Oleh Lieke Kusumaida
Sejongno, Gwanghwamun, Seoul |
Korea Selatan adalah salah satu negara maju di kawasan Asia selain Jepang dan Tiongkok. Korea Selatan terkenal dengan budaya K-Pop atau “Hallyu” (Gelombang Korea) yang sedang menyebar keseluruh belahan dunia. Dengan adanya Hallyu, banyak orang ingin mempelajari bahasa dan budaya Korea Selatan. Tidak hanya budaya pop-nya saja, Korea Selatan juga terkenal dengan industri elektroniknya seperti Samsung dan LG, serta industri otomotif seperti Hyundai dan KIA.
Sebelum mencapai kemajuan ekonomi seperti sekarang ini, Korea Selatan pernah mengalami kehancuran pada masa penjajahan Jepang (1910-1945), pemisahan bangsa Korea oleh sekutu (1945) dan Perang Korea (1950-1953), yang mengorbankan jutaan jiwa dan menghancurkan semua fasilitas industri dalam negerinya. Setelah mengalami masa perang yang berkepanjangan, Korea Selatan menjalankan program pembangunan ekonomi yang dinamakan “Miracle on the Hangang River”. Program ekonomi ini dicetuskan oleh presiden Park Chung Hee (1963-1979), di mana salah satu strateginya adalah pembangunan ekonomi beriorientasi ekspor.
Pada tahun 1960-an, komoditas ekspor utama Korea Selatan adalah produk industri ringan yang diproduksi di pabrik kecil dan barang mentah. Lalu pada tahun 1970-an, Korea Selatan mulai mengekspor produk industri berat. Pemerintah juga meningkatkan infrastruktur, melakukan pemerataan pembangunan, dan membuat kebijakan yang memacu semua industri baik yang besar maupun kecil agar dapat berkembang. Perkembangan industri manufaktur berdampak langsung pada penciptaan lapangan pekerjaan. Ini yang menjadi pondasi penting bagi peningkatan perekonomian Korea Selatan. Sebagai hasilnya, Korea Selatan berhasil meningkatkan volume ekspornya dari US$ 32.8 juta di tahun 1960 menjadi US$ 559.6 miliar di tahun 2013. Kemudian produk domestik bruto per kapitanya naik dari hanya US$ 60 pada tahun 1948, menjadi US$ 26,205 di tahun 2013.
Sadar akan keterbatasan sumber daya alamnya, Korea Selatan mengembangkan sumber daya manusia untuk meningkatkan perekonomian dan industrinya. Sejak tahun 1948 Korea selatan membangun sekolah yang menggunakan sistem pendidikan yang modern, kemudian pada tahun 1953 setiap anak wajib mengikuti pendidikan dasar 6 tahun. Saat ini, Korea Selatan menjadi salah satu negara yang mempunyai tingkat melek huruf tertinggi di dunia. Selain meningkatkan SDM, Korea Selatan juga memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mendirikan Korea Institute of Science and Technology (KIST) dan Kementerian Pengetahuan dan Teknologi (MOST) pada tahun 1966 dan 1967. Pada awalnya. Korea Selatan hanya menyerap dan menggunakan teknologi asing, namun sejak tahun 1980-an mereka mulai mengembangkan proyek R&D untuk meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk sumber daya manusianya. Hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang Korea Selatan memiliki industri pembuatan kapal, semi konduktor, baja, elektronik, otomotif, dan lain-lain yang bermutu tinggi.
Kemajuan Korea Selatan juga tidak terlepas dari peran masyarakatnya sendiri. Masyarakat Korea Selatan lebih mementingkan urusan kenegaraan dibandingkan dengan urusan pribadi (Yang Seung-Yoon dan Mochtar Mas’oed, 2003). Selain itu, masyarakat Korea Selatan sangat mencintai tanah airnya yang diwujudkan dengan menggunakan hasil produksi dalam negeri. Kecintaan masyarakat pada tanah airnya mencangkup cinta kepada ideologi, tradisi dan kebiasaan yang menciptakan identitas nasional. Masyarakat Korea sangat mudah disatukan teruma ketika menghadapi situasi yang sulit. Contohnya pada tahun 1998, untuk memulihkan krisis keuangan, masyarakat Korea Selatan menyumbangkan emasnya secara sukarela. Gerakan ini berhasil mengumpulkan emas senilai US$ 20 miliar. Selain itu, masyarakat Korea Selatan dikenal pekerja keras dan disiplin. Hal ini disebabkan masyarakat Korea Selatan banyak mengalami masa sulit, sehingga mereka berusaha keras memperbaiki kehidupannya.
Dari penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kunci sukses kemajuan Korea Selatan selain ditunjang oleh strategi kebijakan pemerintahnya, juga ditunjang oleh karakter masyarakatnya yang bekerja keras, disiplin, serta mempunyai rasa nasionalitas yang tinggi. Rasa nasionalisme tersebut direalisasikan dengan mencintai produk, perusahaan, dan budayanya sendiri, sehingga dapat berjaya di dalam negeri sekaligus di luar negeri. Di samping itu, tenaga kerja yang terlatih, situasi dalam negeri yang kondusif dan pemerintahan yang relatif bersih juga ikut berperan dalam memajukan Korea Selatan.
Referensi:
- - Facts about Korea, 2007 edition, Korean Overseas Information Service.
- - Yang Seung-Yoon dan Mochtar Mas’oed. Masyarakat, Politik dan Pemerintahan Korea: sebuah pengantar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2003.
- - The Korean Economy - the Miracle on the Hangang River. korea.net. Diakses tanggal 27 Desember 2015.
- - Koreans give up their gold to help their country. news.bbc.co.uk. Diakses tanggal 27 Desember 2015.
- - Sumber gambar dari Pixabay.com
No comments :
Post a Comment