Tokoh Seni Pilihan Tempo 2015

Setiap tahunnya rubrik seni dan budaya di majalah Tempo yang menggawangi tulisan-tulisan di bidang pertunjukan, karya sastra, musik, hingga pameran seni menyeleksi siapa saja tokoh seni pilihan Tempo. Untuk tahun 2015, berikut adalah yang terpilih:
- Efek Rumah Kaca

Tempo/ Aditia Noviansyah

Melalui album ketiganya yang berjudul Sinestesia, Efek Rumah Kaca menjadi tokoh seni pilihan Tempo di bidang musik. Setelah tujuh tahun tidak punya album baru, Efek Rumah Kaca akhirnya mengeluarkan album yang unik ini di mana semua judul lagu dinamakan dengan jenis-jenis warna (Merah, Biru, Jingga, Hijau Putih, Kuning). Dalam sebuah wawancara bersama Kompas.com, yang memberi nama album tersebut adalah sang bassist, Adrian Yunan Faisal, yang sudah sekitar empat tahun kondisi penglihatannya terganggu. Ia merasa melihat warna-warna yang dijadikan judul lagu itu ketika mendengarkan lagu itu.

- Melati Suryodarmono

Tempo/Pius Erlangga

Melati Suryodarmono memikat salah satunya dalam pentas I'm Ghost In My Own House di Singapura, oleh karena itu redaksi memilihnya sebagai Tokoh Seni Pilihan Tempo tahun 2015. Pertunjukan seni yang intens selama 12 jam ini juga telah dinominasikan dalam penghargaan Asia Pacific Breweries (APB) Foundation Signature Art Prize 2014, bersama-sama dengan 14 nominasi lainnya dari 13 negara.

(Baca juga: ‘I’m A Ghost in My Own House’ shortlisted)

- Rachman Sabur

TEMPO/Aditya Herlambang Putra

Rachman Sabur lewat Lakon Merah Bolong yang dibawakan oleh Kelompok Teater Payung Hitam, menempatkannya sebagai Tokoh Seni dalan pentas Teater pilihan Tempo. Teater Payung Hitam didirikan oleh Rachman Sabur pada 1982, di Bandung. Kelompok ini telah memproduksi lebih dari 90 pertunjukan dan merupakan salah satu kelompok terdepan teater modern di Indonesia. Payung Hitam telah menjelajahi kota-kota di tanah air dan berpentas di berbagai festival bergengsi di luar negeri.

- Faisal Oddang

TEMPO/Kink Kusuma Rein

Novelnya yang berjudul Puya ke Puya menempatkan Faisal Oddang sebagai Tokoh Sastra Pilihan Tempo 2015. Novel ini juga telah memenangkan Sayembara Dewan Kesenian Jakarta tahun 2014. Berikut penggalan dari novelnya:

Surga diciptakan karena...

Setelah puluhan tahun kau menunggu, kini kau telah berjalan ke surga. Ketika hampir tiba, ketika kutanyakan 'kenapa surga diciptakan?' kau hanya bisa diam. Untuk apa kau berjalan? Kau juga tidak tahu. Dasar manusia!
Kau hidup hanya untuk mati? Jika seperti itu, betapa kasihan kau, saya dan leluhur kau yang lain, tentu sangat kecewa. Tak pantas kau berjalan ke tempat suci ini--tak pantas kau menjadi orang Toraja yang kami banggakan.
Pulanglah, pulanglah dulu, tanyakan kepada kawa kau yang lain, tanyakan kepada semua orang: Kenapa surga diciptakan?


- Triyanto Triwikromo

Tempo/Budi Purwanto

Buku puisi Kematian Kecil Kartosoewirjo membawa Triyanto Triwikromo sebagai Tokoh Seni bidang Sastra Pilihan Tempo. Terdiri atas 52 puisi, buku yang dianggap sebagai sejarah liris ini mewartakan suara lain Kartosoewirjo. Berikut penggalannya:
Apakah aku samudra dan Kau hanyalah sungai kecil
apakah aku tak terhingga dan Kau hanyalah ketiadaan
apakah aku hukum dan Kau hanya hakim di luar peradilan
apakah aku jawaban dan Kau hanya pertanyaan sepele sebelum ujian
apakah aku cahaya dan Kau hanya gelap setelah hujan?
("Gusti, Apakah Kau Juga Kesepian")


Sumber: foto.tempo.co

No comments :