Adu Banteng di Sevilla

Di perjalanan menuju Sevilla ini giliran Ucha pegang setir dan Mala menjadi navigatornya dengan peta dan GPS. Sevilla berada di bagian Barat Laut Malaga dan perjalanan melalui highway ini ditempuh dalam 2 jam.

Mendekati kota, Mala menepi mencari hotel, dan kami beruntung mendapat hotel Murillo di daerah terkenal Santa Cruz, pusat pariwisata Sevilla. Hotel bertarif 100 Euro per malam ini terletak antara Alcazar dan Cathedral. Alamatnya di Reinoso (Barrio de Santa Cruz) 41004 Sevilla. Ph. 95 421 09 59. Fax. 95 421 96 16.


Berhenti sejenak (berjalan kaki ke hotel Murillo)
Namun seperti halnya di Granada dan Cordoba, di kota ini pun tak mudah mencari tempat parkir. Di berbagai tempat dibangun gedung parkir dengan tarif 24 Euro per hari. Maka akhirnya kami pun parkir di tempat yang berjarak 100 m dari hotel.

Di dekat hotel kami ada toko barang rumah tangga Arje. Alamatnya di pasaje de Andreu, 2 41004 Sevilla. Ph. 95 456 15 91 - 954 56 42 96. Barang-barangnya sungguh unik, indah dan terpakai, buatan dari berbagai negara di Eropa dengan harga terjangkau.

~ flamenco ~

Sevilla berpenduduk 714 ribu dan memiliki berbagai unsur sehingga jika sudah berkunjung ke Sevilla berarti sudah ke Andalusia. Ibukota wilayah otonomi Andalusia ini mempunyai festival tahunan termegah, Semana Santa (Holy Week), dengan best tapas bar, best night life, stylist people di Andalusia, flamenco dan tentu saja adu banteng Matador.

Kami sempat menonton pertunjukan flamenco di Los Gallos Tablao Flamenco, terletak di Plaza de Santa Cruz 11 41004 Sevilla. Ph. +34 954 216 981. Email: info@tablaolosgallos.com.

Pokoknya Sevilla dipenuhi oleh segala kegiatan hiburan yang selalu menyenangkan dari pagi sampai malam. Kecuali jam 3 sore mereka ciesta (istirahat) beberapa saat.

La Giralda

Monumen bersejarah di kota ini antara lain Cathedral, dibangun pada 1401-1519 yang dipugar dari bangunan asli berupa Masjid. Bangunan ini adalah yang terbesar dari semua cathedral gothic dari abad pertengahan yang ada, baik dari segi luas maupun isi. Cathedral ini menggunakan sejumlah elemen asli Masjid, antara lain menara Giralda yang kini beralih menjadi bell tower. Pada ujung atasnya terdapat patung bernama El Giraldillo yang melambangkan faith.

Menara Giralda ini dibangun untuk masjid pada awal abad ke-12 oleh Ahmed Ben Baso, orang yang juga telah membangun menara Koutoubia di Marrakesh, dan menara Hassan di Rabat.


La Cathedral
Berhadapan dengan cathedral terdapat Istana Alcazar yang telah dibangun pada masa Moorish, dimulai tahun 1181 dan berlanjut hingga 500 tahun. Bangunan ini bergaya Mudejar dan juga Renaissance. Taman-tamannya gabungan dari tradisi Moorish, Andalusian, dan Kristiani.
Sering disebut Reales Alcazares karena terdiri dari kelompok bangunan istana yang dulunya menjadi pusat pemerintahan dan tempat tinggal raja-raja.

Gerbang Alcazar


Istana Alcazar

Ada pula Torre del Oro yang dibangun pada masa dinasti Almohad, berfungsi sebagai watchtower dan menjadi pembatas aliran sungai. Nama Arabnya, Bury Al Dahab, berarti Menara Emas, karena bagian atasnya memang dilapisi emas yang melambangkan matahari, dan dapat terlihat kilapnya dari jarak sekian kilometer.

Torre del Oro


Adu Banteng

Karena jadual yang padat kami tidak sempat melihat adu banteng, tapi Mala dan Ucha sempat melihat stadion sekaligus museum adu banteng di Sevilla. Walaupun adu banteng terdapat juga di Portugal dan Amerika Selatan, namun Spanyol, khususnya Andalusia, adalah true home dari adu banteng.


Pertandingan utama ada pada pertengahan Mei di Madrid sebagai bagian dari perayaan Santa Isidro. Adu banteng adalah seni, way of life, kekejaman, mata pencaharian dan tentu saja bisnis. La lidia adalah seninya. Pada abad ke-18, King Carlos 111 melarangnya, tapi tidak lama karena kemudian penerusnya segera menghidupkannya lagi.

Pada abad ke-19 sekolah matador didirikan di Seville dan sekaligus dengan peternakan banteng unggul toro bravo. Museum adu banteng di mulai pertengahan Februari di Aljavir dekat Madrid, membuka perayaan hari San Blas. Biasanya dipertandingkan tiga banteng dengan tiga matador.


Stadion Adu Banteng

Matador tentu saja sang bintang di lapangan. Itu semua gabungan keterampilan kaki, tangan dan kecepatan mata dan pengambilan keputusan dalam bilangan detik untuk menguhjamkan pedang ke jantung sang banteng. Adu banteng berlangsung kira-kira 20-30 menit. Beberapa bilah kayu dengan hiasan warna warni ditancapkan di leher banteng untuk membangkitkan kemarahannya. Jika semuanya berjalan lancar setelah pedang terhujam di sasaran yang tepat, kedua kaki belakang banteng berlutut dan penonton akan berteriak histeris, sebagian menangis dan perlahan banteng roboh.


Ada kalanya matador gagal menghujamkan pegangnya dan banteng menyeruduk matador biasanya bagian paha menembus ke perut. Jika demikian maka segera dilarikan ke ruang medis dan tidak jarang berujung ke kematian. Walaupun tangis para keluarga mengiringi kematiannya tapi sang matador telah melaksanakan tekadnya, membunuh atau dibunuh, sesuai la lidia.


Sejarah Sevilla

Pada 712 M Bangsa Moor datang ke Sevilla dan mengambil alih kota ini dari kaum Visigoth. Muslim Sevilla, yang disebut Ishbiliya, sempat menjadi taifas (kesultanan) terkuat di Spanyol setelah kekhalifahan Cordoba jatuh pada 1031. Pada saat itu raja penyair Al-Mutamid yang memegang tampuk pimpinan di Istana Alcazar.




Lima abad kemudian pasukan Islam dari Morocco, Almohad, menaklukkan Muslim Spanyol, dan menjadikan Sevilla sebagai ibukota kerajaan. Mereka juga membangun masjid yang besar, yang mana kini menjadi cathedral. Namun kekuasaan Almohad di Spanyol akhirnya ambruk, dan jatuh pada Fernando III dari Castilla pada tahun 1248.

Setelah itu Sevilla pun berkembang menjadi salah satu kota terbesar, terkaya dan disebut-sebut paling kosmopolitan di dunia. Mulailah tumbuh bangunan-bangunan bergaya Rennaissance dan baroque dan banyak seniman ternama Spanyol lahir di sini. Sebut saja pelukis Zurbaran, Murillo, Valdes leal serta pemahat Juan Martinez Montanes dan Pedro Roldan.


Era revolusi industri membawa kemajuan di satu sisi, namun juga melemahkan di sisi lain. Sevila pun jatuh dengan cepat ke tangan kaum Nasionalis pada awal perang sipil di Spanyol (1936), meskipun ada pertentangan terus menerus dari kelas pekerja yang sempat menimbulkan banyak korban. Dan pada 1980-an, saat Felipe Gonzales, seorang asli Sevilla (sevillano) menjadi Perdana Menteri, Sevilla pun resmi menjadi ibukota dari wilayah otonomi Andalusia hingga kini.

A Night at Seville

No comments :