Berkunjung ke Tanah Karo (2)
Keesokan harinya, setelah sarapan pagi, kami menjemput Ija Anwar, adik ipar kami, di hotel Sibayak Berastagi. Ija seorang arsitek muda yang berani meninggalkan Jakarta untuk mengembangkan Taman Simalem, sebuah resor perawan di bukit Merek, di tepi Danau Toba.
Bersama adik ipar Ija Anwar
Setelah perjalanan selama satu jam, kami memasuki daerah hutan indah dan bersih dan segera tampak gerbang Taman Simalem.
Pintu gerbang Taman Simalem
Kami sempat terkejut karena tiket masuk seharga Rp 150.000 per mobil termasuk kupon makanan senilai Rp 50.000. Namun begitu masuk, kami paham bahwa tiket masuk tersebut wajar karena resor tersebut dilengkapi dengan infrastruktur yang modern.
Ampi Theater
Di dalamnya jalan-jalan tertata rapi, dilengkapi dengan camping ground, flower nursery, helipad, argo tourism farm, restoran, ampi theater dan last but not least adalah pemandangan yang menakjubkan ke Danau Toba. Taman Simalem ini terletak di arah Barat Daya danau.
Pemandangan di Taman Simalem
Pemandangan Danau Toba
Bicara mengenai danau Toba, tak banyak yang tahu bahwa danau ini adalah salah satu danau vulkanik terbesar dan terdalam di dunia.
Air terjun di Taman Simalem
Di area Taman Simalem yang luasnya 200 ha ini terdapat beragam flora dan fauna. Di mana-mana kerap terdengar suara orang utan dan kera.
Taman ini juga dikembangkan sebagai agrotourism dan telah ditanami jeruk, loquat, markisa, terong Belanda, jambu, teh, kopi dan alpukat.
Bunga Edelweiss
Untuk informasi Taman Simalem, dapat menghubungi no telp. (62-21) 4577616 dan fax. (62-21) 4577605. Website: www.tamansimalem.com dan E-mail: info@tamansimalem.com.
Setelah puas mengelilingi taman indah ini, tibalah waktunya berpisah dengan Ija. Maka dengan perasaan galau, kami pun berangkat lagi menuju Medan.
No comments :
Post a Comment