Hungaria Notes
Sepuluh Juni saya dan Somya tiba di Hungaria, kami check in di Ibis Merah. Hotel ini berada di tengah kota Hungaria. Untungnya di sebelah Ibis ada resto Burger King, sehingga tidak sulit untuk mencari makanan. Kami disambut dengan sambutan istimewa di hotel, saya kira sambutan istimewa ini terasa hangat, karena Hungaria kota kecil. Saat tiba di hotel waktu Hungaria sudah menjelang sore. Cocok sekali untuk jalan-jalan.
Hungaria pernah berjaya sekitar tahun 1850 dalam sistem Kerajaan Hungaria. Namun, setelah perang dunia pertama dan kedua, negara ini menjadi sulit bangkit, sekitar tahun 1980-an Hungaria bergabung dengan NATO dan kemudian dibantu dalam kebijakan ekonomi oleh Uni Eropa, terutama setelah pemerintahan komunis jatuh dan Hungaria melakukan revolusi Hungaria. Sampai saat ini, sisa peninggalan komunis masih banyak ditemui, bahkan dijadikan sebagai bukti sejarah dalam bentuk musium. Masih untung ya komunis di negara ini dibanding di negara-negara lain.
Gedung Parlement Budapest |
Saat berjalan-jalan, kami tidak melihat ada mobil yang mewah, mayoritas yang terlihat station car middle size Eropa, termasuk Mobil Skoda yang sudah diambil oleh perusahaan VW Jerman. Terasa sekali tingkat ekonomi negara ini lebih bawah dibanding Austria.
Namun, Budapest cukup menarik untuk wisata sejarah, selain bangunan sisa komunis, juga bisa ditemui banyak sekali stadiun sepak bola dengan ukuran yang besar, kesemuanya menjadi saksi sejarah, bahwa Hungaria pernah berjaya dalam hal sepakbola saat masa kecemerlangan Kiper Puskav.
Ornamen Patung di Budapest |
Kekhasan bangunan-bangunan di Budapest berusia lebih dari 200 tahun, saya bisa melihat bangunan gedung Retrovit meski sangat jarang, sisanya bangunan bergaya heritage yang megah, style jembatan Sungai Danube yang mendunia, sempat diabadikan dalam karya John Strauzz Waltz. Jembatan itu sangat terkenal dan tampak kokoh.
Khas Arsitektur Jembatan Budapest |
No comments :
Post a Comment