Tinggal landas dari Dubai, kami mendarat di Paris sore hari, dijemput oleh Yayan, seorang asal Garut yang sudah lama tinggal dan bekerja di sana.
Setelah ngopi sambil menghirup udara segar di awal musim semi di Paris, kami pun check in untuk terbang ke Pau, sebuah kota kecil di Prancis Selatan, dgn pesawat Air France yang sudah merger dgn KLM Belanda. Ini adalah tujuan utama perjalanan kami, yaitu mengunjungi anak gadis kami, Gita Kemala, yang tinggal di sana. Ia kini bekerja di perusahaan minyak Prancis, Total.
Setelah dua jam perjalanan udara, kami pun mendarat di Pau. Di sana Mala telah menjemput kami dengan penuh suka cita. Maklum ini adalah kali pertama kami mengunjunginya.
Setelah ngopi sambil menghirup udara segar di awal musim semi di Paris, kami pun check in untuk terbang ke Pau, sebuah kota kecil di Prancis Selatan, dgn pesawat Air France yang sudah merger dgn KLM Belanda. Ini adalah tujuan utama perjalanan kami, yaitu mengunjungi anak gadis kami, Gita Kemala, yang tinggal di sana. Ia kini bekerja di perusahaan minyak Prancis, Total.
Setelah dua jam perjalanan udara, kami pun mendarat di Pau. Di sana Mala telah menjemput kami dengan penuh suka cita. Maklum ini adalah kali pertama kami mengunjunginya.
Kota Tua Pau |
Pau adalah kota kecil yang hanya berpenduduk 85 ribu, namun indah dan teratur. Pau terkenal karena udaranya yang mild, penuh dgn taman kota dan bunga-bunga. Banyak jalan-jalannya berupa boulevard. Yang terbesar yaitu boulevard Pirenia, yaitu sebuah pegunungan yang indah di perbatasan Prancis dan Spanyol.
Pegunungan Pirenia |
Kota yang merupakan bagian dari region Aquitaine ini adalah kota tua, yang pernah menjadi rumah Raja Henri IV. Pada abad ke-19, kota ini menjadi tempat favorit olah raga musim dingin bagi orang-orang kaya Amerika dan Inggris. Lapangan golf di kota ini adalah yang tertua di Prancis.
Sungai yang Membelah Kota Pau |
Mala tinggal di apartemen dengan dua kamar tidur yang jaraknya 200 meter dari halte bus. Bus menjadi alat transportasi utama di sini. Mala sendiri sehari-hari mengendarai mobil Polo diesel 1 liter/20 km. Katanya ia mengisi bensin hanya sebulan sekali, wah... irit banget ya... Sayang selama jalan-jalan di sana saya tidak boleh menyetir, karena asuransinya atas nama Mala dan tidak berlaku untuk orang lain.
Kami makan malam pertama di restoran Le Berry dengan speciality bebek paha goreng dengan madu. Bebeknya besar sekali :-)
Di Pau kami hanya dua malam saja, karena 10 hari berikutnya kami akan tour ke Morocco. Adios Amigos!
(DSP)
No comments :
Post a Comment