Widjodo Nitisastro: yang pertama di antara yang pertama

Pada peluncuran buku berjudul Widjojo Nitisastro: Panditaning Para Raja, Sabtu (28/5), di Jakarta, Jusuf Kalla dalam sambutannya mengenang kembali ketika ia akan menyusun kabinet untuk bidang ekonomi bersama Presiden Joko Widodo. Ia diminta pendapatnya untuk mencarikan ekonom berpengaruh sekelas Widjojo Nitisastro.

”Dalam diskusi kira-kira satu jam lamanya, tak ada ekonom yang setara almarhum. Kemampuan bisa saja ada yang sama, tetapi dalam hal kepemimpinan dan relasi sulit ditemukan yang setara. Hal yang sama diajukan Pak SBY saat kami akan menyusun menteri bidang ekonomi,” ucap Kalla.



Prof Dr Widjojo Nitisastro dikenal sebagai arsitek utama perekonomian Orde Baru. Pada usianya yang relatif sangat muda, 39 tahun, ia telah dipercaya sebagai Ketua Tim Penasehat Ekonomi Presiden (1966). Kemudian beberapa kali ia duduk sebagai Menteri Kabinet pada bidang Ekonomi. Tahun 1971-1973 ia menjadi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional. Kemudian secara berturut-turut dari tahun 1973 sampai dengan 1983 ia dipercaya menjadi Menko Ekuin merangkap Ketua Bappenas. Saat memimpin Bappenas, ia membuat perencanaan ekonomi secara makro, maka lahirlah Rencana Pembangunan Lima Tahun alias Repelita. Peranannya yang sangat kuat membuat kebijakan ekonomi saat itu kental dengan sebutan "Widjojonomics".

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada dekade 1980-an dan 1990-an yang rata-rata melaju 8 persen per tahun dinilai sebagai hasil dari Widjojonomics. Bank Dunia pun menyebut Indonesia sebagai "One of the Asian Miracles".


Sosok yang tak menyukai tepuk tangan, tapi selalu bekerja keras di balik panggung

Peluncuran buku yang ditulis putri almarhum Widjojo, yakni Widjajalaksmi Kusumaningsih, tersebut dihadiri sejumlah pejabat dan ekonom, seperti mantan Wakil Presiden Boediono, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan A Djalil, dan sejumlah sahabat Widjojo, yakni Emil Salim (Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup 1983-1993) dan Subroto (Menteri Pertambangan dan Energi 1978-1988).

Menurut Boediono, Widjojo memiliki kemampuan melihat masalah dengan jernih sampai ke akarnya. Pengetahuannya yang luas, tidak hanya soal teknis, tetapi juga dalam hal kepemimpinan, melahirkan kebijakan yang matang dan lengkap di bidang ekonomi.

”Kehebatan almarhum lainnya adalah soal kepemimpinan dan relasi yang luas dan baik. Berkat kemampuannya itu, Indonesia mendapat pinjaman lunak bertahun-tahun dari negara donor,” kata Anwar.

Sementara itu, mantan Menteri Keuangan M Chatib Basri menilai, sosok Widjojo ibarat jam tangan Swiss yang bermutu dengan tingkat akurasi tinggi. Ia mengenal Widjojo sebagai pribadi yang sangat ketat dalam detail dan tak menyukai popularitas. Ia mengibaratkan Widjojo sebagai sosok yang tak menyukai tepuk tangan, tetapi selalu bekerja keras di balik panggung.

Gagasan-gagasannya di bidang ekonomi yang memiliki dampak besar terhadap perekonomian Indonesia membuat banyak kalangan menyebutnya sebagai primus interpares, yang pertama di antara yang pertama, the first among the firsts.


~ o 0 o ~

Sumber:

Kompas (29/5/2016): Indonesia Butuh Teladan Widjojo

TokohIndonesia.com: Arsitek Ekonomi Orba yang Masih Cemerlang

Sumber gambar: Wikipedia

No comments :