audisi, latihan, dan tampil bersama orkestra ini. Ia juga mengaku pertama kalinya mencicipi martabak manis. "Saya akan datang lagi ke Bandung April nanti dan pasti makan martabak lagi. Luar biasa, makanan pinggir jalan bisa begitu lezat!" ujar pendiri dan Direktur Musik Bay Chamber Symphony Orchestra di San Francisco ini, seperti di kutip oleh Kompas. Nordling sepertinya telah mendarat di kota yang tepat untuk urusan jajanan pinggir jalan yang lezat.
Perintis Bandung Philharmonic ini ialah empat musikus muda Indonesia, yaitu Airin Efferin yang adalah seorang pianis dari grup musik klasik Cascade Trio, bersama-sama dengan Fauzie Wiriadisastra dan Ronny Gunawan yang adalah pemain flute, serta Putu Sandra Kusuma, pemain biola.
Saya sangat bahagia Bandung bangkit dengan orkestranya, meski masih perlu banyak latihan, terutama string section. Perlu juga menampilkan lagu yang mudah dicerna serta menampilkan tenor dan sopran asal Bandung. Soal tempat manggung, agak sulit juga saya mencari tempat pertunjukan yang lebih memadai dan strategis. Hal ini perlu dipersiapkan menyongsong dua program konser besar yang akan dihelat pada bulan April tahun ini terkait peringatan Konferensi Asia-Afrika dan juga pada bulan September dalam rangka hari jadi Kota Bandung.
Orkestra lahir dari banyak perbedaan, seperti alat musik, cara memainkan, suara yang dihasilkan, dan orang yang memainkannya. Seperti ujar Robert Nordling, "Di dalam sebuah orkestra, kita harus menggabungkan perbedaan untuk menciptakan musik yang harmonis."
Bravo!
~ o 0 o ~
Baca juga:
bandungphilharmonic.web.id
Bandung Philharmonic Sukses Gelar Konser Perdana
Telah Lahir Bandung Philharmonic
Post by
DSP
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment