'One Day Trip' ke Negara Bavarian
Dari Postdam Berlin, kami berdua melanjutkan enjoy traveling, 'One Day Trip' ke Munchen, ibukota negara bagian terbesar Jerman, Bayern Bavarian.
Di Munchen, Munich, saya dan istri tercinta Somya, menyambangi keponakan yang berprofesi sebagai arsitek. Keponakan sudah menetap dan menjadi warga Munich. Dia alumni Universitas Parahiyangan yang karirnya kini sudah mendunia. Saya ikut bangga.
Dia bekerja di perusahaan Allianz, perusahan yang namanya diabadikan menjadi nama stadion baru nan megah 'Allianz Arena'. Stadion super modern yang sejak 2005 jadi markas klub sepak bola legendaris di Bundesliga (Liga utama sepakbola Jerman) dan prestasi hebat di level Eropa, Bayern Munich.
Munchen terkenal di dunia karena antara lain memiliki stadion besar bersejarah legendaris, Stadion Olimpiade Munich. Salah satu karya 'masterpiece' arsitektur stadion modern pada jamannya. Stadion itu dibangun untuk penyelenggaraan Olimpiade Munich 1972 dan menjadi venue final sepakbola Piala Dunia FIFA 1974.
√ Danau Michaeligarten - Menjelang petang berjalan-jalan di area danau kecil di Ostpark Munich-Neuperlach, Bayern Bavarian. Taman publik Ostpark digagas sejak 1960an dan mulai dibuka pada tahun 1973.
Kami berkesempatan makan malam di area danau indah di taman kota, bagian tenggara kota Munich. Danau itu bernama Michaeligarten. Tampak angsa-angsa berenang riang dan burung-burung terbang di atasnya. Suhu udara petang hari saat kami berada di wilayah Jerman bagian selatan, pada pertengahan Juli itu, berada sekira 20° derajad Celcius (68 derajad Fahreinheit). Suhu udara nyaman dan menyenangkan.
√ Silaturahmi Two Couples - Bersama keponakan, kami jalan-jalan dan makan malam di area Danau Michaeligarten, Bayern Bavarian, Munchen.
Kami berempat menikmati schnitzel dan spargel (asparagus). Ini makanan bermutu dan lezat, harga terjangkau. Kami makan jam 9 malam, namun cakrawala di kota Munchen saat itu masih tampak terang. Munchen masih mengalami hari panjang sekira 16 jam, dan matahari terbenam sekira jam 9 malam.
Saat menyantap hidangan makan malam saya teringat salah satu ayat dari Kitab Suci Al-Quran yang inti-sarinya, hidup adalah perjalanan, healing dan mencari rezeki.
"Tuhan menjadikan bumi itu untuk mudah bagimu. Maka berjalanlah ke segala penjuru dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya". Manusia diciptakan laki-laki dan perempuan menjadi berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal.
Jangan lupa bersyukur, nikmatilah sebagian rezeki-Nya, termasuk rezeki makanan warga setempat. Inilah rezeki wisata kuliner. Kami bersyukur bisa menjalani perintahNya. Alhamdulillah. []
No comments :
Post a Comment