Museum Cervantes

Setelah breakfast di Cordoba kami langsung menuju Madrid karena jarak yang akan ditempuh cukup panjang yaitu 400 km. Pukul 1 siang kami memasuki kota Madrid dan sempat berputar beberapa kali. Alat GPS agak kesulitan memasuki daerah Plaza Mayor, pusat hiruk pikuk kota tempat hotel kami berada.

Kami menginap di hotel Petit Palace San Bernardo 4 di C/ San Bernardo, 3 (Esq. Gran Via, 53), Ph. +34 915 425 115. Email: ber@hthoteles.com.


Plaza Mayor
Setelah check in di hotel, Mala dan Ucha keliling kota karena mereka belum pernah ke Madrid. Pada malam harinya kami makan malan bersama dengan Ananda Sukarlan di restoran Corientes Plaza Mayor, sebuah restoran tua yang sangat hidup. Saat saya merokok kretek selalu menarik perhatian pemgunjung, terutama orang-orang dari negara jajahan Spanyol di Amerika Selatan seperti Columbia, Mexico, Argentina dll.

Besoknya Sommy, Mala dan Ucha city tour terutama ke museum El Prado, sedang saya dan Ananda memilih ke museum Cervantes, seorang penulis drama, penyair dan novelis terbesar Spanyol. Museumnya terletak di kota Alcala del Henares (yang artinya 'istana di dekat sungai Henares'), yang berada di antara kota Madrid dan Zaragoza. Kota ini sedang dikembangkan menjadi kota perdagangan dan pameran.

Ananda Sukarlan di Alcala
Kami naik kereta sekitar 40 menit, lalu tibalah di kota berpenduduk 200.000 itu yang menyerupai kota universitas dan sangat cocok untuk tempat menyelinap menyepi dari kehirukpikukan kota Madrid.

Universitas yang didirikan oleh Cardinal Cisneros menjadi ikon kota Alcala, terlebih dengan keberadaan museum kelahiran pujangga Cervantes yang lahir pada 29 September 1547 dan meninggal di hari yang sama dengan pujangga Shakespeare, yaitu pada 23 April 1616.

Museum Casa Natal de Cervantes ini adalah rumah asli kelahirannya. Museum yang terletak di Calle Mayor, daerah Renaissance yang indah ini buka setiap hari dari pukul 10 pagi sampai 6 sore. Alamatnya di Mayor, 48 Alcala de Henares 28801 Madrid. Ph. 91 889 96 54.


Karya Cervantes yang mendunia adalah Don Quixote, yang disebut-sebut sebagai salah satu karya besar dalam sastra Barat. Pengarang Rusia, Dostoyevsky, menyebut karya ini sebagai, "the ultimate and most sublime work of human thinking." Sedang Perdana Mentri Israel, David Ben Gurion, bahkan sengaja mempelajari bahasa Spanyol agar dapat membaca karya ini dalam bahasa aslinya, dan menganggapnya sebagai bacaan prasyarat untuk menjadi negarawan yang efektif.
Teater Jalanan Don Quixote
Setiap tahun Raja dan Ratu mengadakan sayembara sastra Premio Miguel de Cervantes, yang turut meramaikan kota Alcala. Pemenangnya akan mendapat hadiah 90.000 Euro. Sedang pada musim gugur, diadakan Semana Cervantina, yaitu perayaan hari pembaptisan Cervantes. Pada saat ini seluruh kota akan dihias bertema abad ke-17 dan jalan-jalan akan penuh dengan pameran, musik, dan seni teater jalanan.
"Mencintai musik berarti mencintai kehidupan"
Setelah makan siang, kami bergegas ke stasion KA untuk kembali Madrid bertemu dengan keluarga. Dari sana kami menuju airport dan mengembalikan mobil sewaan lalu terbang ke Paris.
Artikel terkait: Madrid Walks

Cathedral Masjid Cordoba

"Beauty, as truth and righteousness, are an antidote for pessimism."


Cordoba adalah saksi hidup peradaban Islam yang pernah merajai dunia Barat, khususnya Eropa. Saat itu Cordoba menjadi ibukota Spanyol (dulunya kekhalifahan Al-Andalus) yang merupakan salah satu kota terbesar di dunia seiring dengan kemajuan perekonomian, budaya serta politiknya.

Gerbang Mezquita

Tiba di kota ini, Mala memilih hotel Eurostars Maimonides, yang beralamat di Torrijos 4 Cordoba, 14003 Spain. Ph. +34 957 471500. Email: reservas@eurostarsmaimonides.com. Tarifnya sekitar 100 Euro, tergantung dari musimnya.

Lokasi hotel ini sangat strategis. Berada di sebelah Mezquita dan di atas gedung parkir. Ruangannya bagus, bersih, efisien dan makan paginya enak dan lengkap.

Mezquita

Cordoba pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan, yang mana pada tahun 976 perpustakaan Cordoba memiliki lebih dari 400.000 volume buku, mempekerjakan 500 pustakawan, ahli tulis, dokter, sejarawan, ahli geografi dan ahli pembuat salinan. Volume kunjungan ke perpustakaannya pun mencapai 400.000 kunjungan. Sementara perpustakaan - perpustakaan besar di Eropa, volume pengunjungnya jarang mencapai angka seribu.



Di kaki bukit Sierra Morena, pada sisi Barat sungai Guadalquiver, dan 166 km di sebelah tenggara kota Madrid, berdiri tegak sebuah bangunan Cathedral yang dulunya adalah Masjid. Masjid itu pertama kali dibangun oleh Khalifah Abdurahman I pada tahun 787 dan pembangunannya terus dilakukan oleh khalifah-khalifah penerusnya. Pada masanya adalah masjid terbesar kedua di dunia.

Patio de los Naranjos, di dalam Mezquita

Pada saat Reconquista, atau penaklukan kembali Spanyol oleh bangsa Eropa, Masjid ini ditransformasi menjadi gereja. Hingga kini diberi nama La Mezquita-Cathedral, atau Cathedral Masjid Cordoba. Oleh penduduk sering hanya disebut Mezquita saja.

Bangunan Masjid ini sangat kokoh dan tahan gempa, bahkan pada gempa keras yang pernah terjadi tahun 1793 (gempa Lisabon) tidak ada sedikitpun keretakan yang terjadi. Sedangkan bangunan Cathedral dalam bagian Masjid ini yang didirikan pada abad ke-13 M telah mengalami keretakan yang saat ini masih dapat terlihat.


Di bagian dalamnya ditopang dengan ribuan tiang-tiang (kolom) yang ornamennya berukiran Arab. Saat menjadi Cathedral, beberapa tiangnya pun diubah menjadi model basilica, atau bergaya Baroque. Tiang-tiang penopang tersebut terdiri dari batu-batu granit yang berkilat dan saling memantulkan cahaya sehingga dengan cahaya matahari yang sedikit pun cukup menerangi ruangan Masjid.



Tanggal Dua Oktober adalah ulang tahun Ucha. Untuk merayakannya, kami memilih makan malam di El Churrasco Restaurante, alamatnya di Romero, 16 - 14003 Cordoba. Ph. 957 29 40 81. Email: elchurrasco@elchurrasco.com.

Restoran ini spesialis makanan Brazilia, dan rupanya rekomendasi Lonely Planet tepat. Makanannya sangat lezat disertai dengan suasana yang sangat menunjang.

Mengenai harga makanan dan minuman, di Eropa ini harganya berada pada kisaran 1 - 5 Euro untuk minuman, 5 - 10 Euro untuk makanan pembuka dan penutup, dan 10 - 30 Euro untuk makanan utama.

Adu Banteng di Sevilla

Di perjalanan menuju Sevilla ini giliran Ucha pegang setir dan Mala menjadi navigatornya dengan peta dan GPS. Sevilla berada di bagian Barat Laut Malaga dan perjalanan melalui highway ini ditempuh dalam 2 jam.

Mendekati kota, Mala menepi mencari hotel, dan kami beruntung mendapat hotel Murillo di daerah terkenal Santa Cruz, pusat pariwisata Sevilla. Hotel bertarif 100 Euro per malam ini terletak antara Alcazar dan Cathedral. Alamatnya di Reinoso (Barrio de Santa Cruz) 41004 Sevilla. Ph. 95 421 09 59. Fax. 95 421 96 16.


Berhenti sejenak (berjalan kaki ke hotel Murillo)
Namun seperti halnya di Granada dan Cordoba, di kota ini pun tak mudah mencari tempat parkir. Di berbagai tempat dibangun gedung parkir dengan tarif 24 Euro per hari. Maka akhirnya kami pun parkir di tempat yang berjarak 100 m dari hotel.

Di dekat hotel kami ada toko barang rumah tangga Arje. Alamatnya di pasaje de Andreu, 2 41004 Sevilla. Ph. 95 456 15 91 - 954 56 42 96. Barang-barangnya sungguh unik, indah dan terpakai, buatan dari berbagai negara di Eropa dengan harga terjangkau.

~ flamenco ~

Sevilla berpenduduk 714 ribu dan memiliki berbagai unsur sehingga jika sudah berkunjung ke Sevilla berarti sudah ke Andalusia. Ibukota wilayah otonomi Andalusia ini mempunyai festival tahunan termegah, Semana Santa (Holy Week), dengan best tapas bar, best night life, stylist people di Andalusia, flamenco dan tentu saja adu banteng Matador.

Kami sempat menonton pertunjukan flamenco di Los Gallos Tablao Flamenco, terletak di Plaza de Santa Cruz 11 41004 Sevilla. Ph. +34 954 216 981. Email: info@tablaolosgallos.com.

Pokoknya Sevilla dipenuhi oleh segala kegiatan hiburan yang selalu menyenangkan dari pagi sampai malam. Kecuali jam 3 sore mereka ciesta (istirahat) beberapa saat.

La Giralda

Monumen bersejarah di kota ini antara lain Cathedral, dibangun pada 1401-1519 yang dipugar dari bangunan asli berupa Masjid. Bangunan ini adalah yang terbesar dari semua cathedral gothic dari abad pertengahan yang ada, baik dari segi luas maupun isi. Cathedral ini menggunakan sejumlah elemen asli Masjid, antara lain menara Giralda yang kini beralih menjadi bell tower. Pada ujung atasnya terdapat patung bernama El Giraldillo yang melambangkan faith.

Menara Giralda ini dibangun untuk masjid pada awal abad ke-12 oleh Ahmed Ben Baso, orang yang juga telah membangun menara Koutoubia di Marrakesh, dan menara Hassan di Rabat.


La Cathedral
Berhadapan dengan cathedral terdapat Istana Alcazar yang telah dibangun pada masa Moorish, dimulai tahun 1181 dan berlanjut hingga 500 tahun. Bangunan ini bergaya Mudejar dan juga Renaissance. Taman-tamannya gabungan dari tradisi Moorish, Andalusian, dan Kristiani.
Sering disebut Reales Alcazares karena terdiri dari kelompok bangunan istana yang dulunya menjadi pusat pemerintahan dan tempat tinggal raja-raja.

Gerbang Alcazar


Istana Alcazar

Ada pula Torre del Oro yang dibangun pada masa dinasti Almohad, berfungsi sebagai watchtower dan menjadi pembatas aliran sungai. Nama Arabnya, Bury Al Dahab, berarti Menara Emas, karena bagian atasnya memang dilapisi emas yang melambangkan matahari, dan dapat terlihat kilapnya dari jarak sekian kilometer.

Torre del Oro


Adu Banteng

Karena jadual yang padat kami tidak sempat melihat adu banteng, tapi Mala dan Ucha sempat melihat stadion sekaligus museum adu banteng di Sevilla. Walaupun adu banteng terdapat juga di Portugal dan Amerika Selatan, namun Spanyol, khususnya Andalusia, adalah true home dari adu banteng.


Pertandingan utama ada pada pertengahan Mei di Madrid sebagai bagian dari perayaan Santa Isidro. Adu banteng adalah seni, way of life, kekejaman, mata pencaharian dan tentu saja bisnis. La lidia adalah seninya. Pada abad ke-18, King Carlos 111 melarangnya, tapi tidak lama karena kemudian penerusnya segera menghidupkannya lagi.

Pada abad ke-19 sekolah matador didirikan di Seville dan sekaligus dengan peternakan banteng unggul toro bravo. Museum adu banteng di mulai pertengahan Februari di Aljavir dekat Madrid, membuka perayaan hari San Blas. Biasanya dipertandingkan tiga banteng dengan tiga matador.


Stadion Adu Banteng

Matador tentu saja sang bintang di lapangan. Itu semua gabungan keterampilan kaki, tangan dan kecepatan mata dan pengambilan keputusan dalam bilangan detik untuk menguhjamkan pedang ke jantung sang banteng. Adu banteng berlangsung kira-kira 20-30 menit. Beberapa bilah kayu dengan hiasan warna warni ditancapkan di leher banteng untuk membangkitkan kemarahannya. Jika semuanya berjalan lancar setelah pedang terhujam di sasaran yang tepat, kedua kaki belakang banteng berlutut dan penonton akan berteriak histeris, sebagian menangis dan perlahan banteng roboh.


Ada kalanya matador gagal menghujamkan pegangnya dan banteng menyeruduk matador biasanya bagian paha menembus ke perut. Jika demikian maka segera dilarikan ke ruang medis dan tidak jarang berujung ke kematian. Walaupun tangis para keluarga mengiringi kematiannya tapi sang matador telah melaksanakan tekadnya, membunuh atau dibunuh, sesuai la lidia.


Sejarah Sevilla

Pada 712 M Bangsa Moor datang ke Sevilla dan mengambil alih kota ini dari kaum Visigoth. Muslim Sevilla, yang disebut Ishbiliya, sempat menjadi taifas (kesultanan) terkuat di Spanyol setelah kekhalifahan Cordoba jatuh pada 1031. Pada saat itu raja penyair Al-Mutamid yang memegang tampuk pimpinan di Istana Alcazar.




Lima abad kemudian pasukan Islam dari Morocco, Almohad, menaklukkan Muslim Spanyol, dan menjadikan Sevilla sebagai ibukota kerajaan. Mereka juga membangun masjid yang besar, yang mana kini menjadi cathedral. Namun kekuasaan Almohad di Spanyol akhirnya ambruk, dan jatuh pada Fernando III dari Castilla pada tahun 1248.

Setelah itu Sevilla pun berkembang menjadi salah satu kota terbesar, terkaya dan disebut-sebut paling kosmopolitan di dunia. Mulailah tumbuh bangunan-bangunan bergaya Rennaissance dan baroque dan banyak seniman ternama Spanyol lahir di sini. Sebut saja pelukis Zurbaran, Murillo, Valdes leal serta pemahat Juan Martinez Montanes dan Pedro Roldan.


Era revolusi industri membawa kemajuan di satu sisi, namun juga melemahkan di sisi lain. Sevila pun jatuh dengan cepat ke tangan kaum Nasionalis pada awal perang sipil di Spanyol (1936), meskipun ada pertentangan terus menerus dari kelas pekerja yang sempat menimbulkan banyak korban. Dan pada 1980-an, saat Felipe Gonzales, seorang asli Sevilla (sevillano) menjadi Perdana Menteri, Sevilla pun resmi menjadi ibukota dari wilayah otonomi Andalusia hingga kini.

A Night at Seville

Museum Picasso di Malaga

Pada 30 September pagi, setelah breakfast yang lengkap dan mengenyangkan, kami tancap gas ke Sevilla melalui Malaga. Perjalanan dari Granada ke Malaga berjarak 130 km ditempuh 1,5 jam melalui highway. Jalan-jalan di kota ini relatif sepi, dan perjalanan kami amat lancar berkat bantuan alat GPS dan petunjuk jalan yang jelas.


Pantai Malaga

Malaga merupakan kota tua yang berpenduduk 556.000 lebih dan merupakan kota pelabuhan. Kota ini mempunyai kehidupan malam yang aduhai disertai berbagai bar. Kota ini mempunyai motto 'joie de vivre' yang artinya stay open until very late. Namun diakui bahwa Malaga masih kalah cantik dengan kota-kota pantai di dekatnya yaitu Marbella dan Costa Sol.

Three Mucisians (1921)

Sampai di Malaga, kami langsung menuju ke museum Picasso, yang beralamat di Palacio de Buenavista San Agustin, 8 29015 Malaga - Spain. Ph 34 902 44 33 77.

Museum dibuka setiap hari pada pukul 10 pagi hingga 8 malam, kecuali hari Senin, hari Natal dan Tahun Baru. Tiket masuknya seharga 6 Euro. Setiap hari Minggu ada tiket gratis setelah jam 3 sore. Di dalamnya terdapat fasilitas menonton film, ruang baca, perpustakaan, auditorium, toko buku, tempat penitipan barang dll.


Les Demoiselles d'Avignon (1907)

Kita dapat melihat 155 karya asli Picasso yang disumbangkan sebagian besar oleh menantu dan cucunya, yaitu artis Christine dan Bernard Ruiz Picasso. Dibangunnya museum Picasso membuat kota Malaga ini menjadi lebih dinamis dan berbudaya.

Pablo Ruiz Picasso dilahirkan di kota ini pada 25 Oktober 1881 di tengah-tengah keluarga seni. Ayahnya adalah seorang guru melukis. Pelukis bohemian ini pada mulanya bersekolah di jurusan Seni di Barcelona dan dari kecil bakat melukisnya yang extraodinary tersebut segera terlihat.


Portrait of Gertrude Stein (1905-06)

Ketertarikannya pada karya seni pahat Iberian dan topeng-topeng Afrika di Musee du Trocadero mempengaruhi karya-karyanya pada tahun 1906, seperti Self Portrait with a Palette dan Portrait of Gertrude Stein. Pada periode berikutnya, ditandai dengan karya terkenalnya, Les Demoiselles d'Avignon, Picasso membuat revolusi dalam karya seni rupa yaitu Kubisme.

Girl with a Mandolin (1920)

Setelah makan siang di pantai, kami pun tancap gas menuju Sevilla.

Dongeng dari Alhambra - Granada

Alhambra terletak di bukit La Sabika seluas 32 hektar. Orang menyebut istana ini sebagai 'the stuff of fairy tales which once you've visited, you'll long to return'.


Gerbang Alhambra

Dari luar, bangunannya seperti benteng merah tampak menakjubkan dengan pohon-pohon cypress dan elm di sekitarnya serta latar belakang pegunungan Siera Nevada yang sangat indah. Di dalamnya istana raja yang sangat cantik ditata. Istana Nasrid dan taman Generalife selayaknya taman firdaus. Air menjadi karya seni di sini dan tampak teduh dan tenang, jauh dari hiruk pikuk kota.


Alhambra dikunjungi 2,5 juta pelancong per tahun. Jadi sebaiknya kunjungi tempat ini pada pagi atau sore hari untuk menghindari kemacetan. Alhambra terdiri dari 2 bangunan utama yaitu Istana Nasrid dan Bangunan Alcazaba. Di dalam temboknya ada istana musim panas raja Spanyol Carlos V, Iglesia Santa Maria, dua buah hotel, toko buku dan souvenir.


Asal katanya dari bahasa Arab al-qala'at al-hamra (istana merah) dengan bangunan benteng dari abad ke-9. Pada abad ke-13 dan 14 Amir Nasrid mengubahnya menjadi istana, terletak di dalam kota kecil yang biasa disebut 'medina'. Medina juga ada di kota-kota besar Morroco seperti Marakesh, Fez dll.

Amir Yusuf (1333-54) dan Mohamad V (1354 - 59 kemudian 1362 -91) membangun istana nan megah Palacio Nazaries. Setelah kaum Nasrani menaklukan Alhambra kemudian masjidnya difungsikan sebagai gereja dan dibangun pula Parador de Granada.


Pada abad ke-18 Alhambra terbengkalai menjadi sarang pencuri dan pengemis. Sedang di zaman Napoleon dijadikan tangsi tentara dan hampir diledakkan. Pada tahun 1870 atas jasa baik penulis Amerika, Washington Irving, Alhambra dijadikan monumen nasional. Ia sempat tinggal di Alhambra pada tahun 1820 dan menulis buku yang terkenal, Tales of the Alhambra.

Setelah tahun 1870, dengan dukungan Unesco World Status, sedikit demi sedikit Alhambra diperbaiki bersama Taman Generalife dan daerah kota tua Albayyin.


Setiap hari dijual ticket 2000 buah, tetapi sebelumnya telah terjual melalui internet terutama musim Paskah dan musim panas. Ticket dapat dipesan satu tahun di muka pada www.alhambratickets.com. Harganya Euro 13, dan jika hanya mengunjungi taman seharga Euro 5. Kompleks ini tutup pada hari Natal dan Tahun Baru.



Jika memesan melalui internet pada saat kunjungan harus memperlihatkan kartu identitas dan referensi pesanan. Setiap tiket diatur waktunya tiap 30 menit, tapi setelah Anda masuk, Anda dapat tinggal sampai malam hari.


Palacio Nazaries

Ini adalah permata dari Alhambra yang disebut-sebut sebagai bangunan Islam paling brilliant di Eropa. Dengan ruangan-ruangan dan halaman yang indah, lapisan dinding stocco yang rumit, lantai yang cantik, langit-langit dengan pahatan kayu terbaik, serta kubah stalactite membuat karya bangunan ini memikat dari pola geomeris dan simbolisnya. Terdapat pula kaligrafi Arab terukir di sepanjang dinding stucco.


Terdapat pula The Mexuar, yaitu ruang lobby tempat para tamu menunggu diterima emir. Dari Mexuar kita masuk ke Patio Del Cuarto Dorado, sebuah rumah indah yang dikelilingi tembok di mana Emir menerima tamu. Di sebelah kirinya ruang emas Cuaro Dorado yang dibangun untuk Emir Yusuf I, sedang the Palado de Comares sebagai tempat tinggal resminya.


Di sebelahnya lagi dibangun Patio de Los Arrayanes dengan sebuah kolam rectangular yang sangat menawan. Bagian Selatan dari patio ini dibayangi oleh dinding dari Palacio de Carlos V. Di bagian Selatan dari Menara Comares terdapat Sala de la Barca (Hall of the Blessing) yang atapnya terbuat dari kayu cantik. Di sini terdapat Salon de Comares, ruangan di mana para emir bernegosiasi dengan utusan Kristiani. Bagian atap ruangan ini terdiri lebih dari 8000 kepingan kayu cedar dengan pola bintang yang melambangkan tujuh tingkatan surga dalam Islam.


Istana ini dilengkapi dengan pepohonan myrtuscommunis dan juga bunga-bunga yang indah harum semerbak, serta suasana yang nyaman. Kemudian, ada juga Hausyus Sibb (Taman Singa atau Patio de Los Leones), taman yang dikelilingi oleh 128 tiang yang terbuat dari marmer. Di taman ini pula terdapat kolam air mancur yang dihiasi dengan dua belas patung singa yang berbaris melingkar, yakni dari mulut patung singa-singa tersebut keluar air yang memancar.

Taman Singa

Di dalamnya terdapat berbagai ruangan yang indah, yaitu, ruangan Al-Hukmi (Baitul Hukmi), yakni ruangan pengadilan yang dibangun oleh Sultan Yusuf I (1334-1354). ruangan Bani Siraj (Baitul Bani Siraj), ruangan berbentuk bujur sangkar yang dipenuhi dengan hiasan-hisan kaligrafi Arab, ruangan Bersiram (Hausy ar-Raihan) yang terdapat pula al-birkah atau kolam pada posisi tengah yang lantainya terbuat dari marmer putih. Luas kolam ini 34 x 4 m dengan kedalaman 1,5 m, yang di ujungnya terdapat teras serta deretan tiang dari marmer.


Ada pula ruangan Dua Perempuan Bersaudara (Baitul al-Ukhtain atau Sala de Dos Hermanas atau Hall of Two Sisters), yaitu ruang yang khusus untuk dua orang bersaudara perempuan Sultan Al-Ahmar. Ruangan Sultan (Baitul al-Mulk); dan masih banyak ruangan-ruangan lainnya seperti ruangan Duta, ruangan As-Safa', ruangan Barkah, ruangan Peristirahatan sultan dan permaisuri serta di sebelah utara ruangan ini ada sebuah masjid yakni Masjid Al-Mulk.

Makan malam dengan latar belakang bukit yang menghadap Alhambra

Atas rekomendasi dari Lonely Planet, kami makan malam di El Aqua Casa de Jinos, yang beralamat di Placeta Aljibe Trillo, 7 Granada. Ph. 958 22 43 56 / 685 28 40 64.
Masakan khas di sini adalah Fondues, yaitu berbagai jenis makanan termasuk keju yang digoreng di meja makan.
 

Konspirasi di Granada

Granada termasuk salah satu dari sedikit kota di dunia yang beruntung dikunjungi jutaan pelancong pertahun sekadar untuk melihat permata kota itu yaitu Alhambra, sebuah tempat yang membawa mimpi dan misteri mewakili setidaknya delapan abad kebesaran peradaban Islam di Eropa.

Istana Alhambra

Kota Granada berpenduduk 265.000 dan berada di ketinggian 685 m. Kota yang namanya berarti kecantikan dan keindahan ini penuh dengan tapas bar yang hidup, flamenco dan berbagai bunyi bunyian, juga ada nyanyian seperti di film Ayat-Ayat Cinta. Kedai kebab dan teh dan bahkan masjid yang baru dibangun dari reruntuhan gedung tua nan artistik.

Tiba di kota ini, kami menginap di Carmen de la Alcubilla del Caracol, yang beralamat di: 
AIRE ALTA, 12 18009 Granada Espana, Ph. 958 21 55 51. Email: info@acubilladelcaracol.com.

Makan pagi dihidangkan pada sebuah cafe kecil, dilayani oleh seorang pemuda tampan dan ramah. Makanan khasnya adalah roti dilapisi keju, dan dibakar. Ruang makannya terbagi dua, sebagian di dalam, dan sebagian lagi di teras menghadap ke kota tua Albayyin.


Pemandangan dari rumah ke kota tua Al-Bayyin

Di siang hari kami makan di Ermita, yang beralamat di Centro Plza. Romanilla C/ Carcel baja 18001 Granada. Reservas: 958 27 00 29. 
Di restoran ini makanannya Barat, fusion, pelayanan cepat dengan suasana ringan dan modern. Awalnya kami memilih makan di luar, di bawah payung, namun tiba-tiba hujan mengguyur sehingga kami pun pindah ke dalam. Pulangnya kami membeli payung seharga 4 Euro.

Sejarah Granada panjang penuh dengan konspirasi, hedonism dan kisah cinta. Awalnya pada saat kekuatan Islam merebut kekuasaan dari Visigoth tahun 711, atas bantuan dari kelompok Yahudi. Enam abad kemudian saat wilayah Cordoba (1236 M) dan Sevilla (1248 M) jatuh ke kekuatan Katolik, para pemeluk Islam hijrah ke Granada dan Mohamad ibn Yusuf ibn Nasr mendirikan Emirrate sendiri yang kemudian lebih dikenal dgn sebutan Nasrid. Kesultanan Nasrid ini sempat jaya selama 250 tahun menjadi kota terkaya di Eropa yang memiliki para pedagang dan pengrajin berbakat.

Istana Alhambra

Kesultanan Nasrid yang terbentang dari Semenanjung Gibraltar sampai dataran timur Almeria merupakan sisa-sisa terakhir kejayaan Andalusia selama 3 abad, khususnya dengan adanya istana Alhambra. Masa keemasannya terutama pada masa Emir Yusuf I dan Mohammed V pada abad ke-14.

Pada abad ke-15 mulailah terjadi resesi ekonomi serta pergolakan politik dengan kekerasan pada saat suksesi kepemimpinan. Kubu Abu al-Hasan dan harem favorit Zoraya melawan kubu Boabdil, yang dipimpin putra Abu al Hasan dari istri Aixa. Tahun 1482 Boabdil resmi memberontak, hingga terjadilah peperangan.

Palacio Nazaries

Tentara Kristiani mengambil kesempatan. Mereka mengepung kota dan menghabisi desa-desa. Pada tahun 1491 mereka berhasil menduduki Granada. Setelah delapan bulan berunding Boabdil menyerahkan Granada dengan pengganti lembah Alpujarras dan 30.000 keping emas, serta perjanjian kebebasan beragama dan politik bagi penduduk. Tanggal 2 Januari 1492 monarki Kristiani dipimpin Isabel dan Fernando memasuki Granada secara resmi dengan menggunakan pakaian muslim. Kemudian mereka membentuk pengadilan di Alhambra selama beberapa tahun.

Diputuskan untuk mengusir kaum Yahudi dan juga kaum Muslim dari tanah Spanyol. Sejak itu Granada mengalami kemunduran yang amat pesat hingga terjadi Romantic Movement pada sekitar tahun 1830. Pada masa ini peninggalan-peninggalan kebudayaan Islam mulai direstorasi hingga menjadi objek wisata.


Senja Alhambra dari atas Bukit

Masih terdapat periode kelam berikutnya di Granada yaitu pada saat kaum Nasionalis mengambil alih Granada diawali dengan perang sipil. Saat itu diperkirakan 4000 orang yang menganut aliran kiri atau liberal dibunuh. Di antaranya ialah Federico Garcia Lorca, penulis paling terkenal di Granada. Dunia politik di kota ini memang didominasi oleh paham konservatif.