Kehilangan Credit Card di 'Kota Fashion' Milan

Kehilangan Credit Card di 'Kota Fashion' Milan

Milan kota metropolitan. Saya dan Somya, istri tercinta sampai di pusat kota metropilotan Milan siang hari, setelah meluncur dari wilayah Tuscony, Firenz, Italia bagian tengah. Kami naik kereta api cepat 'inter-city' Italia. Selama travelling di Milan, kota barometer fashion dunia, kami bermalam di hotel Ibis Milano Centro.

Demi efisiensi waktu untuk keliling menuju lokasi utama destinasi wisata, kami mengikuti paket 'CityTour' yang ditawarkan pihak hotel. Kami naik bus pariwisata kota metropolitan Milan.

Backpacker-man di ruang lobby hotel Ibis Milano Centro bersiap jalan-jalan. 

 Modis - Somya istri tercinta tampil modis menunggu jemputan bus 'CityTour' bersiap keliling kota 'fashion' Milan

Pada siang hari saat itu, suhu udara Milan terasa hangat. Matahari bersinar terang. Kami sempatkan napak-tilas mengunjungi  Piazza del Duomo, gedung katedral tertua di kota Milan. Salah satu destinasi wisata favorit para turis di Milan. Kami pernah mengunjungi cathedral ini sekira medio 2000an.

Inilah katedral pemegang rekor terlama dalam pembangunannya. Bukan butuh puluhan tahun, namun butuh waktu 6 abad!!! Luar biasa. Katedral yang jadi ikon 'smart-city' Milan ini dibangun berkesinambungan melibatkan beberapa arsitek.

Saya baca info, katedral ini mulai dibangun sejak 1387 pada masa Uskup Antonio da Saluzzo. Arsitek pertama bernama Simone da Orsenigo. Duomo Milan selesai dibangun tahun 1965. Arsitek terakhir dalam 'finishing touch' pembangunan Katedral Duomi pada tahun 1988, tercatat nama Benigno Morlin Visconti Castiglione.

Katedral Piazza de Duomo - Matahari bersinar terang benderang di atas Katedral Piazza de Duomo, obyek wisata ikon kota Milan. 

Sforzesco Castle - Menjaring sinar matahari di area terbuka Sforzesco Castle, destinasi wisata sejarah Milan, Italia.

Kami menginap dua malam di kota Milan. Saatnya bersiap melanjutkan travelling ke 'kota kanal' Venice. Saat bersiap packing mau bergerak melanjutkan jalan-jalan, saya mendapat 'wake up call! Sejauh ini saya merasa baik-baik saja. Namun tanpa disadari  saya seperti sedang "tertidur" sembari jalan jalan. Untung tidak boleh dibendung, musibah tidak bisa ditolak, rezeki tidak akan tertukar. Masih bisa 'enjoy travelling' berdua bersama istri tercinta pada usia senior saat ini adalah rezeki.

Belakangan saya baru menyadari. Saya kehilangan satu debit dan credit card yang ada di dalam dompet. Benar benar hilang sesungguhnya, bukan 'kehilangan isi' debit dan credit card karena terkuras dipakai belanja. Hilangnya seperti 'satupaket', dompet dan termasuk jacket-rompi sweater yang saya masukkan dalam travellbag yang setia menempel di punggung saya. Kami tidak tahu hilangnya pada saat kapan, dimana, bagaimana. Tahu-tahu barang itu hilang saat saya mau gunakan.

Foto Candid - Senyuman 'backpacker-man' di salah satu sudut kota metropolitan Milan.

Inilah salah satu risiko yang harus dibayar karena kebiasaan saya sejak lama. Saya suka jalan-jalan dengan gaya 'backpacker' dengan travel-bag selalu setia menggantung di punggung. Dompet, debit-credit card dan rompi, raib di tengah keramaian 'kota fashion' Milan. Sempat bikin sedikit repot, harus kontak Jakarta untuk memblokir rekening. Satu lagi pengalaman berharga dalam perjalanan 'long journey' Eropa kali ini. Musibah terjadi pasti bukan tanpa alasan. Musibah bisa sebagai peringatan untuk lebih berhati-hati dan waspada selalu..selalu waspada. Kami terima musibah itu, dan "enjoy travelling must go on". []

No comments :