Melihat karena Percaya



Oleh Steve Kosasih*

Anak saya belum lama ini harus mengikuti serangkaian tes psikologi, linguistik, dan matematika (yang harganya selangit) karena sulit mengikuti pelajaran dan dianggap kesulitan berkomunikasi dibandingkan anak-anak sebayanya. Setelah mengikuti tes yang mahal selama berminggu-minggu, anak saya didiagnosis mengidap ADHD alias Attention Deficit Disorder (kesulitan berkonsentrasi dan kelainan hiperaktif) serta disleksia ringan (kesulitas dalam mengeja dan membaca kata-kata). Kesimpulannya anak saya harus mengikuti terapi khusus (yang harganya dua langit) yang harus dilaksanakan oleh tim pendidik khusus, dokter dan psikolog untuk jangka waktu yang lama. Sangat menyedihkan bagi saya dan anak saya.

Melihat kesedihan kami, ibu saya yang sudah 52 tahun berprofesi sebagai pendidik bahasa menawarkan dirinya mengajar anak saya itu seminggu tiga kali. Dalam waktu 3 bulan sejak ibu saya melatih cucunya itu, kemajuannya sangat pesat. Anak saya sudah mulai membaca dan mengeja dengan baik, komunikasinya pun lebih lancar dan dia pun menjadi jauh lebih ceria. Waku saya tanya kepada ibu saya bagaimana dia bisa mengajar anak saya yang konon menderita ADHD dan disleksia itu, beliau menjawab “Oh, Mami tidak tahu soal hal-hal aneh itu. Di mata Mami, anakmu itu anak yang pintar dan cerdas, jadi Mami ajar seperti anak yang pintar dan cerdas. Mungkin selama ini dia belum mendapat guru yang tepat.”

Percaya karena melihat

Gillian Lynne adalah seorang koreografer, artis, dan sutradara terkenal yang menciptakan berbagai film dan karya musical terkenal seperti Muppet Show dan Phantom of the Opera.

Pada masa kecilnya, Gillian Lynne divonis sebagai anak bodoh yang memiliki kelainan otak sehingga sulit berkonsentrasi dan menyerap pelajaran. Guru-gurunya menyarankan agar orangtua Gillian mengobati penyakitnya atau mengeluarkannya dari sekolah karena tak ada harapan.

Suatu hari, ibunya membawanya kepada seorang dokter yang menemukan bahwa Gillian sama sekali tidak bodoh, dia hanyalah seorang anak yang memiliki passion dan bakat yang tinggi dalam menari. Ibunya menyekolahkan Gillian di Royal Ballet School, London dan sejak hari itu kariernya terus menanjak sehingga dia menjadi sangat terkenal, mendirikan perusahaan Gillian Lynne Dance Company hingga menjadi jutawan (dalam mata uang poundsterling).

Sebagaimana kita percaya

Untung Gillian tidak ke dokter yang salah, kalua tidak, mungkin dia divonis menderita ADHD, harus menjalani terapi seumur hidupnya, dan tumbuh sebagai perempuan dengan percaya diri rendah. Kadang kita melihat hasil ujian atau rapor anak-anak kita lalu percaya bahwa anak-anak itu tidak memiliki kemampuan yang baik. Lebih parah lagi kadang kita melakukan itu kepada diri sendiri dan percaya bahwa kita tidak mampu atau akan gagal melakukan sesuatu. Hasilnya dapat ditebak, yang berpikir dirinya akan gagal hamper pasti benar-benar gagal.

Tuhan tidak pernah salah menciptakan manusia. Banyak agama dan kitab suci mengajarkan “sebagaimana engkau percaya, begitulah dirimu” dan “mintalah, maka Allah akan memberikannya kepadamu”. Jikalau benar kita percaya akan kemahakuasaan Pencipta kita, kita harus berhenti hanya percaya karena melihat dan harus mulai bisa melihat karena kita percaya.

*Pemimpin Perusahaan Transportasi Publik

~ o 0 o ~

Sumber: Kompas, 12/11/2015

Sumber gambar: realisticoverdose.com

No comments :