Java New Year's Concert 2009

Setelah melalui persiapan hampir sepanjang tahun 2008, akhirnya Java New Year's Concert (JNYC) 2009 digelar di Taman Budaya Jogjakarta tanggal 1 Januari 2009 dan di Taman Ismail Marzuki 4 Januari 2009. Tahun ini judulnya Pianississimo, karena menampilkan tiga buah grand piano dengan 6 orang pemain yang berarti 60 jari-jari.

Ananda Sukarlan, Bernadeta Astari, Joseph Kristanto

Alfred Young Sugiri dan Elisabeth Alford

Konser kali ini, di samping mengetengahkan Ananda Sukarlan, juga soprano muda terbaik saat ini, Bernadetta Astari (20), yang sedang menempuh pendidikan di Belanda, serta bariton Joseph Kristanto yang baru menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Hochschule fur Musik, Freiburg. Juga tampil Elizabeth Ashford dari Inggris pada flute, dan tentunya Chendra Panatan sebagai koreografer.

Inge Melania Buniardi

Konser berlangsung semarak karena penampilan juara dan finalis Ananda Sukarlan Award 2008: Inge Melania Buniardi, Randy Ryan, Handy Suroyyo, Victoria Audrey Sarasvathi, Sheila Victoria Pietono, dan Alfred Young Sugiri. Kesemuanya terbilang amat muda (belasan tahun) namun telah mampu mencapai tingkat kesulitan permainan piano layaknya pianis dewasa.


Sheila, Victoria, Randy, Inge

Rupanya kehadiran JNYC yang keempat kalinya ini telah mendapat tempat di hati para penggemar musik klasik di Indonesia. Penampilan di Jogja dan Jakarta telah begitu memukau sehingga panitia terpaksa menjual tiket berdiri untuk menambah ruang bagi penonton yang membludak.

Selain merayakan pergantian tahun, konser ini juga untuk memperingati dua hal penting yang terjadi pada 2009.

Yang pertama, peringatan 200 tahun wafatnya komponis Austria, Joseph Haydn (1732-1809). Untuk itu, Ananda membuka konser dengan dua karya pendek: Haydn: menuet sur le nom de Hay karya Maurice Ravel, dan karya Ananda yang dimainkan untuk tangan kiri saja, yakni Haydn Seek.

for left hand only

Sedang Randy Ryan, pianis yang berusia 13 tahun ini memainkan Sonata. Karya Haydn itu biasanya dimainkan oleh pianis dewasa. Tapi Ryan membawakannya tanpa kesulitan.

Victoria Audrey & Randy Ryan

Peristiwa kedua adalah berakhirnya pemerintahan George W. Bush. Komposisi I Sit and Look Out diciptakan Ananda saat ia merasa sedih atas terpilihnya Bush pada re-election 2004. Karya ini diciptakan Ananda berdasarkan puisi penyair besar Amerika, Walt Whitman.

Selain itu, sejumlah komposisi Ananda Sukarlan yang dimainkan pada malam itu merupakan inspirasi dari puisi-puisi karya Eka Budianta, Hasan Aspahani, Medy Loekito dan Ook Nugroho.

Ada pula puisi karya Sapardi Djoko Damono, yakni 4 Sonet Untuk Andy, Pengamen, yang dihadiahkan kepada Ananda. Ananda menerjemahkan puisi itu menjadi sebuah karya piano. Judulnya Mahasunyi yang Meniti Butir-butir Gerimis.


"As i always say, i am inspired by people," ujar Ananda. Ia pun juga menampilkan nomor-nomor yang inspirasinya didapat dari lukisan, misalnya yang berjudul Rescuing Ariadne. Karya paduan flute dan piano itu terinspirasi dari lukisan Bacchus and Ariadne karya pelukis Italia, Titian, yang berjudul Bacchus & Ariadne.

"Karya dan pemikiran orang-orang, cinta serta persahabatan adalah hal-hal yang telah dan masih sangat menginspirasi bagi saya." Maka pada karya lukisan Asep Berlian: Dua Jiwa yang meski lukisan ini karya pelukis Indonesia, Ananda tidak melakukan proses dialog dengan pelukisnya. Ia murni menginterpretasikan maknanya secara sepihak setelah melihat lukisan ini di rumah Arifin Panigoro. Hingga terciptalah komposisi berjudul Schumann’s Psychosis yang ditampilkan dengan koreografi tari karya Chendra Panatan. Karya ini merupakan pandangan Ananda terhadap kelainan multiple personality yang diderita komponis besar Robert Schumann.



Schumann's Psychosis

Karya ini ditulis untuk 3 piano dengan 2 pianis pada masing-masing piano, maka totalnya ada 12 tangan dengan 60 jari-jari. Ini merupakan karya original pertama di dunia yang ditulis dengan formasi demikian. Ananda telah menorehkan sejarah dalam permainan piano.

Karya tari juga ditampilkan Chendra dalam karya Ananda untuk dua piano: The Humiliation of Drupadi. Dalam karya ini, tampil bagian di mana Dewi Drupadi dipermalukan saat Pandawa kalah bermain judi dengan Kurawa.

The Humiliation of Drupadi
Dalam karya The Humiliation of Drupadi dan Schumann Psychosis, tiga penari muda berbakat dengan prestasi internasional, yaitu Adisna K. Arimawan, Marich Prakoso dan Siko Setyanto menampilkan gerakan yang sangat memukau.

Menjelang selesainya pertunjukan, Ananda memperkenalkan sebuah karya Andhanu Candana, komponis belia berusia 15 tahun. Andhanu menulis Fantasie yang khusus dimainkan dengan empat tangan yang dimainkan pada satu piano.

Andhanu Candana

Di ujung acara, Andhanu naik ke panggung dan mendapatkan aplaus yang sangat panjang dari penonton. Ananda menjulukinya "sangat berbakat".

Seni musik, tari, syair dan lukisan berpadu dengan harmonis di JNYC 2009 ini. Sangat luar biasa.


Pada penutupan acara diserahkan bunga dan beasiswa pianis muda sebesar Rp 109 juta oleh Juliana Leo, Aurora Tambunan, Dedi Panigoro, Gayatri Iskandar dan Giring 'Nidji'.



Sampai bertemu di Java Music Camp 2009 di Jogjakarta bulan Desember 2009 mendatang...!



links:

It's Quite Amazing!

Koran Tempo - Nada Puisi Pianississimo


Sinar Harapan - Dahsyatnya Piano

Media Indonesia - World Premiere Ananda Sukarlan

No comments :