Paris, Halte Terakhir 'Long Journey' Eropa 2023
Nostalgia Bertiga @Karlsruhe
'One Day Trip' ke Negara Bavarian
Hiking Berdua di Jalanan 'Jantung Eropa'
PESONA MASJID SYECH ZAID ABU DHABI
Megahnya Syech Zayed Mosque |
Kami meninggalkan cerita Eropa lalu bergerak ke Abu Dhabi. Persinggahan terakhir sebelum kembali ke Jakarta-Indonesia. Sebelumnya saya sudah meminta Lusi, sekretaris saya untuk mengurus visa di Abudhabi, jaga-jaga saat masuk Abu Dhabi tidak ada kendala apapun.
Namun, yahh kecele. Saat kami tiba di imigrasi Abu Dhabi pasport saya dan Soomy cuma dibubuhi cap saja, padahal Lusi sudah repot-repot mengurusi visa di Jakarta. Jadi, kesannya no visa required, apalagi ternyata orang indonesia populer banget di sini, walaupuan sebagian besar tenaga kerja di Abudhabi, mayoritas dari Banglades, India dan Pakistan.
Tiba di Abudhabi kami menginap di Sofitel, bagi saya ini adalah penerimaan terbaik selama perjalanan kami di Eropa hingga Abudhabi. Beruntungnya lagi tipe kamar kami diupgrade menjadi suite room.
Syech Zayed Mosque |
Kami check-in di lantai 39 dengan tipe kamar suite room. Kesannya Sofitel hanya menjual kemewahan bisa dilihat dari fasilitas kamarnya, Sofitel ini terletak di pantai, namun sayangnya terhalang high way, jadi seperti bukan di pantai saja.
Esok harinya kami menuju salah satu destinasi wisata wajib di Abudhabi. Masjid Syech Zayed Mosque. Masjid Agung Abu dhabi ini sangat megah dan indah, didominasi warna putih. Manajemennya bagus sekali seperti hotel bintang lima.
Salah satu spot di Masjid Syech Zayed.
Setelah drop off di lokasi masjid, kita dibawa turun dengan eskalator ke lobi penerimaan, mirip seperti di Plaza Senayan. Tiba di lobi ini semua tersedia, mulai dari toko oleh-oleh, makanan dan minuman, semua lengkap. Untuk masuk ke area mesjid kita harus daftar dengan aplikasi. Setelah daftar kita dapat mengelilingi masjid dan disediakan kendaraan. Kami diangkut dengan travelator atau bugy car, lalu dengan eskalator naik lagi ke masjid. Di atas permukaan tanah hanya ada taman, kolam dan gedung masjid.
Tiang Masjid yang terbuat dari emas Italia 24K |
Konsep Masjid ini mirip seperti Taj Mahal, Syech Zayed sendiri menginisiasi pembangunan masjid ini, sehingga beliau juga yang mengumpulkan arsitek terbaik, bahan terbaik dengan kualitas terbaik untuk pembangunan mesjid ini. Sehingga pembangunan mesjid ini memang direncanakan dengan baik, bahkan Syech Zayed meninggal dunia sebelum masjid ini selesai. Namun dengan perencanaan yang sangat profesional, masjid ini selesai dan diberi nama Syech Zayed Mosque.
SURAT CINTA DARI PRAHA
Praha Notes
Tengah Kota Praha |
Setelah berkunjung ke Hungaria, kami melanjutkan perjalanan ke Praha, sebagai Ibu kota dari negara Cekoslowakia. Praha atau disebut juga dengan Prague, kota yang sangat cantik, karena sebagian besar bangunannya bergaya heritage, bohemian. Banyak sekali peninggalan sisa-sisa penjajahan komunis di kota ini. Meski sekarang negara ini sudah berubah ideologi dari komunis menjadi liberal demokrasi, namun sepertinya tidak membuat bangsa Ceko tersekat-sekat.
Sepanjang jalan saya melihat banyak perluasan kota dengan gaya modern, namun seninya tetap dipertahankan. Seperti bangunan dengan fondasi telapak tangan. Bangunan heritage yang terkenal di Praha adalah Prague Castle. Ini menjadi peninggalan sejarah Ceko pernah menjadi sebuah kerajaan di masa lampau.
Prague dan bangunannya |
Transportasi di negara ini bervariasi, tersedia Tram, Bus, MRT. Dalam padangan saya kehidupan perekonomiannya tampak lebih bergulir dibandingkan dengan Hungaria.
Penduduk negara ini terutama yang wanita menarik perhatian saya. Wanita di negara ini mirip seperti Luci sekretaris saya dan Raisa seperti staf saya. Namun saya tidak menemukan wanita dengan wajah Widyawati (heheheh)
Resto Favorit Somya |
Saya juga jarang menemukan anak kecil di negara ini. Sepertinya negara-negara Eropa semakin jauh dari pertambahan jumlah penduduk. Saya baca di koran-koran, pertumbuhan penduduk di Eropa sangat rendah, Aida (My Writer) mengatakan pada saya istilah itu dikenal dengan nama Demografi Winter, adanya penurunan jumlah kelahiran di negara-negara Eropa, karena perubahan ideologi dalam hal memiliki keturunan atau generasi selanjutnya.
WISATA SEJARAH ALA BUDAPEST
Hungaria Notes
Sepuluh Juni saya dan Somya tiba di Hungaria, kami check in di Ibis Merah. Hotel ini berada di tengah kota Hungaria. Untungnya di sebelah Ibis ada resto Burger King, sehingga tidak sulit untuk mencari makanan. Kami disambut dengan sambutan istimewa di hotel, saya kira sambutan istimewa ini terasa hangat, karena Hungaria kota kecil. Saat tiba di hotel waktu Hungaria sudah menjelang sore. Cocok sekali untuk jalan-jalan.
Hungaria pernah berjaya sekitar tahun 1850 dalam sistem Kerajaan Hungaria. Namun, setelah perang dunia pertama dan kedua, negara ini menjadi sulit bangkit, sekitar tahun 1980-an Hungaria bergabung dengan NATO dan kemudian dibantu dalam kebijakan ekonomi oleh Uni Eropa, terutama setelah pemerintahan komunis jatuh dan Hungaria melakukan revolusi Hungaria. Sampai saat ini, sisa peninggalan komunis masih banyak ditemui, bahkan dijadikan sebagai bukti sejarah dalam bentuk musium. Masih untung ya komunis di negara ini dibanding di negara-negara lain.
Gedung Parlement Budapest |
Saat berjalan-jalan, kami tidak melihat ada mobil yang mewah, mayoritas yang terlihat station car middle size Eropa, termasuk Mobil Skoda yang sudah diambil oleh perusahaan VW Jerman. Terasa sekali tingkat ekonomi negara ini lebih bawah dibanding Austria.
Namun, Budapest cukup menarik untuk wisata sejarah, selain bangunan sisa komunis, juga bisa ditemui banyak sekali stadiun sepak bola dengan ukuran yang besar, kesemuanya menjadi saksi sejarah, bahwa Hungaria pernah berjaya dalam hal sepakbola saat masa kecemerlangan Kiper Puskav.
Ornamen Patung di Budapest |
Kekhasan bangunan-bangunan di Budapest berusia lebih dari 200 tahun, saya bisa melihat bangunan gedung Retrovit meski sangat jarang, sisanya bangunan bergaya heritage yang megah, style jembatan Sungai Danube yang mendunia, sempat diabadikan dalam karya John Strauzz Waltz. Jembatan itu sangat terkenal dan tampak kokoh.
Khas Arsitektur Jembatan Budapest |
WARSAWA SEKALI PANDANG
Polandia Notes
Setelah perjalanan dari Praha, kami melanjutkan perjalanan ke Warsawa-Polandia. Tiba di Warsawa, langsung check in di Novotel Warsawa, kamar kami letaknya di Top Floor Executive Lantai 31. Begitu sampai di hotel sudah jelang malam, saya memilih istirahat setelah perjalanan yang lumayan melelahkan dari Praha.
Patung-patung di Warsawa |
Keesokan harinya kami mulai mengelilingi Warsawa, pagi ini kami mengunjungi pusat turis Royal Castle. Dari Novotel menuju Royal Castle bisa menggunakan bus dengan No.180 atau pilihan lainnya dengan berjalan kaki.
Patung di Warsawa |
Polandia ibarat raksasa yang baru bangun tidur, penduduknya sebanyak 40 juta jiwa, jumlah ini empat kali lebih banyak dari penduduk dari negara di sekitarnya, tapi ini tidah termasuk Rusia ya. Menariknya Warsawa saat ini sedang melakukan pembangunan gedung-gedung baru. Kondisi ini sangat menonjol karena gedung-gedung tua peninggalan perang dua kedua tetap dipelihara dengan sangat baik.
Royal Castle |
Objek wisata utama Warsawa yaitu Old Town, atau lazim disebut Royal Castle yang dibangun pada abad ke-14 oleh Raja Zygmunt ke-3 dengan nama Vasa The Castle. Lalu pada tahun 1944 dihancurkan oleh Jerman. Kemudian pada tahun 1971, Polandia kembali dibangun dengan dana gotong royong, sekarang Royal Castle menjadi pusat lukisan penting Eropa. Banyak sekali pameran lukisan dan fotografi sisa peninggalan perang dunia kedua yang bisa kita nikmati di Royal Castle Warsawa.
Polandia ternyata memiliki sejarah yang kental dengan pemusik legendaris Mozart. Komposer Mozart yang legendaris ternyata lahir di Polandia, meski meninggal di Paris. Mozart memang menginspirasi dimanapun ia berada, sehingga patungnya bisa kita temui bukan saja di Polandia, namun juga di Austria sebagai tempat ia berkarya dan melahirkan banyak karya-karya fenomenal.
NEGERINYA PEMUSIK DUNIA
Austria Notes
Perjalanan menuju Wien kami tempuh selama enam jam dengan menggunakan kereta api cepat. Saat berada di stasiun Wien. Ada sebuah tempat makan yang menjadi favorit kami bernama, SOM KITCHEN. Selain karena makanannya enak, tentu saja karena namanya sama dengan nama Somya, istri saya. Stasiun Wien sangat besar dan modern, lebih mirip seperti airport.
Resto Favorit kami di stasiun Wien |
Tiba di Wien kami langsung check in di Novotel Ibis atau disebut juga di Wien sebagai NoBis. Hotel ini berukuran besar seperti Novotel Bukittinggi. Di sini tersedia sejumlah 500 kamar. Dalam kota Wien sendiri banyak menggunakan transportasi Tram atau MRT yang terintegrasi dengan sangat baik. Malam pertama di Wien dengan sambutan yang hangat.
Putri di depan Hotel Ibis |
Menarik sekali, saat kami menginap di sini, di depan NoBis sedang ada pameran tanaman, sehingga pemandangannya menjadi hijau dan segar.
Pameran di depan Hotel NoBis
Berkunjung ke Wien artinya bernostalgia tentang adikaryanya Johan Strauss. Bahkan di Wien tersedia taman Johann Strauss, kita bisa melihat plang tamannya dengan nama 13 Johann Strauss Platz Der Hietzinger Bevolkerung Gewidmet. Strauss terkenal dengan musik Waltz nya yang mendunia. Selama di Wien, jika kita ingin mendengarkan summer concert juga tersedia di Channel ORF2 pada jam 21.20 waktu Wien.
Mengunjungi Austria tidak sah jika tidak mengunjungi cafe yang pertama kali digunakan oleh Johan Strauss saat performa dengan Biolanya, yakni sekitar tahun 1825. Cafe itu diberi nama CAFE DOMMAYER. Selain Johann Strauss, jangan lupa juga mengunjungi rumah pemusik legendaris, Mozart yang terletak di city center.
Cafe pertamakali John Strauss memainkan biolanya.
MENGUNJUNGI LJUBIJANA
Slovenia Notes
Dari Venice kami melanjutkan perjalanan ke Slovenia, negara yang menjadi salah satu negara pecahan dari Yugoslavia. Ibukotanya dikenal dengan nama Lubyana atau biasa ditulis dengan ejaan Ljubijana. Perjalanan kami menuju Lubyana menggunakan bus yang bagus, dengan kecepatan 100 km per jam.
Ada sebuah cerita unik. Saat saya dan istri turun di stasiun utama dengan bus kota Lubyana. Kami tiba di siang hari, dalam kondisi kami lapar. Akhirnya kami putuskan untuk makan di restoran Thailand. Waktu masuk ke dalam, kami sangat terkejut, karena semua pramusajinya orang Indonesia, ternyata restoran itu dipimpin oleh arsitek ITB yang kecantol dengan guru TK yang cantik di Lubyana, mereka menikah dan menetap di Lubyana.
Restoran Thailand dikelola oleh alumni ITB
Mengunjungi Lubyana seperti mengunjungi sebuah kota kecil yang indah, luas negara ini hanya 20.273 kilometer persegi. Kami menginap di hotel The Fuzzy Log, hotel ini masih groupnya Ibis Ljubijana. Kamar hotel ini mirip seperti cabin dan capsule, karena didesain bergaya minimalis modern.
Bagi saya, hampir semua yang ada di kota ini tampak indah, mulai dari barang-barangnya yang unik, patung-patung yang indah menghiasi Lubyana. Sepertinya negara ini banyak sekali menghasilkan patung-patung yang indah, berdasarkan berita yang ada, sebagian besar patung-patung tersebut dieksport ke Eropa lalu dibeli oleh orang-orang kaya di Eropa secara luas.
Wisata alam yang terkenal yaitu Danau Bled yang menjadi tujuan wisata di Slovenia, uniknya di tengah Danau ini terdapat gereja yang bisa ditempuh dengan perahu lokal yang disebut dengan Pletna. Sepertinya jumlah gereja di negara ini lebih banyak daripada pusat perbelanjaannya.
Icon Kota Lubyana |